...MERAYAKAN ULANG TAHUN PERNIKAHAN...
...Dia datang untuk melamar, hati ku bergetar melihatnya, Dialah Pria yang aku cintai selama ini....
" Saya datang untuk menikahi dia " Kata dia menunjuk Kakak ku.
Ibu menjawab dengan tegas " Boleh jika kamu sungguh-sungguh mencintainya, buatlah dia bahagia , jangan pernah membiarkannya menangis. "
Aku menangis , ternyata dia mencintai Kakakku , dan tidak melihat ke arah ku. Hancur sudah hati ini bagai gelas yang pecah berkeping-keping.
...---------------...
Tidak terasa sudah satu tahun berlalu, Aku menjadi Istri Leon , dan dia menjadi sepasang suami istri.
Aku membuat kejutan untuk Leon , aku ingin memperbaiki hubungan kami. dengan bantuan Nenek dan Lucas , mereka membantu ku untuk mendekorasi kamar kami , seperti kamar pengantin baru.
Aku juga membuat kue pernikahan, beruntung saat SMA aku pernah belajar membuat kue, dan sekarang bisa bermanfaat. Biarpun bentuk kuenya berantakan tapi rasanya sangat terjamin. Aku memandangi kue yang ku hias dengan gambar diri ku dan Leon.
" Hahahhaha " Aku jadi tertawa geli melihat gambar kue yang ku buat.
Tentu saja , Aku juga sudah menyiapkan sebuah kado yang sederhana, aku menjahitnya sendiri.
Berminggu-minggu aku membuatnya dengan susah payah , syal yang ku jahit dengan penuh cinta , Aku berharap Leon akan menyukainya.
Aku berharap Leon menyukai kejutan yang aku buat.
Tik....tok....tik....tok...
Waktu terus berdentang, detik demi detik berlalu , menit demi menit terus berjalan, tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul 00:00 wib, berarti sudah enam jam aku menunggunya.
Apakah dia kerja lembur atau dia tidak akan pulang ?
Hati ku kecewa melihatnya tak kunjung datang, dengan susah payah aku membuat ini semua.
Hanya satu yang aku pikirkan, jangan-jangan Leon sedang bersama dengan Rubia dan melupakan hari pernikahan kita.
Wajar jika Leon tidak mengingat hari ini , karena baginya ini bukanlah sesuatu yang spesial dan layak untuk di ingat.
Sampai detik ini pun diri ku, tidak pernah ada di dalam hati Leon.
Aku menangis di dalam kegelapan, rasa sedih bercampur menjadi satu dengan rasa kecewa, kelak aku akan menyerah, tidak akan mengejar cintanya jika dia telah memilih Rubia sebagai pasangannya.
Aku akan pergi dari hidupnya tapi aku tidak bisa menghapus rasa rasa cinta yang mulai tumbuh di hatiku, biarlah waktu yang membawanya pergi.
...♡♡♡♡♡♡...
Teeeeettt......teeeeetttt......
Aku terbangun karena suara alarm yang berbunyi , ku lihat sudah jam delapan pagi. Ternyata aku ketiduran di sofa, aku memandangi kamar yang telah ku hias, Kue yang mulai meleleh ,dan bantal yang tetap terlihat gemuk, menandakan sang pemiliknya tidak menidurinya.
" Seperti orang bodoh saja " Gumam Mauriel meratapi nasibnya.
Aku bercermin melihat pentulan diri ku, seorang gadis dengan rambht yang berantakan, eyeliner yang bleber karena menangis seharian, dan lipstik yang mengoresi pipinya.
Aku menertawai diri ku sendiri, " Hahahhahahaha "
Tookkk....tokkkkk.....
Suara ketukan dari luar yang membuat diri ku kembali sadar, aku bergegas ke kamar mandi, membersihkan wajahku, dan berteriak dari dalam, " Tunggu sebentar "
Mauriel mengatur napas dalam-dalam, dan memasang wajah untuk tersenyum.
" Lucas " Kata ku ketika membuka pintu, Lucas sudah berdiri di sana sambil membawa setangkai bunga mawar di tangannya.
" Tumben pagi-pagi sudah kesini " Seru ku dengan suasana agak canggung.
" Kakak tidak pulang " Tanya Lucas langsung ke topiknya.
" Ahhahahahahh.....sepertinya dia terlalu sibuk di kantor " Jawab ku , masih membela pria itu, padahal hati ku berkata lain.
" Saking sibuknya sampai harus melupakan isteri dan hari ulang tahun pernikahannya , padahal ini hari pertama kalian. " Celetuk Lucas dengan dingin, Aku tahu maksud dari perkataan Lucas.
" Yaaah.....kan kamu sudah tau masalahnya, jadi aku tidak perlu menjelaskannha kan , Hahahahahaha " Seru ku sambil berusaha untuk tertawa.
" Kalau mau nangis, nangis saja jangan di tahan-tahan " Lucas menatap wajah Mauriel dengan perasaan bergetar.
