Bab 2
Drrt...drrrt... drrrt…
Suara ponsel bergetar di atas meja membangunkan Sari dari tidurnya. Dengan mata tertutup ia berusaha meraih ponselnya yang sedari tadi tidak berhenti bergetar.
"Goedemorgen lieverd je slaapt nog?"
( Selamat pagi sayangku kau masih tidur?)
Sari mengerutkan keningnya dan memegang kepalanya yang pusing,
" Morgen mam, hoe laat is het?"
( Pagi Mom, jam berapa ini?)
" Zeven uur Indonesische tijd schat en twee uur in de ochtend hier."
( Pukul tujuh waktu Indonesia sayang dan jam dua dini hari waktu di sini.)
" Dan apa yang Mom lakukan sepagi ini?" Tanya Sari
" Mom merindukanmu sayang bisakah kau kembali ke Amsterdam saja, kau bisa meneruskan kuliahmu disini Dad akan memberimu posisi bagus di perusahaan kita." pinta mom Adeline, ibu Sari dari seberang sana.
" Mom, kita sudah membicarakan hal ini bukan aku ingin mandiri di sini, mungkin nanti jika aku sudah bosan dengan kehidupan di sini aku akan pulang Mom." jawab Sari sambil menyandarkan tubuhnya ke bantalan sofa.
Rupanya semalam Sari tertidur di ruang tengah setelah melihat buku itu.
" Kau yakin bisa mengatasi kerasnya hidup disana sendiri sayang?"
" Tentu Mom aku yakin percaya padaku."
" Baiklah mom bisa apa jika itu keinginanmu tapi ingatlah satu hal sayang jika terjadi sesuatu cepat hubungi kami oke?"
" Okey mom tentu saja."
" Selamat bekerja sayang... jaga kesehatanmu ya, Mama houdt van je."
( Mom mencintaimu..)
" Bedankt mam... ik hou ook van jou Gegroet aan papa daar."
( Aku juga mencintaimu Mom… salam untuk Daddy disana.)
Sari meletakkan ponselnya di meja bersebelahan dengan buku besar yang aneh itu. Sari menatap buku itu saat Mbak Pur, asisten rumah tangganya datang membuka pintu.
" Eh non Sari, sudah bangun non?" Tanya Mbak Pur
" Ehm, datangnya pagi sekali mbak?"
Tanya Sari sambil terus menatap ke arah meja
" Iya non semalam kan hujan pasti bocor kan disini, jadi mau beberes dulu." jawab mbak Pur
" Iya….tuuu liat, banyak banget yang bocor mbak." sahut Sari sambil menunjuk ke arah beberapa ember penampungan
" Ya Allah, kok banyak banget saya panggil mas Ali aja ya non buat betulin atap yang bocor." kata mbak Pur
" Ya mbak atur aja... nanti biayanya berapa tinggal bilang aja ke saya." jawab Sari
" Oya mbak, ini buku siapa ya... saya kok belum pernah lihat buku ini?" Tanya Sari penasaran
Mbak Pur melangkah mendekati Sari dan melihat ke arah meja,
" Ooh itu… kemarin ada yang anter buku ini mbak, katanya buku milik mbak Sari yang ketinggalan di kos nya." jawab mbak Pur
" Hah….serius mbak, siapa yang kesini ini bukan buku saya lho?"
Sari terkejut karena memang dia tidak memiliki buku seperti itu.
" Laki-laki yang anterin mbak... ngganteng lagi orangnya, tinggi, putih, gagahlah pokoknya." jawab mbak Pur
" Siapa namanya mbak?" Tanya Sari
" Waduh lupa nanya he mbak, lha wong pas nerima yang saya liatin muka ma senyum nya aja." jawab mbak Pur sambil tertawa
" Heeee….dasar kemayu, nda bisa liat barang bagus dikit." sahut Sari gemas
" Mumpung mbak, rejeki jangan ditolak."
Mbak Pur dan Sari pun tertawa bersamaan.
Sari beranjak dari tempat duduknya dan bersiap untuk berangkat ke tempat kerja. Mbak Pur sudah menyiapkan sarapan seadanya, nasi goreng telor ceplok plus mentimun kesukaannya sudah cukup buat mengganjal perutnya di pagi hari.
