Bab 6

Pak Arya memanggil semua anggota tim untuk berkumpul di ruang meeting melakukan briefing akhir. Pak Adit sebagai perwakilan sponsor juga turut hadir, ia didampingi bersama dua orang asistennya.

Bak konferensi meja bundar mereka berkumpul mengitari meja dalam ruang meeting. Pak Arya berdiri di depan sementara Sari dan Pak Adit duduk berseberangan. 

" Selamat pagi semuanya...kita langsung saja memulai briefing pagi ini, sebelumnya perkenalkan...ini Pak Adit perwakilan sponsor acara kita, beliau akan ikut serta dalam liputan untuk memantau kalian langsung. " Kata Pak Arya memulai briefing 

" Bagas...estimasi liputan selesai bagaimana, dua Minggu terlalu lama menurut saya...bisa diselesaikan dalam waktu satu Minggu kah ?" Tanya Pak Arya pada Bagas sebagai kepala produksi

" Tergantung situasi lapangan nanti pak, tapi kalau hanya 1 Minggu itu sulit pak, tapi kami akan mengusahakan supaya bisa seefektif mungkin." Jawab Bagas

Pak Arya hanya menganggukkan kepalanya, menurutnya juga waktu satu Minggu jelas tidak mungkin bisa dicapai belum lagi kendala lapangan. Ia ingin semuanya sempurna.

Setelah beberapa lama membahas persiapan dan pelaksanaan, akhirnya briefing berakhir. Sebelum pergi Pak Arya mengajak tim untuk melakukan doa bersama yang dipimpin Bagas sebagai kepala tim produksi.

" Baiklah….selamat bertugas rekan-rekan, jaga kesehatan dan hati-hati di jalan." Kata Pak Arya melepas tim

...----------------...

Sari dan tim nya segera membereskan segala keperluan mereka. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang Bagas memanggil timnya untuk berkumpul,

" Oke saya beri waktu kalian sampai jam dua siang...kita ketemu di lobi, saya harap semua keperluan dan peralatan pendukung liputan sudah siap. " Katanya dengan tegas

" Oke siap." jawab timnya bersamaan termasuk Sari.

" Sar...mo balik rumah sekarang?" Tanya Bagas

" Uhm...anterin bisa kan ?" Tanya Sari balik yang disambut anggukan kepala dari Bagas

" Don...aku balik dulu ambil pakaian, kamu siapin peralatan pendukung ma keperluan kita di mobil satu nya yaa," perintah Bagas pada Doni 

Doni menjawab dengan mengacungkan ibu jarinya ke atas. Sari dan Bagas segera berlalu meninggalkan Doni karena harus mengejar waktu. 

" Oya Gas...bisa kita ke Pandanaran dulu, mo beli oleh-oleh ni buat saudara disana, masa iya kita dateng nda bawa apa-apa kan ?" Pinta Sari tak lama setelah mobil mereka keluar dari pelataran gedung

" Oke...aku juga tadi mikir gitu, keduluan kamu deh," sahut Bagas 

Bagas mengarahkan mobilnya ke daerah jalan Pandanaran, pusat oleh-oleh terkenal di kota Semarang. Setelah memarkirkan kendaraannya tak jauh dari salah satu toko buku ternama di Indonesia, Bagas turun menemani Sari belanja. 

Pilihan Sari jatuh pada bandeng presto Juwana, wingko babat yg termahsyur dengan cap keretanya dan juga sedikit lumpia Semarang. Tak lupa juga ia membeli tiga kotak brownies panggang kesukaan Tante Ana dan Mang Aa.

" Kayaknya dah cukup deh Gas, yuuk pulang ?" Ajak Sari pada Bagas

" Udahan ni...kirain mau borong setoko sekalian Sar," ledek Bagas pada Sari

Bayangkan saja Bagas sampai kewalahan membawa tas berisi belanjaan oleh-oleh yang dibeli Sari, tangannya penuh membawa barang belanjaan di tangan kanan dan kiri.

