Bab 3
Sari memasuki selasar ruangannya dengan bersusah payah. Doni rupanya sedari tadi sudah menunggunya, ia tersenyum melihat Sari datang,
" Yang ditunggu datang juga nih." sapanya sambil mengambil alih kopi pesanan miliknya
" Eeeh, bawain sekalian kenapa Don, demen amat nyiksa temen." protes Sari
" Sori...lupa." sahutnya sambil memberikan senyuman konyol pada Sari
Sari hanya bisa menggelengkan kepalanya,
" Yang lain kemana nih?" Tanya Sari
" Noo….lagi di briefing ma komandan." jawab Doni sambil menunjuk ke arah ruangan kepala departemen.
" Hah...briefing, nah kamu ngapain disini aku nda ikutan dipanggil kan?" Tanya Sari was-was
" Mana mungkin komandan briefing kesayangannya, paling nti Sar private briefing." goda Doni sambil tertawa
" S****...bosan hidup kau rupanya." balas Sari sambil melemparkan buku ke arah Doni
" Ampuuuun….aku takut, ada bidadari ngamuk." seru Doni tertawa
Tak lama kemudian beberapa orang yang mengikuti briefing bersama kepala departemen keluar dengan wajah masam. Pak Arya kepala departemen baru terlihat ikut keluar bersama yang lainnya, ia tampak sedang mencari seseorang dan pandangannya terhenti pada Sari
" Sari...ke ruangan saya." Perintahnya
Sari terkejut mendengar namanya dipanggil, ia membulatkan matanya dan menoleh ke arah Doni. Tatapannya dibalas Doni dengan gerakan bibir..mampus loe...diikuti tawa kecil darinya.
Sari segera mendekati Pak Arya dan ikut masuk dalam ruangannya. Mata Pak Arya menatap Sari dengan tidak bersahabat, seolah Sari telah berbuat kesalahan yang sangat besar,
" Sari...menurutmu kenapa kamu saya panggil?" Tanya Pak Arya
" Maaf pak, saya tidak tahu,"
Pak Arya menghela nafas panjang lalu berkata,
" Duduk, saya mau membahas masalah serius tentang program acara kita."
" Maksudnya gimana ya pak, saya belum paham ini?" tanya Sari
" Program acara kita tentang journey to the east jeblok... rating turun... sponsor minta pertanggung jawaban dari kita atas kerugian mereka."
" Hah...kok bisa ya pak, padahal program kita Minggu lalu sempat jadi idola lho, ratingnya juga bagus." sahut Sari heran
" Kamu tahu kenapa, gara-gara kelakuan host kesayangan kita yang mencela budaya orang lain seenaknya, kamu gimana sih milih host. Apa gak ada orang lain lagi selain dia" kata Pak Arya kesal
" Ehm….sebenarnya dia kandidat cadangan pak, host yang saya pilih sedang menyelesaikan kontrak dengan televisi lain, baru bulan depan dia bisa kita kontrak pak." Jawab Sari
" Terlalu lama kalau harus menunggu bulan depan, sponsor kita tidak mau terima alasan seperti itu." kata Pak Arya sambil memijat kepalanya
" Kita teruskan program itu tapi kita ubah konsepnya bagaimana pak?" Usul Sari berhati-hati
" Konsep apa yang kamu tawarkan ?"
" Masyarakat sekarang cenderung senang dengan hal-hal berbau klenik, mistis, dan saudaranya pak... gimana kalau konsepnya berubah dari petualangan survival menjadi petualangan mistis." kata Sari menjelaskan
Pak Arya hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti, sejurus kemudian ia terdiam lalu menatap Sari.
" Ide bagus... kerjakan sekarang, tugasmu sementara menjadi host acara ini ... saya tunggu progres nya sore ini."
" Hah...sore ini pak?" tanya Sari memastikan
" Iya sore ini."
" Baik pak, kalau begitu saya permisi dulu…" pamit Sari disambut anggukkan kepala dari Pak Arya
Sari keluar dari ruangan Pak Arya dengan hati was-was. Sebenarnya Sari hanya asal bicara demi menyelamatkan dirinya dari ocehan Pak Arya tapi ternyata usulnya diterima.
" Gimana, private briefing nya lancar Sar?" Tanya Doni tertawa
" Iiish...kepo deh." Sari duduk di kursinya dengan kasar, ia menghela nafas panjang.
" Don...Pak Arya minta kita ubah konsep journey to the east dari petualangan survival ke petualangan mistis." kata Sari yang berhasil membuat Doni terkejut
" Hah...kok bisa?"
