...TRIPLE DATE...
Sejak aku tahu sifat asli Rubia, aku mulai menjaga jarak darinya, dan setiap kali dia meminta tolong untuk di ajari memasak, aku selalu menolaknya, lebih baik aku menjaga jarak dari Rubia, toh aku juga tidak ada keinginan untuk menjadi temannya.
Di pagi hari yang cerah, dan burung-burung berkicau, semua anggota keluarga sudah duduk di meja makan, Nenek, Papa, Mama, Lucas, Leon, dan Rubia.
Aku yang datang datang terlambat karena telat bangun, menjadi pusat perhatian dari semua orang, tentu saja Rubia memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan harga diriku di hadapan semua keluarga.
" Kamu baru bangun, Riel ? Sudah siang, masa anak gadi....upsss ! Kamu kan sudah bukan gadis lagi " Seru Rubia mengejek Mauriel dengan wajah yang tersenyum kelicikan.
Lucas tidak terima aku di hina seperti itu, Ia membelaku dengan kalimatnya yang menusuk," Memang kenapa kalau Mauriel sudah bukan gadis lagi, toh saat dia menikah dia masih tersegel, tidak seperti seseorang yang aku kenal. Upsss.....keceplosan "
" Cukup " Kata Leon berteriak sambil mengebrak meja makan, susana menjadi hening, dan wajah Rubia terlihat sangat pucat.
Aku tidak mengerti situasi apa yang sedang terjadi, tidak memahami perkataan Lucas, tidak tahu penyebab kemarahan Leon.
" Sudah.....sudah.....ini masih pagi, jangan membuat keributan " Sahut Mama melerai Leon dan Lucas, kakak - beradik itu saling menatap dengan tajam.
" Mauriel, duduk di sana " Kata Mama memerintah sambil menunjuk kursi kosong di sebelah Leon.
Aku menggeser kursi di samping Leon, aku bisa melihatnya dengan jelas, rahang yang mengeras, alisnya tertarik kebawah dan saling mendekat, mata menatap tajam, dengan garis vertikal muncul di antara alis dan kelopak mata bawah menegang, hidung yang mengembang, dan mulut mengatup kencang dengan bibir tertarik ke bawah.
Kemarahan Leon tersirat di wajahnya, pasti ada sesuatu dengan perkataan Lucas, selesai makan, aku akan langsung bertanya kepadanya.
Aku melirik ke arah Lucas, tidak di sangka dia sedang menatap ke arahku, mata kami saling bertemu, lalu dia melempar senyumnya yang melebar, memperlihatkan giginya.
" Aku sudah selesai " Kata Leon sambil beranjak dari kursinya,dan berbisik dengan lembut di telinga Rubia," Aku, tunggu di mobil. "
Lalu berbicara kepada semua keluarga,"Nanti malam, Aku dan Rubia akan makan di luar, jadi tidak usah menunggu kami "
" Makan di luar ? " Seri Rubia sambil melirik ke arah ku.
" Iya, sayang " Jawab Leon sembari mencium kening Rubia.
" Aku mau, sudah lama sekali kita tidak kencan " Ucapnya ceria , masih menatapku sambil tersenyum.
" Ah....aku ingin meminta maaf. Maafkan, aku kalau tadi perkatanku kelewatan " Sahut Rubia menatap wajah Mauriel.
" Ti-tidak apa-apa, aku menganggapnya biasa saja." Jawabku.
" Terima kasih, kamu memang gadis yang baik. Pantas Nenek sangat menyayangimu." Celetuk Rubia melirik ke arah Nenek, lalu melanjutkan perkataannya, " Sebagai permintaan maaf, bagaimana kalau kamu ikut, dengan kami " Rubia menatap ke wajah Leon, seakan meminta persetujuanya.
Sebelum Leon menjawab, aku langsung menolaknya," Tidak usah, aku makan di rumah aja. lagipula, nanti aku akan menganggu kencan kalian "
" Ayolah, tidak akan menganggu. Kita berduakan sama-sama isterinya, Kak Leon. Anggap saja ini Triple Date, pasti akan menyenangkan. " Rubia terus memaksa diriku.
" Ti...." Aku baru mau bicara tapi Rubia mendahuluinya.
" Kak Leon, bolehkan Mauriel ikut bersama dengan kita, Please " Kata Rubia dengan wajah yang manja.
Leon yang tidak pernah bisa menolak permintaan Rubia, langsung menyetujuinya, " Oke, tidak masalah jika dia ikut. Apapun yang kamu minta, aku pasti akan memberikannya " Seru Leon tanpa menatap diriku.
" Terima kasih, sayang. Kamu dengar, suami kita sudah menyetujuinya, jadi tidak ada alasan bagimu untuk menolak perintah suami." Rubia sengaja menekan kata Suami, supaya aku tidak menolaknya, jika aku tetap menolaknya pasti dia akan menyindirku lagi, Seorang isteri yang tidak patuh kepada suaminya.