Sari yang merasa bersalah melihat Bagas yang kewalahan hanya tersenyum dan membantunya membawakan beberapa kantong. Semua oleh-oleh itu langsung dimasukkan dan ditata ke bagasi belakang mobil. 

" Dah berapa lama kamu nda mudik ke Cirebon Sar ?" Tanya Bagas

" Lama banget, terakhir waktu mom mau berangkat ke Amsterdam...sekitar lima atau enam tahun lalu." Jawab Sari

" Hah….lama amat, kamu nda pernah kesana lagi ?" Tanya Bagas lagi

" No...hanya saling berkirim pesan aja sama sepupuku paling sesekali kita video call aja."

" Oooh gt…trus ni dah kasih kabar belum, jangan bilang kamu lupa ?"

" Aaaah...itu, kamu bener aku lupa," jawab Sari yang membuat Bagas memukulkan tangan ke kemudinya

" Deeeeh, Sari...Sari...kabarin dulu gih !"

" Iya...sorry, terlalu fokus ni ma liputan mpe lupa." 

Sari segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi saudara nya disana. Setelah menunggu beberapa detik tersambung juga dengan Tante Ana, Sari pun memberitahukan padanya tentang kedatangan Sari dan tim ke kota Cirebon malam nanti.

Mereka tiba di depan kontrakan Sari, Bagas ikut turun membantu Sari untuk membawa barang-barang kebutuhan Sari selama di Cirebon.

Mbak Pur sudah menyiapkan beberapa pakaian di dalam kamar Sari, tinggal di pak dalam koper begitu juga dengan barang-barang pribadi lainnya.

Sembari menunggu Sari, Bagas duduk di ruang tengah sambil membuka buku tua yang tergeletak di atas meja. Bagas yang penasaran meraih buku itu dan membukanya. 

Ada desiran aneh yang menyelimuti perasaan Bagas, sesuatu yang dirasakannya tidak pada tempatnya.

Kenapa feeling ku nda enak gini yaa...ini bukannya buku yang diceritain Doni kemarin, buku ini aneh..kebetulan yang tidak masuk akal, batinnya

Bagas membuka halaman demi halaman dari buku tua itu, sebuah tulisan tangan menarik perhatian Bagas. 

Danique Van Leeuwen...kekasihku cintaku dan hidupku sekarang dan selamanya

" Siapa Danique mungkin dia pemilik buku ini ? Tapi, ini ditulis dengan tinta yang aneh, kenapa belepotan seperti ini...dan warnanya memudar seperti bukan terbuat dari tinta," gumam Bagas

Tiba-tiba Bagas merasakan semilir angin melewati wajahnya seperti ditiup seseorang, ia mencium aroma bunga yang membuat bulu kuduknya meremang. 

Bagas merasakan perubahan suhu disekitarnya, ia berusaha mengabaikan dan terus membuka halaman berikutnya.

Dia menemukan sebuah foto tua yang terselip sempurna di antara halaman. Foto seorang wanita dengan pakaian jaman Belanda dulu, cantik sekali dengan senyum khasnya.

" Foto siapa ini, kayak pernah lihat dimana ya...tunggu dulu...ini mirip banget sama Sari, apa ini mom Adeline ?" Kata Bagas bergumam sendiri lagi

Ia memandangi foto lawas itu dengan lekat, seolah tersihir dengan kecantikan wanita di dalam foto Bagas menerawang jauh memasuki dimensi lain dalam foto. 

Wanita cantik berdiri tak jauh darinya ia tersenyum dan memanggil manggil nama Bagas untuk mendekatinya. Bagas terlena dengan wajah cantiknya, ia bergerak mendekati dan berusaha meraih wanita cantik yang semakin mendekatinya dan tiba-tiba,

Bruuuuugh…

" Bagas….kamu ngapain sih ?" Teriak Sari sambil memukulinya

Bagas yang tersadar dari lamunannya terkejut mendapati dirinya yang sedang memeluk Sari dan mereka terjatuh bersamaan di sofa.

