Bab 4
Selepas magrib, Sari dan tim telah bersiap di ruang meeting menanti Pak Arya datang. Setiap anggota mendapat salinan rencana liputan.
Bagas membaca salinan yang ia terima, seketika keningnya berkerut dan memandang ke arah Sari dengan heran,
" Sar, ni serius kita mo ngeliput ini gak salah ni?" Tanyanya setengah tidak percaya
" Iyaa ... dua rius malah gas, kenapa?" Jawab Sari enteng sambil menyiapkan materi yang lain.
" Gila aja aku kok ngeri ngeri sedap gini sih, bisa kita ganti nggak ni?" Tanya Bagas lagi
" Apa yang perlu kita ganti?" Sahut Pak Arya yang tiba-tiba muncul di dalam ruangan mengagetkan Sari dan yang lainnya
" Eh, anu ini pak materi liputan nya." jawab Bagas tergagap
" Saya setuju kok, kenapa harus diganti ini menarik," kata Pak Arya
Semuanya hanya terdiam, perkataan Pak Arya adalah mutlak bagi seluruh karyawan. Keputusannya absolut tidak bisa tergantikan.
Bagas hanya bisa terdiam saat Pak Arya mengatakan hal itu. Jujur dia kurang setuju ide perubahan konsep program ini, tapi karena kewajiban mereka untuk mempertahankan sponsor mau tidak mau Bagas terpaksa mengikutinya.
Rapat persiapan liputan dimulai, Sari memaparkan rencana peliputan yang akan dilakukan beserta jadwal rencana kerja mereka. Pemaparan Sari dilanjutkan oleh Doni yang menjelaskan tugas masing-masing anggota tim. Pak Arya mendengarkan dengan serius setiap pemaparan yang diberikan Sari dan Doni.
" Bagus, saya suka kerja kalian besok siang semua tim sudah harus bersiap dan berangkat." kata Pak Arya menanggapi
" Akomodasi dan yang lainnya gimana pak?" Tanya Sari
" Biasa kamu urus di bagian keuangan besok bawa sopir juga mobil kita sendiri supaya memudahkan perjalanan kalian dari satu tempat ke tempat lain." perintah Pak Arya yang langsung dicatat Sari
" Oke meeting malam ini saya rasa cukup, besok saya mau ada laporan di meja saya." kata Pak Arya sambil berlalu
Sari, Doni, dan Bagas membereskan ruangan meeting sementara yang lainnya sudah berpamitan untuk pulang.
" Abis ini kita jalan yuk." ajak Bagas
" Kemana?" Tanya Sari sambil merapikan file dan membawanya keluar meeting.
" Biasa cafe kesayangan, tempat kesayangan manggung." jawab Bagas sambil tersenyum
Bagas hampir setiap malam mengunjungi kafe tempat dimana biasa para mahasiswa berkumpul, dekat sebuah universitas swasta di jalan Imam Bonjol. Sebenarnya dia kesana punya maksud mendekati sang biduan yang juga seorang mahasiswi. Tapi Bagas masih belum berani menyatakan cinta pada pujaan hatinya.
Cuaca malam ini kurang mendukung, hujan sepertinya akan segera turun. Sari, Doni dan Bagas tiba di kafe yang dituju. Mereka memesan beberapa cemilan dan tentu saja kopi untuk menghilangkan rasa penat seharian bekerja.
Tak berapa lama pesanan mereka datang, aroma kuat kopi yang menguar membuat mereka segera menyesap kopi dari cangkir masing-masing.
" Jadi kapan kita berangkat, beneran ni besok siang?" Tanya Bagas
" Rencana sih gitu, paling telat sore lah kita dah cabut." jawab Sari
" Langsung ke desa itu atau gimana?"
" No, kita ke Cirebon dulu aja mampir ke rumah saudaraku disana abis itu baru kita nerusin ke desa tujuan kita."sahut Sari
" Lho kok ke Cirebon, bolak balik dong kita?" Tanya Bagas lagi
Sari menatap Bagas lalu menghela nafas panjang.
" Kamu mau kita ngeliput tanpa persiapan setidaknya kan ada orang yang bisa anter kita kaya tour guide gitu." jawab Sari
" Bener tuh, masa iya kita main nyelonong aja ke rumah orang tanpa permisi Gas," sahut Doni yang sedari tadi asyik dengan ponselnya berselancar di dunia maya.