Sari menyantap nasi gorengnya sembari mengecek beberapa pesan masuk di ponselnya. Tiba-tiba pesan masuk dari Doni, fotografer timnya.
Meeting jam sembilan….jangan lupa...Oya bawakan aku kopi latte yak...Bagas pesen es cappucino...Rara, ice americano...Ahmad, juga sama cappucino... jangan lupa si bos besar caramel latte with extra choco…
Sari terkekeh melihat list pesanan di ponselnya, ia membalas pesan itu
Gokil kalian….dipikir aku jualan kopi...bayarnya gimana nii...masa iya aku terus yang traktir... bangkrut dompet gue...
Doni membalas lagi pesan nya,
Biasaa… kasbon...lu kan tajir Sar...jangan itung-itungan sama temen…
Sari hanya bisa menggeleng kan kepalanya. Sari bukan tipe wanita yang pelit apalagi jika yang meminta teman-teman nya, karena ia sadar disini Sari hidup sendiri setidaknya mereka adalah pengganti ayah dan ibunya yang berada jauh di Amsterdam.
Jam sudah menunjukkan pukul tujuh Sari meraih tas nya dan segera berangkat,
" Mbak Pur, saya berangkat dulu ya... jangan lupa dikunciin semua kalau si Ali sudah selesai betulin gentengnya."
Pesan Sari pada Mbak Pur yang sedang mencuci pakaian di belakang.
" Siap non, hati-hati di jalan." sahut Mbak Pur sambil berusaha mengejar Sari untuk mengantarkan nya pergi.
" Naik apa non berangkatnya?"
" Biasa, ojek online Mbak." jawab Sari
" Makanya non, cepet punya gebetan biar ada yang antar jemput." sindir Mbak Pur sambil tertawa
" Cckk ... no tukang ojek online juga suka anter jemput berarti dia pacar Sari dong."
Mbak Pur dan Sari spontan tertawa lagi bersama.
Tak berapa lama ojek online pesanan Sari datang. Ia pun segera pergi meninggalkan Mbak Pur sendiri.
" Eman-emane….cantik, bule, kok ya nda laku-laku tho, cckk... mesak ne yo." gumam Mbak Pur
Sari menuju ke salah satu pusat perbelanjaan besar di area Simpang Lima. Ia harus mampir membeli pesanan kopi tadi. Sari memberikan catatan pada kasir dan membayarnya.
Suasana coffee shop pagi ini lumayan ramai mungkin karena kopi sudah merupakan suatu keharusan dan gaya hidup milenial. Sekitar lima belas menit Sari menunggu pesanannya datang juga.
Dengan sedikit kesusahan Sari membawanya menuju kantor tempat ia bekerja tak jauh dari coffee shop.
Tangannya penuh dengan pesanan kopi dan paper bag, Sari sedikit kesulitan untuk menekan tombol lift. Hingga akhirnya seorang pria berbaik hati menekankan tombol lift untuknya.
" Lantai berapa mbak?" Tanya pria itu sopan
" Lantai 5 mas." jawab Sari
Pria itu tersenyum pada Sari dan menekan tombol 5. Mereka berada dalam lift hanya berdua membuat suasana sedikit canggung bagi Sari.
" Mbak kerja disini?"
" Iya,"
" Sudah lama mbak?"
" Baru aja kok, sekitar tiga tahunan."
" Lumayan lama dong."
Sari hanya mengangguk dan tersenyum. Pria itu tampak mencuri pandang pada Sari tapi dirinya tidak memperdulikan pria itu.
Tiiiing…..
Pintu lift terbuka di lantai lima, Sari berpamitan pada pria itu tak lupa juga ia berterima kasih padanya.
Pria itu tersenyum menatap kepergian Sari hingga menghilang dari pandangannya,
" Kita akan bertemu lagi... aku akan pastikan itu terjadi... Sari,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Sintia Wati
siapa sih diaaa... jngn berniat jahat ya masszeee..
2023-03-18
2
Mia Roses
Reread ka Lia, dulu bacanya buru-buru, sekarang pingin nikmatin pelan-pelan. Pasti lebih asyik kalo dibukukan petualangan Sari dari awal sampe akhir 😍
2023-02-06
1
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
protagonis pria-kah dia?
2022-12-30
1