 Mbak Pur yang tidak sengaja melihat adegan itu langsung berteriak dan menutup mata dengan jari yang tetap terbuka,

" Astaghfirullah….non, haduuuh mata saya ternodai ini, wis Ndang nikah wae to non," seru Mbak Pur

Bagas tersentak kaget,

" Eh lho...Sari, sorry aku nda bermaksud begini, tadi aku…aaargh...ada apa ini ?" Ujar Bagas yang kebingungan

" Cepet bangun…" teriak Sari

Bagas segera menarik tubuhnya dari atas Sari dan segera duduk di sisi lain sofa,

" Kamu kenapa sih...aku panggil diem aja malah main peluk-peluk gini ?" Kata Sari dengan kesal

" Kamu manggil aku... kapan...aku nda denger Sar, beneran dan maaf aku nda bermaksud begitu sama kamu," sahut Bagas yang merasa bersalah pada Sari

" Mas ganteng ni... main tubruk non Sari aja...halalin dulu dong mas Bagas," kata Mbak Pur sambil tersenyum pada kedua orang didepannya 

" Mbak Pur...bisa diem nda, Sari potong gaji bulan depan mau ?" Ancam Sari sambil melirik tajam ke arah Mbak Pur 

" Weits...jangan non, ampun ya deh saya pura-pura nda liat aja...Monggo dilanjut non," kata Mbak Pur bergegas pergi meninggalkan Bagas dan Sari

Sari menatap Bagas yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi barusan, ia melihat sehelai foto tua dilantai tak jauh dari kakinya. Penasaran Sari memungut foto itu dan terkejut,

" Lho ini kan…."

" Eeeh...Sar, jangan dilihat bahaya." sergah Bagas pada Sari

" Kenapa memangnya, Gas ?"

" Naaah itu tadi aku lihat foto itu…tu foto nda beres Sar,"

" Iiissh...ngaco kamu, nda beres gimana sih ini foto lama Tante aku, Danique Van Leeuwen."

" Hah... serius, mirip kamu ya Sar ?" 

" Iya ….kata mom juga gitu, dah lah yuuk cabut keburu sore kita nti," kata Sari

Sari memasukkan kembali foto itu kembali dalam buku tua dan membawanya dalam paper bag. Buku itu memang akan dijadikan panduan bagi Sari untuk bahan rujukan liputan.

" Sar, aku minta maaf yaa...kejadian tadi beneran aku nda bermaksud apa-apa," kata Bagas sambil memegang tangan Sari sebelum mereka melangkah keluar pintu

" Iya….aku dah maafin kok, aku tahu kamu nda sengaja...yuuk ah cabut," kata Sari

Bagas tersenyum lega, ia takut Sari menganggapnya pria mesum dan bisa menggagalkan harapannya menjadi kekasih hati Sari.

" Mbak Pur...Sari berangkat yaa, jaga rumah baik-baik.." seru Sari 

Mbak Pur berlari mendekati Sari arah dapur,

" Iya non... hati-hati yaaa...mas Bagas tolong jagain non Sari yaa...jangan main nyosor aja inget lho," pesan Mbak Pur yang sukses membuat wajah Bagas memerah

" iiish….Mbak Pur, apaan sih...dah Sari berangkat yaa, assalamualaikum..." pamitnya

" Waalaikumusaalam…" jawab Mbak Pur

Sari dan Bagas berlalu dan meninggalkan Mbak Pur yang masih termangu di pintu depan,

" Duh Gusti...paringono selamet buat non Sari juga temen-temennya... perasaanku ko nda enak yaa." gumam Mbak Pur

Terpopuler

Comments

༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐

༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐

part ini bikin aku ternganga ampe bingung mau komen apa, pengalaman mistis yang kayak gitu justru bikin bulu kuduk merinding 🤧

2022-12-31

2

yamink oi

yamink oi

😘😘😘

2022-07-19

1

Ananda Trizna

Ananda Trizna

ada kaitannya dengan tantenya sari nihh

2022-03-24

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!