" Lagian inget ini liputan mistis, aku nda mau gegabah turun ke lapangan tanpa pendamping dan bekal apa pun." kata Sari lagi
" Aduh bener juga itu wah belum mulai aku dah merinding aja niih bawaannya." ucap Bagas
" Eh trus kita ke Cirebon mo ngapain Sar, cuma mo temu kangen sama sodara lu aja nih?" Tanya Doni sambil terus memainkan ponselnya
" Aku niatnya minta tolong sama sepupu buat anter kita ke desa itu kebetulan istrinya orang sana asli, nah lumayan kan kita udah punya jalan buat deketin sesepuh desa sana." jawab Sari
" Otak mu cerdas banget si Sar, pantes jadi kesayangan komandan." ujar Doni
" Bilang gitu lagi gue sambit lu pake kursi Don." balas Sari kesal
Doni dan Bagas tertawa melihat sahabatnya kesal. Mereka memang senang sekali menggoda Sari, kedekatan mereka terjalin sejak bekerja di stasiun televisi swasta. Sejak awal diterima sebagai karyawan mereka selalu berada di tim yang sama.
Doni fotografer dan kameramen handal juga teman Sari sejak SMA, gayanya yang sok ke Betawi an padahal dia asli orang Demak. Rambutnya keriting dan kulit sawo matang membuatnya terlihat manis dengan tahi lalat yang menghiasi sudut bibirnya.
Sementara Bagas Yang bertindak sebagai kepala produksi dikaruniai wajah tampan sempurna dengan mengenakan kacamata minus nya. Tubuh atletisnya dan rambutnya yang selalu tertata rapi membuat siapa pun wanita akan terpesona padanya.
Sayang meski dikaruniai kesempurnaan fisik Bagas tidak pernah sekalipun memiliki kekasih. Hal ini karena sebenarnya Bagas hanya menyukai Sari tapi ia selalu menutupi perasaan nya di depan Sari.
Sari sendiri bukannya tidak mengetahui Bagas menyukainya hanya saja ia belum ingin terikat pada suatu hubungan yang namanya berpacaran.
Sari memang cantik wajah blasteran indo jawanya dengan mata coklat cantik dan kulit putihnya jelas memikat pria manapun. Rambut ikal bergelombang dan tubuh sintal paduan sempurna yang diberikan Tuhan kepadanya.
Berteman dekat dengan Doni dan Bagas membuat Sari merasa memiliki keluarga baru.
Cahaya dari kilat mulai tampak menghiasi langit, jam telah menunjukkan pukul sepuluh malam.
" Don, balik yuk takut kehujanan nih." kata Sari sambil menghabiskan kopinya
" Yah Sar... belum juga si doi manggung." kata Bagas sedikit kecewa
" Ya udah, kamu disini aja ... aku sama Doni balik duluan ya." ujar Sari sambil merapikan isi tasnya.
" Eh, aku ikutan balik aja deh yuk cabut." sahut Bagas
" Lha, kamu nda nunggu si doi manggung katanya kangen dia?" Tanya Sari keheranan
" Aku lebih takut kehilangan kamu Sar." sahut Bagas menunjukkan senyuman khasnya
" Hhhmm…lagak lu Gas ... takut kehilangan tapi kagak nembak-nembak Sari." kata Doni geli sambil memukulkan topi yang dikenakannya
" Aku dah nembak Don, Sari nya aja yang belum mau...ya kan Sar?" Tanya Bagas sambil mengerlingkan matanya pada Sari
Sari tersenyum dan tertawa kecil,
" Belum saatnya, kalau kamu mau nunggu mungkin kita bisa jadian."
" Serius, bener nih Sar mau... mau... aku mau nungguin kamu, mpe kapan tapi jangan kelamaan yak keburu tua saya." kata Bagas kegirangan
Doni dan Sari pun tertawa melihat sahabatnya yang satu itu.
" Dah ah jangan dibahas lagi, yuk balik dah gerimis ni," sahut Sari
Mereka meninggalkan kafe itu segera karena memang hujan mulai turun. Dengan memakai mobil fasilitas kantor, mereka bertiga pun pulang.