" Aku yang ngusulin...daripada kena omelan nda punya ide,ya udah asal aja aku usulin gitu." jawab Sari sambil memijat keningnya
" Gila...lu kenapa nda mikir dulu sih, main ganti konsep mistisberani lu ma demit?" Seru Doni kesal pada Sari
" Ya nda gitu Don, kita kan harus ganti kerugian sponsor naah satu satunya jalan yang banyak peminatnya ya horor... mistis dan supranatural... cuma itu aja yang terlintas di benakku." kata Sari melakukan pembelaan
" Iya juga sih, masyarakat kita demen banget hal-hal begituan tapi apa lu dah punya bayangan belum kita mo angkat topik apa ni buat episode pertama?" Tanya Doni penasaran
" Tau deh, aku juga bingung mikirnya." jawab Sari
Kepalanya terasa semakin berdenyut memikirkan perubahan konsep program yang diusulkan.
Doni mendekati kubikel tempat Sari bekerja tanpa sengaja ia menyenggol paper bag Sari yang berada di atas meja kerjanya.
Bruuugh…,
Isi paper bag Sari berserakan di lantai,
" Ccckk...pake acara jatuh segala si ni kantong." gerutu Doni
Doni memunguti barang-barang milik Sari yang berserakan di lantai. Ia tertarik dengan sebuah buku besar yang ikut ada dalam paper bag itu.
Buku itu lumayan cukup tua sepertinya, tampak dari kertasnya yang mulai menguning dan sedikit robek disana sini.
" Sar...ni punya lu bukan?" Tanya Doni penasaran
Sari membuka matanya yang terpejam dan menoleh ke arah buku di tangan Doni.
Sari terkejut melihatnya,
" Eh...darimana kamu dapat ni buku?" Tanya Sari
" Lah bukannya ni buku lu Sar? ni ada di dalam paper bag lho."
" Oh ya... perasaan tadi pagi cuma masukin beberapa buku doang, buku ini masih ada di meja waktu aku pergi." sahut Sari sedikit kebingungan
" Hah serius lu Sar, jangan bercanda kenapa hawanya jadi serem sih." kata Doni sambil bergidik merasakan bulu kuduknya meremang
Sari hanya terdiam tidak menjawab. Seribu tanya ada dibenaknya, rasanya sungguh tidak masuk akal. Siapa yang menaruh buku itu dalam paper bag nya. Mbak Pur kah?
Dengan perlahan Sari membuka halaman demi halaman dan berhenti pada halaman yang mengulas sintren.
" Buku apaan sih itu?" Tanya Doni sambil memaksa melihat kembali cover depan buku.
" Tau ni, ada orang kirim paket ke rumahku... katanya buku ini punyaku yang tertinggal di kosannya, tapi aku nda merasa pernah punya buku beginian Don." jelas Sari sambil terus membaca
" Eh... mungkin ini pertanda gimana kalau kita jadikan dasar cerita buat episode selanjutnya." usul Doni
Sari menghentikan bacaannya, lalu menjentikkan kedua jarinya
" Ide bagus Don...niih.kita ulas tentang ini…" kata Sari sambil menunjukkan bab yang sedang ia baca.
Doni tersenyum dan segera mengacungkan dua ibu jarinya. Mereka pun bergegas membuat proposal untuk dijadikan bahan materi liputan bersama berdasarkan kan buku tua yang misterius itu.
Menjelang sore semua proposal dan bahan pendukung telah siap, Sari segera menuju ke ruangan Pak Arya untuk melaporkan usulan rencananya.
Pak Arya menerima proposal yang dibuat Sari dan membacanya dengan teliti halaman per halaman. Sesekali dia mengerutkan keningnya tapi kemudian menyunggingkan senyum di sudut bibirnya. Sementara Sari menunggu respon Pak Arya dengan harap-harap cemas.
" Bagus.uwaya setuju...ini bagus...kapan kamu berangkat kesana?" Tanya Pak Arya mengagetkan Sari
" Hah... setuju pak ... oooh yaa mungkin, lusa pak...saya dan tim belum membahas persiapan liputan.' jawab Sari
" Tidak ada waktu lagi, saya mau malam ini juga kita meeting." perintah Pak Arya
" Malam ini pak...eeehmm…"
" Kenapa, kamu keberatan karena kuliahmu?"
" Ehhm...bukan, pak... iya... baiklah, aya akan siapkan meetingnya malam ini."
" Jam tujuh tepat on time, ingat itu." kata pak Arya dengan tegas
Sari menganggukkan kepalanya dan berpamitan keluar ruangan. Dia segera memanggil anggota tim lainnya untuk segera membantunya menyiapkan ruangan meeting.
Ini akan jadi malam yang panjang dan melelahkan untuk Sari dan timnya. Sebuah proses awal menuju sebuah liputan misteri perdana bagi Sari dan tim.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
hahahaha 😂
mati kau, malam ini juga gak tuh
2022-12-30
1
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
ya, ya... masyarakat Indonesia malah suka hal-hal yang lebih bulshit lagi. Semakin bulshit, semakin naik ratingnya 🤣
2022-12-30
1
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
seh, gak tau diri...
2022-12-30
1