Lucas memeluk ku dengan erat, sehingga membuat ku terkejut, aku tahu dia hanya mau menghibur ku, tapi ini semua tidak benar, tidak pantas seorang adik ipar memeluk isteri kakaknya sendiri.
Mauriel mendorong tubuh Lucas, melepaskan diri dari dekapan tubuhnya, " Terima kasih sudah mau menghiburku " Ucap Mauriel pelan.
" Maaf " Kata Lucas menyadari perbuatannya tadi adalah salah.
" Jika Kakak ipar tidak keberatan, maukah Kakak ipar menerima bunga yang ku bawa ? " Ucap Lucas sambil menyerahkan setangkai bunga mawar putih.
" Aku tidak ada maksud untuk menggodamu , ini bunga kesukaan Nenek, kebetulan tumbuh dengan mekar, lalu aku memetiknya satu untukmu " Kata Lucas menjelaskan supaya tidak terjadi kesalahpahaman.
Aku mengambil bunga mawar putih yang ada di tangannya, lalu menciumnya," Harum " Kata ku sambil tersenyum.
" Baguslah, kalau Kakak ipar menyukainya " Celetuk Lucas senang.
" Nenek sudah menunggu Kakak Ipar, sebaiknya Kakak segera temui Nenek " Seru Lucas lalu Ia membalikan badannya dan melangkah pelan meninggalkan Mauriel.
" Lucas " Aku memanggil namanya, lalu Ia menoleh kebelakang.
" Terima kasih " Ucap Mauriel sambil tersenyum ceria, Lucas balik tersenyum melihatku.
Aku menganggap Lucas sebagai adikku, tidak masalahkan jika seorang Isteri akrab dengan adik iparnya, dan menyayanginya seperti adik kandungnya sendiri, walaupun sebenarnya usia Lucas lebih tua setahun dengan ku.
Aku menyimpan bunga mawar putih pemberian Lucas di dalam pot , dan meletakannya di samping temoat tidur. Ku lihat Kue semakin meleleh, lalu aku membuang kue itu ke tempat sampah , membersihkan dekorasi yang telah ku hias, dan membuang semuanya ke tempat sampah.
" Selamat pagi, Nenek " Kata ku menyapa Nenek dengan wajah yang ceria.
" Aku tahu , anak bodoh itu semalam tidak pulangkan ? " Seru Nenek menatap wajah Mauriel, Aku menganggukan kepala.
" Kamu jangan bersedih, hari ini ayo kita bersenang-senang. Aku dan Lucas akan mengajakmu pergi ke taman bermain " Kata Nenek dan menyuruh ku untuk bersiap-siap.
" Baik Nek " Jawab Mauriel.
Mauriel , Nenek dan Lucas pergi ke taman bermain , walau hanya aku dan Lucas yang bermain berbagai macam wahana.
Dari kejauhan Nenek senang melihat Aku kembali tersenyum, ternyata benar kata Nenek, ketika hati sedang sedih janganlah menyendiri di dalam kamar tetapi pergi menghirup udara segar dan biarkan angin membawa pergi kesedihanmu.
" Kak di sana ada foto box, ayo kita berfoto " Lucas menarik tangan Mauriel dan mengajak Nenek juga.
Kami bertiga berfoto bersama, melakukan berbagai macam ekspresi mulai dari muka jelek, sedih , dan senang.
" Hahahhah.....lihat wajahmu seperti ba*i kak " Kata Lucas mengejek Mauriel.
Pletak.....
Aku memukul bokong Lucas dengan keras, berani-beraninya dia mengatai aku kaya ba*i padahal dia sendiri seperti gorila.
Tidak terasa hari semakin larut, hari ulang tahun pernikahan yang tadinya suram berubah menjadi hari paling bahagia yang pernah aku rasakan.
Aku memeluk Nenek dengan hangat sambil berbisik kepadanya, " Terima kasih, Nenek sudah menghiburku " Nenek mengelus rambutku dengan lembut.
Lalu tidak lupa, Aku juga mengucapkan terima kasih yang kedua kalinya kepada Lucas.
" Terima kasih, berkatmu aku bisa tertawa hari ini " Ucap Mauriel sambil tersenyum.
" Your welcome " Jawab Lucas sambil membelai rambut Mauriel.
...****************...
Terima kasih sudah membaca novel ku , jangan lupa baca juga Anak Genius : Ayah sedingin es.
Semoga ini menghibur kalian , jangan lupa tinggallan jejak ya 😉😉
sekecil apapu. dukungan Kalian , sangat berarti buat kami.
sampai jumpa di chapter selanjutnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Benita Lestiyorini
Hati2 Maurel, jaga sikapmu dg adik ipar.
2024-01-13
0
Kusmiati
kenapa semakin bodoh si maurie kenapa gk pergi aja kamu cantik pasti banyak yg suka buat leon nyesel mau
2022-06-08
1
▫️
baru baca lg otw lanjut
2021-12-26
1