Sari dan tim beserta Mang Aa dan Mas Hendra tiba di area Keraton Kasepuhan Cirebon di daerah Kasepuhan, Lemahwungkuk sekitar lima belas menit dari kediaman Tante Kurnia.
Setelah mendapatkan tempat parkir Sari dan tim memasuki area wilayah Keraton. Tidak ada aturan yang mengikat ketika memasuki area Keraton Kasepuhan, hanya saja setiap pengunjung harus menjaga kesopanan dalam tingkah laku dan bicara.
Keraton Kasepuhan merupakan bangunan keraton tertua di Cirebon. Terdiri dari dua kompleks utama yaitu Dalem Ageng Pakungwati yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana pada 1430 dan Keraton Pakungwati yang didirikan pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Zainul Arifin.
Sari dan yang lainnya disambut hangat oleh Kang Yana yang rupanya sudah menanti kedatangan mereka di halaman depan keraton.
Bagas meminta Ahmad dan Doni untuk mengambil gambar yang sekiranya bisa digunakan untuk tambahan liputan mereka.
Kang Yana dan Mang Aa langsung terlibat obrolan serius, sesekali Kang Yana memandang ke arah Sari dan yang lainnya. Kang Yana menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan sesekali menunjukkan tangannya ke arah dalam keraton.
Sari sedikit tidak nyaman dengan suasananya, tubuhnya terasa mulai berat kepalanya pusing seperti ada ruang hampa yang menghimpit dan menulikan telinganya. Ia memutuskan untuk meninggalkan yang lain dan berjalan masuk sendiri ke dalam keraton.
Memasuki halaman depan yang dikelilingi tembok bata merah,Sari melangkahkan kakinya. Meski Sari sering menolak untuk pergi tapi setiap ia datang kembali ke tempat ini ia selalu saja merasakan kerinduan pada tempat yang merupakan inspirasi dari kerajaan kerajaan islam Mataram pada jaman dulu.
Sari mulai merasakan hawa aneh yang menuntunnya terus berjalan dan berhenti pada patung sepasang harimau putih yang berada di area utama keraton.
Patung tersebut adalah sebuah perlambang keluarga besar Pajajaran.
'' Itu perlambang keturunan Prabu Jaya Dewata." Kata seseorang mengagetkan dirinya.
Sari menengok ke arah laki-laki tampan dengan berpakaian batik Mega mendung khas Cirebon. Usianya mungkin sekitar tiga puluhan.
" Ooh, ya terimakasih atas infonya." Jawab Sari
" Kamu datang sendiri?" Tanya lelaki itu
" Ndak kok rombongan, mereka ada di luar."
" Mau ikut keliling sama saya nda, saya bisa antar kamu menjelajahi keraton lho, bisa dibilang saya hafal karena sering main kesini." Kata lelaki itu menawarkan jasanya.
" Boleh, siapa namamu?" Tanya Sari
" Panggil saja saya Bayu." Jawabnya sambil mengulurkan tangan pada Sari
" Aku Sari, baiklah kita mulai darimana ni?"
Lelaki bernama Bayu itu tersenyum, lalu mengajak Sari mengikutinya untuk melihat satu demi satu bangunan yang ada di area keraton Kasepuhan.
Bayu mengajak Sari menuju area yang berada di sisi kiri komplek keraton. Bangunan tersebut tampak seperti candi pada jaman Majapahit.
" Ini namanya Siti Inggil dibangun pada tahun 1529 pada zaman pemerintahan Syekh Syarif Hidayatullah atau yang lebih kita kenal Sunan Gunung Jati." Kata Bayu mulai menerangkan kepada Sari.
Sari mengabadikan bangunan itu melalui kamera ponselnya. Ia mulai sedikit menikmati kunjungannya kali ini mendapatkan tour guide yang jauh dari kesan mistis baginya.
Sari dan Bayu berkeliling kompleks Siti Inggil, Bayu terus menjelaskan tentang kelima bangunan yang berdiri di area ini sementara Sari hanya menyimak. Sesekali ia mengambil gambar yang menurutnya menarik.
Bayu cukup tampan di mata Sari hingga ia iseng mengambil secara candid beberapa foto dalam pose berbeda Bayu.
" Not bad." Gumam Sari sambil melihat foto candid jepretannya
" Maaf ?" Tanya Bayu mendengar gumaman Sari
" Ooh...nda, cm liat hasil foto aja yuuk lanjut." Ajak Sari sedikit gugup
Bayu pun tersenyum dan kembali mengajak Sari ke sisi lain keraton. Ada sesuatu yang menarik bagi Sari ketika berjalan melewati tempat bertuliskan Sumur Kejayaan.
Sari mendekati tempat itu, ia penasaran ingin melihatnya kedalam. Namun seseorang menarik tangannya menghentikan niat Sari untuk memasuki area itu.
" Jangan kesana, kamu gak liat ada larangannya?"
Ternyata Bayu yang menarik tangan Sari, ia cukup terkejut karena wajah Bayu berubah menjadi tidak menyenangkan baginya.
" Eh, larangan...kenapa?"
" Lihat ada papan peringatannya kan, ini area yang tidak boleh dimasuki oleh perempuan, jika melanggar akan ada hal buruk terjadi." Jawab Bayu
" Iyakah, maaf aku nda tau tentang itu." Kata Sari menyesal sambil kembali menatap ke arah area Sumur Kejayaan.
...----------------...
" Sar….Sari….woy, lu kenapa ada disini ? Kita mpe bingung nyariin malah lu nya bengong dimari." Kata Doni
" Eeh...lho, kamu kok disini Don bukannya tadi aku…" tanya Sari keheranan
" Lha ni bocah, yang harus nanya tu gue...lo ngapain disini?" Tanya Doni lagi
" Aku tadi diajak muter ma Bayu, itu lho cowok yang pake baju batik Mega mendung lha dimana dia sekarang tadi ada disini?" Jawab Sari keheranan
" Bayu...siapa dia, dari tadi gue gak liat siapapun disini kecuali lu yang lagi melongo kaya orang bingung." Sahut Doni mulai kesal
" Eh, beneran lho tadi si Bayu tu ada disini aku nda bohong." Ujar Sari mulai kebingungan.
" Dah ah yuuk ikut, Mamang lu nyariin tuh dia nunggu di sumur pancuran tujuh." Ajak Doni segera pada Sari
Sari yang kebingungan akhirnya mengikuti Doni. Ia kembali menatap ke arah sumur itu sambil mencari keberadaan Bayu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Mia Roses
baca part ini sambil bayangin lg di wilayah keraton, merinding
2024-01-08
0
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
Nah kan 🙄
si Bayu itu mencurigakan
2023-01-25
0
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
nakal kamu ya 😌
2023-01-25
0