Doni diantar terlebih dahulu karena memang rumahnya berjarak lebih dekat dari kafe. Dia tinggal bersama ibu nya saja karena ayahnya meninggal tiga tahun lalu.
Tinggallah Bagas dan Sari berdua dalam mobil. Bagas sesekali melirik menatap Sari yang terdiam.
" Sar...kamu nda takut tinggal sendirian di rumah kontrakan?" Tanya nya memecah keheningan
" Takut sih, api gimana lagi." jawab Sari
" Perlu aku temenin nda," goda Bagas
Sari beralih menatap Bagas, dan memukulkan tangan pada nya.
" Mo mati kamu enak aja nemenin, bisa digerebek warga sekampung nanti."
" Hahahaha….namanya juga usaha Sar, kali aja boleh lumayan pendekatan kita syukur dinikahin sekalian ma warga." sahut Bagas sekenanya
" Nda usah dibahas lagi Gas."
" Iya...iya…"
Tak lama mereka sampai di rumah kontrakan Sari. Hujan semakin deras, Bagas turun memayungi Sari sampai di pintu depan.
" Aku balik ya kalau ada apa-apa call me...okey...besok aku jemput berangkatnya." kata Bagas sambil berpamitan.
" Oke, hati-hati Gas."
Bagas menjawab dengan mengacungkan ibu jarinya, dan segera berlalu karena hujan semakin deras.
Sari membuka pintu rumahnya, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling. Sepertinya masalah kebocoran sudah teratasi. Ia membawa tubuh penatnya ke kamar untuk membersihkan diri.
Malam ini petir tidak seganas kemarin suaranya masih terdengar bersahabat. Sari masih berkutat dengan laptopnya dan bahan liputan. Sesekali ia mencari bahan pendukung melalui Google search.
Jam menunjukkan waktu lewat tengah malam. Sari merasakan sesuatu yang sedikit mengganggunya. Perasaan aneh yang sering dia rasakan akhir-akhir ini. Rasa perih, dingin, panas seolah menusuk sisi samping kiri tubuhnya.
Rasa itu membuatnya tidak nyaman, ia memutuskan untuk menutup laptopnya dan beranjak tidur. Rasa itu semakin menguat membuatnya gelisah. Sari mencoba untuk tidur dan memejamkan matanya.
Sesaat kemudian ia terlelap. Sari merasakan sebuah sentuhan lembut di pipinya, lembut sekali dan berbulu. Itu buku terhalus yang pernah ia rasakan. Seperti buku boneka tapi halus seperti satin, lembut. Sentuhan itu seolah mengusap pipi kirinya membuatnya terasa nyaman sekali.
Bulunya halus sekali mirip bulu kucing...apa...kucing...aku takut kucing…
Batinnya
Sari terkejut dan langsung terbangun. Ia membuka matanya tapi tidak mendapati apa pun di dekatnya. Yang ada malah ia mendapati listrik yang mati, gelap dan hanya diterangi cahaya dari luar jendela.
Sari terkesiap, dia bermimpi tapi seperti nyata. Dia bahkan merasakan buku halus itu menyentuh pipinya. Jantungnya mulai berdegup kencang merasakan keganjilan yang dia alami.
Sari berusaha mengabaikannya dan menyalakan lampu emergency lamp yang sudah dipindahkan dekat ranjangnya.
Tiba-tiba Sari mencium aroma yang aneh di hidungnya. Bulu kuduknya meremang, ia menyadari sesuatu yang ganjil sedang terjadi. Bau itu terasa menyengat, ini bau kemenyan.
Ya Allah...apa lagi ini…, kata Sari dalam hati
Sari mulai ketakutan, ia hanya bisa terus berdoa melantunkan ayat-ayat suci Al Quran yang dia hafal dalam hati berharap keganjilan ini segera pergi.
Matanya sesekali memindai sekelilingnya, ia takut jika tiba-tiba muncul sesuatu yang menakutinya. Mulutnya terus melantunkan doa entah sampai berapa lama hingga akhirnya ia pun terlelap tidur kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
jadi anyang-anyangan yang di kafe ini cuma hoax, Gas?
2022-12-30
3
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
gak jadi tampan sempurna deh, karena kacamata minusnya
2022-12-30
0
yamink oi
👍👍👍
2022-07-19
1