Sari terkejut dan seolah membeku dalam ketakutannya. Suaranya seolah menghilang, tubuhnya gemetar menatap ngeri wajah yang terpantul dari cermin di depannya.
Wajah yang mengerikan, waktu seolah membeku dan membuat nya semakin lama menatap wajah sang penari. Wajah yang begitu mirip dengannya. Suara keran air seolah berhenti suasana sunyi senyap seperti sebuah ruang hampa. Yang Sari dengar hanyalah,
" Tolong aku..."
Airmata Sari mengalir tanpa bisa dibendung, rasa takutnya membuatnya tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun dan hanya bisa menangis. Keringat dingin pun bercucuran membasahi tubuhnya.
Doni yang merasa khawatir dengan keadaan Sari yang begitu lama dalam toilet akhirnya nekat menyusul ke dalam sambil memanggil nama Sari.
" Sar...Sari..udahan belum, ditungguin Bagas ini,"
Tidak ada jawaban dari Sari yang masih membeku dalam ketakutannya. Doni yang penasaran akhirnya masuk dan mencari Sari. Dia menemukan Sari yang termangu di depan cermin sambil menangis,
" Astaghfirullah...ni anak malah diem aja disini, Sar lu nda apa-apa kan ?" tanya Doni yang sebenarnya khawatir dengan keadaan sahabatnya itu
Sari perlahan bisa menggerakkan kepalanya ke arah Doni, ia masih shock dengan apa yang baru saja dialami nya. Dengan lemah dia menggelengkan kepalanya pada Doni, membuat Doni terkejut melihat keadaan Sari
" Ya Allah, kenapa lagi lu...makanya gue bilang juga apa Sar takut kan lu sekarang ?" kata Doni lagi
Sari masih belum bisa bicara, Doni segera meraihnya dalam pelukan menenangkan Sari yang semakin terisak. Ia pun segera membawa Sari keluar dari toilet.
Doni membawa Sari duduk di sebuah bangku kayu tak jauh dari pintu masuk toilet,
" Kenapa lagi, cerita ma gue ?" tanya Doni
" Tadi, aku lihat perempuan yang sama dalam mimpiku Don...ngeri, mukanya nyeremin banget," jawab Sari
Doni mendengus kesal dan menggelengkan kepalanya,
" Cckk...Sari...Sari, kebawa kan ke dunia nyata. Dah mulai sekarang lu jangan deh buka buku itu lagi, kita bisa cari bahan dari lapangan."
" Kalau lu masih penasaran juga ma tu buku, kita buka dan baca bareng-bareng biar dihantuin bareng dah kita semua. Rame-rame dihantuin kan nda berasa takutnya," kata Doni mencoba bercanda gara sahabatnya itu tertawa
Rupanya candaan Doni berhasil dan membuat Sari sedikit mengembangkan senyumnya. Doni pun ikut tersenyum melihat sahabatnya kembali tersenyum. Bagas yang khawatir dengan keadaan Sari menyusul mereka berdua.
" Lama amat sih kalian, nda ada apa-apa kan?" tanya Bagas
" Biasa...Sari melow, butuh pelukan dia untung gue siap sedia dua puluh empat jam," jawab Doni sekenanya dan sukses mendapat pukulan di bahunya dari Sari.
Bagas hanya mengerutkan keningnya berusaha mencerna perkataan Doni.
" Dah...nda usah dipikir dalem, becanda gue masa iya mo nikung temen ndiri...nda level, kecuali Sari nya mau ndiri dengan sukarela," kata Doni tertawa karena melihat Bagas menunjukkan rasa tidak sukanya
" Iiiish...dah ah, cabut yuk nda enak ma Pak Adit ni," ajak Sari
Sari pun berlalu meninggalkan mereka diikuti kedua sahabatnya. Benar saja Pak Adit sudah menunggu dengan raut wajah tidak menyenangkan.
" Lama banget sih...kalian buang waktu kalau begini caranya !" seru Pak Adit
" Maaf pak, tadi agak mules sayanya," kata Sari sedikit berbohong
Perkataan Sari berhasil membuat Pak Adit terdiam. Tanpa banyak bicara Pak Adit segera masuk ke dalam mobilnya, diikuti dengan yang lain. Mereka pun kembali melanjutkan perjalanannya.
Di dalam mobil Sari berusaha memejamkan matanya, membuat dirinya rileks. Bagas mengambil buku milik Sari dan menyimpan buku itu dalam tas miliknya.
Sejenak ia memandang ke arah Sari, ia berharap semua akan baik-baik saja selama liputan berlangsung. Mengingat banyak kejadian aneh dan ganjil yang mengawali perjalanan liputan mistis perdana mereka.
I don't feel good, I hope everything is fine....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
yang bikin seru sih pak Adit
2022-12-31
1
💮Aroe🌸
kaget😰
2022-01-14
1
Anak Rantau
tikung2
2022-01-11
1