...Di BANDINGKAN...
Mama mau mengadakan arisan di rumah, karena ketiga pembantu kami sedang cuti, dan hanya ada Bi Aminah di rumah, Mama menyuruhku untuk membantu Bibi di dapur, sementara Rubia adalah wanita karier yang sibuk bekerja.
" Bi, ini Ayamnya mau diapain ? " Tanya ku sambil membersihkan tiga ekor ayam yang sudah di potong.
" Di goreng serundeng aja, Non " Jawab Bi Aminah, menyiapkan adonan bakwan tahu.
" Non, ikannya sekalian di cuci " Seru Bi Aminah meminta tolong.
" Siap , Bi. " Jawabku sigap.
" Untung ada, Nona yang membantu . Kalau sendirian, Saya bisa KO " Gerutu Bi Aminah.
" Biasanya kalau arisan begini, sengaja masak banyak lauk, kalau tidak habiskan mubazir " Celetuk ku, mengingat betapa susahnya aku untuk bisa makan ayam, masak ayam hanya di hari tertentu saja.
" Biasa kalau ada sisa banyak, Nyonya Besar akan membagi-bagikan ke anak jalanan " Seru Bi Aminah, sambil mengoreng bakwan tahu.
" Sebenarnya , hati Nyonya sangat baik, cuma kadang suka gampang terhasut. " Kata Bi Aminah.
"Hahahhahahah " Padahal aku tidak pernah menjelekan Mama.
Karena memasak sambil mengobrol, kami sampai tidak sadar, tahu-tahu semua bahan sudah selesai di masak. Meski capek tapi seru juga, sesekali tidak masalah masak sebanyak itu, tapi kalau tiap hari, kayanya aku gak bakalan kuat, pasti tepar.
" Sisanya, biar saya yang selesaikan " Seru Bi Aminah sambil mencuci piring.
" Tapi....." Bi Aminah menyela ucapanku," Gapapa, Non. Non Mauriel bersiap-siap aja " Katanya memberi saran.
" Aku, sudah mandi kok " Jawabku cepat, jangan-jangan karena memasak, aku tubuhku jadi bau keringat.
Aku mengendus-ngendus mencium aroma tubuhku sendiri, " tidak bau, sama sekali "pikirku.
" Hahahhahaha " Bi Aminah tertawa karena melihat tingkahku.
" Saya, tidak bilang Non Mauriel bau, Saya bilang Non bersiap-siap, maksudnya tuh, ganti baju " Kata Aminah
Aku memakai stelan t-shirt dengan celana jeans, dan memang terlihat sangat sederhana, tapi apa masalahnya.
" Kata Bibi, mending ganti deh " Celetuk Bi Aminah memberi saran.
" Ya....udah deh " Sahut ku bergegas mengganti baju, karena sebentar lagi teman-teman arisan Mama datang.
Tiga Puluh Menit kemudian
" Mauriel " Kata Mama sambil melambaikan tangannya.
" Iya, Ma " Jawabku sambil menghampiri Mama dan teman-temannya.
" Jeng.....jeng....kenalin, Namanya Mauriel " Seru Mama, memperkenalkan aku kepada teman-temannya.
" Siapa, jeng ? " Tanya teman Mama yang bernama Indah.
Belum sempat Mama menyahuti Indah, sudah di dahului oleh Temannya yang bernama Noni.
" Pembantu baru ya , jeng " Celetuknya sambil melihat penampilan ku dari atas sampai bawah.
" Hush.....sembarangan, dia itu isterinya Leon, menantu di rumah ini " Jawab Tante Indah.
" Uppsss....maaf jeng, habis...." Seru Tante Noni memandang rendah diriku.
Wajah Mama seketika malu campur Marah, kesel karena Noni bicara sembarangan, dan Malu karena melihat penampilan ku seperti seorang pembantu.
Suasana menjadi hening, tidak ada yang berani berbicara.
" Aku pulang " Seru Rubia dari luar, sontak semua mata tertuju kepada dirinya, Wajah Rubia yang cantik, dan terlihat glowing, pakaiannya yang fashionable, dan tas yang dia pakai mempunyai branded. penampilan yang sangat sempurna, inilah menantu Keluarga Alexander yang sesungguhnya.
Teman-teman mama saling berbisik satu sama lain, tidak ada yang berani berbicara.
" Siapa, dia ? " Tanya Tante Ina memberanikan diri untuk bertanya.
" Hallo, Tante " Sapa Rubia dengan ramah.
Rubia adalah orang yang supel, dan cepat membaur dengan yang lain.
" Siapa, namanya ? " Seru Tante Novi sambil menyentuh pipi Rubia.
" Rubia, Tante " Jawab Rubia sambil tersenyum.
" Nama yang cantik sama seperti wajahnya " Sahut Tante Novi, Rubia hanya memberinya sebuah senyuman.
