Suara higheels mengetuk lantai terdengar mengema, sedang tangannya memegang sebuah paperbag berisi makanan yang ia masak sendiri. Hari ini Raina datang ke kantor milik Rean untuk membawakan lelaki itu makan siang, bekal yang sudah ia siapkan tadi pagi rupanya tertinggal. Setiap hari Rean membawa bekal yang dimasak oleh istrinya, kata Raina membawa makanan dari rumah lebih sehat dan higenis.
Meski seorang ibu rumah tangga, jangan bayangkan Raina pergi ke kantor suaminya memakai daster atau pakaian seadanya. Tentu baju yang dipakai Raina memiliki merk yang terkenal, tas berlogo huruf c yang berhadapan dan juga sebuah kacamata hitam bermerk bulgari flora tersemat.
Raina sangat-sangat jarang pergi ke kantor suaminya, jadi sekalinya datang harus berpenampilan yang tidak boleh memalukan.
Begitu akan masuk ke ruangan Rean yang berada di lantai paling atas, seseorang wanita menghadangnya.
"Maaf apakah mbaknya sudah membuat janji dengan pak presdir?" tanya wanita itu.
Raina melepaskan kacamatanya untuk memastikan siapa wanita itu, tetapi dia tidak mengenalnya.
"Maaf mbak siapa?"
"Saya Thalia sekretarisnya pak Presdir, biasanya jika ada tamu pasti membuat janji dulu." Thalia mengamati Raina dengan seksama, wajah yang asing karena dia memang baru pertama kali melihatnya.
"Kamu sekretaris baru ya?"
"Saya baru dua bulan bekerja disini."
"Ah begitu, saya istrinya—"
Belum sampai Raina melanjutkan kalimatnya Thalia sudah memotong, "Mohon maaf mbak apakah mbaknya sudah ada janji?"
"Saya sudah bilang saya istrinya! Apakah saya perlu membuat janji?"
Thalia kembali mengamati wajah Raina sebelum kembali menggeleng.
"Tapi istrinya—"
"Yaudah gini deh gini aja, saya titip ini tolong dikasih ke mas Rean. Ini isinya makanan."
"Baik Mbak."
Raina menyerahkan paperbag itu dan segera melangkahkan kakinya pergi, tujuannya kesini hanya untuk mengantarkan makanan. Jika harus berdebat lebih dalam lagi dengan sekretaris baru suaminya itu maka akan semakin lama lagi. Toh dirinya harus pergi menjemput Mikaila ke sekolah.
***
"Nggak ke kantin Thalia?"
Thalia memutar tubuhnya dan mendapati Tari, sang sahabat berada di depannya. Tari ini adalah seorang akuntan di perusahaan ini sekaligus sahabat dekat Thalia. Bersama-sama dengannya masuk kesini yaitu tepat dua bulan yang lalu.
"Bentar mau ke pak bos dulu, mau ngasih titipan."
"Titipan dari siapa?"
"Enggak tau deh, ngakunya sih istrinya. Tapi aku curiga, mungkin wanita tadi selingkuhannya."
"Sekingkuhan? Masa sih? Emang kaya apa?" jika urusan gosip menggosip Tarilah jagonya.
"Ya cantik, tinggi juga, pokoknya jauh deh sama istrinya Pak Rean."
"Emang lo pernah liat istrinya pak Rean?"
"Pernah, dua kali dia datang ke ruangan pak Rean, aku juga pernah denger mereka ribut-ribut. Tapi ya bukannya gimana-gimana, menurutku sih lebih cantik selingkuhannya yang baru aja dateng, mana pakaiannya branded semua lagi."
"Ya wajarlah! Yang namanya pelakor itu kerjaannya mempercantik diri dandan yang cantik sama perawatan terus. Dia nggak mikirin anak urusan rumah tangga atau yang lainnya, ya pasti cantik lah."
"Orang kaya tuh ya, kalau kaya bebas lakuin apa aja apalagi. Apalagi modelan pak Rean yang gantengnya nauzubilah, udah pasti simpenan dimana-mana."
"Tapi lo beneran udah liat istrinya pak Rean? Kok gue belum sih."
"Udah Tari!"
"Kaya apa orangnya?"
"Bu Erina tuh ya gitu, cantik sih. Tapi mukanya galak."
"Namanya Erina?"
"Iya."
"Loh kok kayaknya namanya bukan itu."
"Orang namanya Erina, dia sendiri cerita kalau dia itu tadinya juga sekretarisnya Pak Rean, tapi karena cuti melahirkan jadinya aku direkrut buat gantiin dia."
"Oh gitu."
"Eh tapi lo jangan ngomong ke siapa-siapa ya, soal apa yang gue ceritain!"
Tari mengangguk, dirinya memang sering mengosip tetapi teman gosip yang ia percaya juga hanyalah Thalia ini. Kalau yang lain mah sudah pasti meleber kemana-mana.
"Iya! Yaudah aku kasih ini dulu."
Thalia beranjak mengetuk pintu ruangan Rean dengan hati-hati, begitu ada perintah untuk masuk barulah dirinya membuka pintu dan melangkahkan kakinya.
Didapatinya Rean tengah sibuk dengan berbagai dokumen di tangannya.
"Ada apa?" tanyanya tanpa sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari dokumen.
"Ini pak tadi ada orang dateng ngaku istri bapak, tapi dia bukan Bu Erina. Terus dia nitipin ini, katanya isinya makanan."
Rean mengangguk, "yaudah taro aja disitu."
"Baik pak, saya permisi."
...━━━━━ T O B E C O N T I N U E━━━━━...
SELAMAT SIANG, JANGAN LUPA PENCET TOMBOL LIKE DAN TULISKAN SEPATAH DUA PATAH KATA DI KOLOM KOMENTAR.
THANKS AND SEE YOU....
^^^Central java, 14 October 2021^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Rusiani Ijaq
wahhhhh dasar laki bejatnya bejat aja semoga nanti kalau sh ditinggalkan sama Raina loe jd bangkrut rean. Krn sekarang msh selingkuh dan blm ketahuan msh jaya Krn ada doa istri yg setia tp ketika istri setia tdk LG mendoakan kamu disitu lah karma atas perbuatan mu berjalan. semoga author nya berpihak PD istri yg di hianati
2024-03-05
0
Sukliang
hahahaha istrri sah dikira selingkuhan karna lebih cantik
selingkuhan dikira istri sah
2022-12-28
0
Bu Jumaeda
gereget banget sih, yg namany pengkhianat dan pelakor paling benci, apa sebab si Rean koq selingkuh, pdhal dah punya anak yg lucu
2022-05-25
2