" Ma, Pa, Nenek, Adik ipar, dan Mauriel, aku berangkat kerja dulu, nanti aku akan mengirimkan pesan. Jangan lupa , dan jangan sampai tidak datang " Seru Rubia sambil merangkul lengan Leon, merekapun pergi meninggalkan kami.
Aku menghela napas panjang," Hufffttt "
Tiba-tiba saja Nenek sudah berdiri di sampingku, lalu berbisik di telingaku," Sayang, tidak apa-apa. pakai kesempatan ini untuk mengambil hati Leon, dan rebut dia dari Rubia "
Nenekpun sampai setuju dengan permintaan Rubia, apakah tidak ada di rumah ini yang berpihak kepadakku ?
" Aaarrrggggg " Aku berteriak di dalam hati.
...♡♡♡♡♡♡...
" Kamu akan pergi ? " Tanya Lucas, Ia menghampiriku saat aku sedang duduk di bangku taman.
" Kamu lihatkan, tidak ada kesempatan untuk berbicara, dan Nenek ikut mendukung Rubia. " Seru ku dengan kepala mengadah ke atas langit.
" Kamu mau, aku temani ? " Lucas menawari dirinya.
" Hahahaha....jadinya double date donk " Celetukku sambil ketawa.
" Lebih baik double date kan dari pada triple date " Gumam Lucas penuh canda.
" Terima kasih, kamu sudah mengkhawatirkan aku, tapi aku akan pergi sendiri saja, aku akan menghadapinya " Jawabku dengan berani dan percaya diri.
Lucas mengacak-acak rambutku, dan berseru, " Bagus, itulah yang aku suka dari mu, kuat dan pantang menyerah "
" Singkirkan tanganmu " Teriak ku sambil menangkis tamgannya yang iseng.
" Hahahahhahaha " Lucas tidak menghentikan perbuatannya dan semakin kuat mengacak rambutku.
" Hey....hentikan....oia ada yang ingin aku tanyakan " Ucap ku, berhasil menangkap tangan Lucas.
" Apa ? " Tanya Lucas dengan wajah yang serius menatapku.
" Itu....maksud perkataanmu tadi pagi....." Ucapanku terputus karena tiba-tiba Nenek memanggil.
" Mauriel " Teriak Nenek dari dalam rumah.
" Sudahlah, aku akan menanyakannya lagi " Sahut ku sambil berlari menghampiri Nenek.
" Ada apa, Nek ? " Tanya ku dengan napas yang tersengal-sengal.
Nenek menarik tanganku, dan membawaku ke kamarnya, di sana sudah ada tiga orang wanita berdiri sambil menatap kami berdua.
" Lakukan " Kata Nenek kepada tiga orang itu.
Tiga orang itu menarik tanganku tanpa aba-aba, dan langsung mengeksekusi diriku.
...♡♡♡♡♡♡...
Aku sudah berdiri di depan pintu restoran, tempat yang sangat romantis, banyak pasangan yang datang ke sini, aku yang datang sendirian jadi merasa asing.
Nenek sengaja merubah penampialnku, rambutku di tata dengan rapih, wajahku pun di make up ala-ala artis korea, dan tentu saja tidak ketinggalan dress dan sepatu hak tinggi yang ku gunakan, Aku seperti bidadari yang turun dari khayangan, semua lelaki yang bertemu denganku, pasti menatap ku dengan tatapan yang terpesona.
Apakah Leon akan seperti mereka juga ?
Sudahlah aku tidak perlu memikirkan pendapat Leon, Sekarang fokus untuk menyudahi makan malam ini secepatnya.
Dengan langkah yang terseok-seok, Aku mendekati meja nomer dua belas, tempat Rubia, dan Leon berada, sepatu hak tinggi ini membuat ku tidak nyaman.
" Hai " Aku menyapa Leon dan Rubia sambil tersenyum.
Leon terkejut melihat penampilan ku malam ini, Matanya menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki, Ia sampai tidak mengedipkan matanya.
Rubia tidak suka melihat Leon yang terus memandangi ku, pandangannya seperti melihat seorang dewi.
...****************...
Terima kasih sudah membaca novel ku , jangan lupa baca juga Anak Genius : Ayah sedingin es.
Semoga ini menghibur kalian , jangan lupa tinggallan jejak ya 😉😉
seperti Like , vote , komen atau memberikan gift , di share juga boleh
sekecil apapun. dukungan Kalian , sangat berarti buat kami.
sampai jumpa di chapter selanjutnya 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Nana Suryana
semangat ya Maurel ....semoga Leon tertarik olehmu
2024-08-11
0
Benita Lestiyorini
Ayo... semangat Mauren, tunjukkan bahwa kaupun bisa jauh berkelas di atas Rubia.
2024-01-13
0
Jupilin Kaitang
buat malu saja
2022-08-15
0