" Jeng " Kata Tante Nonik memberi kode, semua orang penasaran dengan Rubia.
" Kenalin, nama saya Rubia, isterinya Leon " Seru Rubia memperkenalkan dirinya sendiri tanpa rasa malu.
Teman-teman Mama tampak terkejut mendengar pengakuan dari Rubia, Mereka bahkan baru tahu Leon memiliki dua orang istri.
" Terkejut, Ya " Sahut Rubia dengan percaya dirinya.
Semua menganggukkan kepalanya, bukan hanya terkejut, tapi juga sangat heran. kenapa, Leon bisa memiliki dua orang istri.
Mereka bahkan tidak membayangkan harus tinggal satu atap dengan istri muda, pasti sakit hati setiap kali suami menncium wanita lain di depannya.
Rubia merasa risih dengan tatapan yang penuh dengan cacian, mereka pasti menganggapnya pelakor.
" Tante, maaf gak bisa menemani, aku mau istirahat " Kata Rubia berpamitan.
Rubia pergi belum jauh, tapi mereka sudah menggosipkannya, sehingga Rubia bisa mendengarnya.
" Cantik, Istri mudanya Leon." Celetuk Tante Dewi memuji Rubia.
" Iya, mana penampilannya high class banget. " Gumam Nonik merasa iri dengan Rubia.
" Tadi liat gak ? dia pakai tas meret Lv lho, itu keren banget " Celetuk Dewi lagi.
" Kamu beruntung, bisa memiliki menantu kaya, dia " Sahut Tante Yanti ikut nimbrung.
Semua teman Mama memuji Rubia, tidak ada hal jelek selain kata Pelakor, tapi sepertinya mereka tidak mempermasalahkan hal itu.
" Eh...tapi menantu kamu yang tadi, siapa namanya ? " Seru Tante Novi
" Mauriel " Jawab Mama acuh tak acuh.
" Iya, Mauriel. Sebenarnya dia cantik juga kok, cuma kurang perawatan aja, coba jeng sekali-kali aja ke salon. " Tante Novi memberikan saran kepada Mama.
" Betul tuh, Jeng. Saya lihat juga gitu , dan malahan lebih cantik Mauriel cuma....." Tante Ninik tidak enak melanjutkan perkataannya, takut menyinggung perasaan orang lain.
" Apalagi, penampilannya kampungan banget " Celetuk Nonik
" Hahahhaha " Ada yang tertawa ada yang hanya tersenyum tipis.
Mama jadi canggung karena menggosipkan kedua menantunya.
" Udahlah, Jeng bahasnya. " Seru Mama menyudahi topik pembicaraan yang semakin memanas.
" Mending kita makan aja, menantu saya yang masak " Kata Mama memuji Mauriel, supaya mereka semua bisa melupakan penampilannya yang buruk.
" Wah.....setidaknya dia mempunyai kelebihan " Gumam Tante Nonik.
Teman-teman Mama takjub melihat makanan yang tersaji di meja, sangat mengiurkan, tanpa menunggu lama, mereka mengambil makanan, tidak ada, yang tidak nambah, semua menambah porsi makan.
Mama sangat puas melihat teman-temannya menyukai masakan Mauriel.
" Kamu beruntung ya, punya dua menantu, yang pertama pinter masak, menantu kedua pintar merawat diri. " Ucap Dewi.
" Next, aku boleh pinjam menantu kamu untuk masak ya " Kata Tante Rita membooking Mauriel.
" Boleh, Jeng. Tinggal kabarin aja, kapan , di mana , dan mau masak apa aja.
" Terima kasih, Jeng " Jawab Tante Rita.
Mereka semua mengakui masakan Mauriel, paling lezat dari pada restoran bintang lima.
Wajah Rubia tampak tidak senang, ketika dia tidak sengaja mendengar, mereka memuji Mauriel.
...****************...
Terima kasih sudah membaca novel ku , jangan lupa baca juga Anak Genius : Ayah sedingin es.
Semoga ini menghibur kalian , jangan lupa tinggallan jejak ya 😉😉
seperti Like , vote , komen atau memberikan gift , di share juga boleh
sekecil apapun. dukungan Kalian , sangat berarti buat kami.
sampai jumpa di chapter selanjutnya 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Benita Lestiyorini
Tu kan Maurel.... sdh terlihat dua kelebihanmu, cantik dan pintar masak. Perlihatkan pribadi sederhan tp akhlak yg berkelas tinggi.
2024-01-13
0
Jupilin Kaitang
pandai masak taidah guna kalau tidak diangap isteri,buat apa juga bertahan dalam penikahan tidak adil lebih baik becarai saja,nafkah lahir taidah guna tampa batin itu namanya perempuan bodoh
2022-08-15
0
Amelianty
lanjut
2022-04-26
0