Raina sampai dirumah pada pukul sebelas malam, curhatan Agatha panjang lebar berhasil membuat dirinya harus duduk diam dan mendengarkan wanita itu. Saat sampai ternyata pas sekali berbarengan dengan mobil Rean yang baru berhenti.
Raina tidak menghiaraukan lelaki itu dan tetap melanjutkan langkahnya, dia sangat kesal terhadap Rean. Dirinya sudah mewanti Rean, bahkan tidak hanya sekali, tapi berkali-kali agar lelaki itu tidak terlambat pulang.
Namun, tidak hanya terlambat ponsel lelaki itu juga tidak bisa dihubungi sama sekali.
"Sayang,"
Rean langsung meraih lengan Raina, tetapi langsung dihempaskan oleh wanita itu.
"Sayang maafin aku, tadi.... " Rean tidak melanjutkan kalimatnya, dia tidak mungkin mengatakan jika Erina menghambatnya untuk pulang.
"Kamu sengaja ya Mas, mau bikin aku malu?"
"Sayang enggak gitu."
"Ya terus apa? Hp kamu nggak bisa dihubungi, dan kamu nggak pulang-pulang. Padahal kan kamu kemarin udah bilang iya."
"Sayang maafin aku?"
"Aku bakal maafin kamu kalau kamu ngasih tau alesan yang jelas."
"A-aku lupa...."
"Lupa? Mas aku kenal banget sama kamu, dan kamu itu bukan pelupa, masa iya aku udah ngingetin kamu berkali-kali masih tetep lupa. Terus kamu darimana? Nggak mungkin kan dari kantor sampai jam segini?"
"Sayang," Rean benar-benar sudah kehabisan ide untuk berbohong, dirinya ini bukanlah orang yang pandai merangkah sebuah alasan.
"Pekerjaan di kantor banyak banget." Sanggah Rean.
"Kamu tuh dari dulu bukan orang yang gila kerja, aku tahu kamu Mas. Kenapa akhir-akhir ini kamu berubah, kamu sering pulang malem. Kenapa Mas, coba deh ngomong sama aku?"
Rean terdiam, semuanya memang tidak bisa selamanya ia sembunyikan, pasti akan ketahuan pada akhirnya.
"Kalau emang ada masalah cerita sama aku, aku nggak suka kalau kamu nggak terbuka kaya gini."
"Maafin aku."
"Basi Mas!"
Setelahnya Raina langsung bergegas masuk ke dalam, berjalan menuju kamarnya dan tidak lupa mengunci pintu kamar dari dalam agar Rean tidak bisa masuk.
Dirinya tidak akan marah jika dari awal Rean mengatakan tidak bisa menemaninya ke pernikahan Fifi, tapi lelaki itu awalnya sudah menyanggupinya.
***
Mas Rean♥
Sayang dokumen meeting aku ketinggalan di meja kerja, tolong pesanin gosend buat anter kesini ya.
Raina melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 09.00wib, sedangkan pesan itu sudah dikirim dari pukul delapan. Tadi Raina sedang membersihkan loteng sehingga tidak melihat ponselnya.
Raina bergegas menganti bajunya, jika memesan gosend maka harus menunggu lebih lama lagi, jadi dia memutuskan untuk dia sendiri yang mengantarkannya. Karena itu pasti dokumen penting.
Meski masih sedikit kesal dengan Rean perkara kemarin, tetapi Raina tidaklah sekonyol itu mempersulit pekerjaan suaminya.
Dua puluh menit kemudian Raina sudah sampai di kantor suaminya, dengan segera dia melangkahkan kakinya masuk. Banyak juga yang mengenal Raina khususnya pegawai lama, sedangkan pegawai baru seperti sekretaris Rean tidak mengenalnya.
Di depan ruangan Rean sudah ada sekretsris yang kemarin menghadang Raina.
"Eh mbak jangan masuk ya."
"Mas Reannya ada di dalam?"
"Pak Rean sedang diluar, baru saja selesai meeting."
Raina menghela nafas kasar, dia sudah buru-buru kesini dan begitu sampai sini ternyata sudah terlambat. Meeting sudah selesai tanpa dokumen yang Raina bawa.
"Keluar kemana yang Mbak?"
"Saya kurang tahu."
"Kalau gitu saya masuk ya, saya beneran istinya mas Rean kok, kalo nggak percaya tanya aja sama mas Rean."
Raina berfikir untuk ngadem sebentar di ruangan Rean, dia tadi baru saja selesai membersihkan loteng dan langsung kesini tanpa beristirahat. Mungkin duduk santai sebentar dapat meregangkan ototnya.
"Maaf Mbak, tapi istrinya pak Rean kebetulan ada di dalam." kalimat itu membuat kedua alis Raina bertaut.
"Maksudnya?"
"Bu Erina istrinya Pak Rean ada di dalam Mbak."
"Erina? Mbak mungkin salah."
"Saya memang baru tiga bulan bekerja disini, tapi saya tahu istrinya Pak Rean, namanya bu Erina, mereka juga sudah punya anak kok Mbak."
Raina semakin dibuat bingung dengan apa yang sekretaris itu katakan, dengan segera dia melangkah masuk.
"Eh Mbak jangan sembarangan masuk."
Sekretaris itu menahan lengan Raina, tetapi Raina tidak mengubrisnya dan tetap melangkahkan kakinya masuk. Penasaran sekali dengan apa yang sebenarnya terjadi, sudah jelas jika Erina itu hanyalah mantan sekretaris Rean yang katanya Resign.
Lalu apakah hal yang sebenarnya terjadi?
...━━━━━ T O B E C O N T I N U E━━━━━...
SELAMAT SIANG, JANGAN LUPA PENCET TOMBOL LIKE DAN TULISKAN SEPATAH DUA PATAH KATA DI KOLOM KOMENTAR.
THANKS AND SEE YOU....
^^^Central java, 17 October 2021^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Rusiani Ijaq
wahhhhh Riana yg diselingkuhi tp aku yg deg degan sampai gemetar kaki dan tangan 😡
2024-03-09
0
Dewi Farida
ko aku yang degdegan ya..
2022-05-31
1
EMI aja
huh emosi menigkat tajam pingin nyabok rean pake sendal swalow biar kerasa hot ny hahaha
2022-04-23
2