Bagas sangat mengkhawatirkan keadaan Sari yang terlihat pucat pasi setelah mengalami mimpi buruk. Ia memutuskan untuk berhenti sejenak di rest area pertama dalam tol Trans Jawa. Ia menghubungi Ahmad dan Pak Adit, untuk masuk ke dalam rest area.
" Gimana Sar, dah mendingan ?" tanya Bagas
" Lumayan Gas, cuma masih gemeter aja ni...rasanya kayak beneran mimpinya," jawab Sari seraya menyeka keringat di wajahnya
" Lu ngapain si pake baca tu buku segala, repot ndiri kan jadinya...dah jangan dibaca lagi tu buku, gue jadi merinding tau !" kata Doni dengan sedikit meninggikan suaranya
" Iya deh...lha trus kita dapet darimana bahan kalau nda baca buku itu ?" protes Sari
" Eh Sar, tumben lu oon banget siiii bahan liputannya kita cari di lapangan lah...besok kan sodara lu katanya mo anter kita kan jd tour guide, nah nanya lah ma dia gimana...masa iya sih sodara lu kagak ngerti tentang sintren ?" ujar Doni, ia tampak sedikit kesal dengan Sari.
" Doni bener tu Sar, kamu terlalu terobsesi ma buku itu aku kan sudah ngingetin kamu tadi di rumah buku itu ngeri, " kata Bagas menimpali
" Inget kan tadi aku gimana di rumah kamu ?" tanya Bagas pada Sari
" Eh, ada apaan mang tadi dirumah Sari...wah, parah lu Gas nyuri start ya ?" tanya Doni
" Hush...ojo ngawur, kita nda ngapa ngapain juga Don cuma kecelakaan dikit...ya kan Sar ?"
kata Bagas sambil memberikan kedipan mata ke arah Sari
" Iyaaa...kecelakaan kecil, mpe main peluk segala." jawab Sari sekenanya
" Heeem...curi kesempatan dalam dana umum lu Gas," sahut Doni yang diikuti tawa ketiganya.
Pak Adit rupanya memperhatikan gerak gerik ketiganya, ia menunjukkan raut wajah kurang senang pada mereka. Akhirnya ia pun memutuskan untuk mendekati dan bergabung dengan mereka bertiga,
" Hai...boleh saya gabung ?" tanyanya sopan
" Eh Pak Adit, Monggo pak...boleh dong...maaf kita terpaksa berhenti di sini sebentar pak, Sari agak kurang enak badan." kata Sari pada Pak Adit yang disambut senyuman darinya
" Kamu sakit ?" tanya Pak Adit
" Nda kok, cuma kurang enak badan aja dikit," jawab Sari
" Oh gitu...ya sudah yang penting kamu baikan lagi, abis ni kita berangkat biar waktu juga tidak terbuang banyak." kata Pak Adit
" Iya pak siap, selepas ashar kita berangkat lagi." sahut Bagas
Sari meminum segelas teh manis hangat yang dipesankan Bagas untuknya. Pak Adit yang sedari tadi terus mencuri pandang ke arahnya membuat Sari sedikit tidak nyaman.
" Don, anterin yuk...mau ke toilet ni," ajak Sari pada Doni
" Tumben, kan sekarang jadi takut kan lu...makanya nurut ma gue." kata Doni kesal
" Iya...iya...buruan,"
" Hiiish...nda sabaran amat si bocah, Gas gue anterin kesayangan dulu yak tenang...aman gue jagain," ujar Doni meminta ijin pada Bagas
Bagas hanya memberikan kode dengan tangannya sementara matanya menatap terus ke arah ponselnya, ia sibuk menjawab pesan masuk dari Pak Arya.
Jika Bagas tidak memperhatikan lain halnya dengan Pak Adit, matanya seolah tidak lepas dari gadis cantik blasteran Indo Belanda yang berjalan menjauh darinya bersama Doni.
" Don, aku ko nda nyaman ya sama Pak Adit dari tadi dia ngeliatin aku mulu," kata Sari pada Doni mengungkapkan rasa ketidaknyamanannya
" Lha ya wajar lu cantik siapa yang nda suka liat lu Sar, gue juga suka liatnya," goda Doni
Sari langsung melayangkan tinjunya ke lengan Doni,
" Iiiiish...kamu, malah becanda serius ni," kata Sari kesal, Doni pun tertawa
" Iya... iya...buruan sana, kita berangkat abis ini Bagas kirim pesan ni barusan."
" Iya..."
Sari pun bergegas masuk ke toilet untuk sekedar membasuh wajahnya. Segarnya air membuat dirinya sedikit tenang.
Tiba-tiba Sari merasakan sesuatu yang menyakiti tubuhnya lagi. Rasa yang sama ketika ia merasakan hal ganjil. Sesaat ia tidak memperdulikan hal itu, namun kemudian kelebatan bayangan yang dipantulkan cermin di depannya membuatnya terkejut
Sari tersentak kaget, dan segera menengok ke belakang tapi tidak ada seorang pun disana. Ia hanya mendengar suara kran air yang dibuka. Jantungnya berdegup kencang karena yakin merasakan hal ganjil di dekatnya.
Ia kembali membasuh wajahnya berharap semua hanya perasaannya saja. Dan ketika ia kembali menatap cermin, seorang wanita berpakaian penari dengan wajah pucat dingin sebeku es dan luka yang menghiasi wajahnya telah berdiri dibelakangnya.
Sari tercekat dan membeku dalam ketakutannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
lebih serem yang berkelebat sih daripada yang nongolnya jelas 😅
2022-12-31
1
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
hiiiyyyy..... aku merinding
2022-12-31
2
༄ᴳᵃცʳ𝔦εᒪ࿐
kayaknya ada something nih pak Adit
2022-12-31
1