...ISTRI ATAU PEMBANTU...
Matahari di pagi hari begitu terik, sinarnya sampai menembus kulitku, aku sedang menemani Nenek berjemur di sebuah taman dekat rumah. Karena di rumah tidak ada kerjaan, aku mengajak Nenek jalan-jalan di sekitar komplek.
Dan alasan lainnya adalah karena aku merasa bosan, setiap hari hanya di dalam rumah. Apalagi harus menyaksikan kemesraan Lean dan Rubia, membuatku muak.
Perbedaan aku dan Rubia sangat jauh, dari kecil aku sudah biasa melakukan pekerjaan rumah, mulai dari mencuci pakaian, memasak, mengepel lantai, menyeterika pakaian. dan membersihkan kamar mandi.
Sedangkan Rubia, dia adalah nona muda dari keluaga kaya yang sangat di manja oleh Ayah dan Ibunya, jangankan melakukan pekerjaan rumah, melihat pembatunya masak saja sudah di marahi, tidak boleh belajar masak, yang harus di lakukan hanyalah belajar supaya mendapatkan prestasi yang tinggi.
Jadi walaupun Aku menikah dengan pria yang kaya raya, aku tidak bisa hanya berdiam diri di rumah saja tanpa melakukan apapun.
Rubia tidak suka orang luar memasuki kamarnya , karena itu dia meminta tolong, supaya aku yang membersihkan kamarnya. Leon tidak keberatan kalau Rubia selalu menyuruh aku untuk melakukan pekerjaan rumah.
Sebenarnya di mata Leon , Aku ini di anggap apa
Seorang istri atau Seorang pembantu ?
" Riel, nanti tolong sampah di kamar mandi di buang " Kata Rubia nenyuruhku.
Aku menghela napas panjang, Dan menjawabnya singkat "Iya "
" Terima kasih, Mauriel " Seru Rubia sambil menowel daguku dan pergi begitu saja seperti tuan putri.
Aku mengambil sampah yang tergantung di kamar mandi, dulu kamar ini milikku, sekarang sudah bukan milikku lagi, ,foto yang terpajang juga bukan milikku lagi.
Sewaktu aku menempati kamar ini, tidak pernah kotor kaya gini.
" Rubia tuh benar-benar gadis yang manja, gak suka pembantu masuk kedalam kamarnya tapi juga gak mau bersihin sendiir " Aku menggerutu sambil menyapu.
" Leon juga bodoh banget, mau aja di bawah ketek perempuan. dua-duanya sama bodohnya " Teriak Mauriel.
" Siapa yang bodoh ? " Tiba-tiba saja Leon sudah berdiri di belakng ku , sambil menatapku dingin.
Hati ku ingin menjerit, " Kamu yang bego, makanya punya kuping di pasang " Ingin ku maki seperti itu, tapi aku malas ribut.
" Sejak, kapan kamu berdiri di sana ? " Kata ku mengalihkan topik pembicaraan.
" Lumayan lama, sampai aku bisa mendengar seseorang mengataiku " Kata Leon sambil memperhatikan aku yang memegang sapu.
" Bukannya, kamu sudah berangkat kerja. ? " berduaan di dalam kamar jadi terasa canggung, padahal dia adalah suamiku sendiri.
" Ada file yang tertimggal " Jawab Leon sambil mencari file di tumpukan majalah, Aku ikut membantu Leon untuk mencarinya.
Tanganku tidak sengaja menyenggol gelas bekas kopi, air kopi mengotori kemaja Leon, " Maaf " Kata ku buru-buru, sambil mengibas-ngibas kemeja Leon yang basah.
" Sudahlah......sudah....Aku ganti baju " Ucap Leon sambil membawa pakaian bersih ke dalam kamar mandi, sebelum masuk Ia menoleh kebelakang, meminta bantuanku untuk mencarikan filenya.
Lagi asyik mencari file, tiba-tiba dari dalam kamar mandi, aku mendengar suara jeritan Leon.
Took....tokkkk....
Aku mengetuk pintu kamar mandi , tidak ada jawaban. Aku mau masuk tapi sempat ragu, tidak ada larangan seorang isteri masuk k dalam.
Pintu ku buka, untunglah tidak terkunci, Aku melihat tubuh Leon sudah tersungkur di lantai.
" Kamu, gapapa ? " Kata Ku sambil berjongkok.
" Iya, tidak sengaja terpelet " Jawab Leon,tangannya meraba-raba mencari pegangan untuk menopangnya berdiri.
Aku mengulurkan tangan, tapi Leon mengabaikannya.
Crasss....
Tangan Leon membuka kran shower, air dingin meluncur membasahi kami yang sedang berdiri di bawah shower.
Mata kami saling memandang satu sama lain, tatapan Leon lurus melihat baju ku yang menerawang, memperlihatkan dalaman yang sedang aku pakai, bra berwarna merah muda dengan renda di pinggirannya.
Karena kemejanya yang basah, Aku bisa melihat empat roti sobek yang menempel di perutnya, sangat **** dan ingin menyentuhnya.
Tap.....
Tanpa sadar, tangan ku sudah menempel di dadanya, dan merabanya dengan lembut. Tangan Leon mengcengkram tanganku, dan tubuhnya melekat ke tubuhku.
Wajah kami jadi semakin dekat, aku bisa merasakan hembusan napasnya menerpa kulit ku, jantung semakin berdetak kencang, Apa Leon bisa mendengarnya.
Ku pejamkan mata sambil menahan napas, saat wajahnya mendekat secara perlahan-lahan, bibirnya yang hangat menempel di bibir ku, Leon menghisap bibirku dengan sangat lembut, aku yang terbawa suasana tak mampu untuk mendorongnya.
Tangan kanannya merangkul pinggang ku yang kecil, sedangkan yangan kirinya mengusap telingaku, aku merasakan aliran listrik mengalir ke sekucur tubuh.
Ci*mannya yang tadinya lembut, lambat laun menjadi panas, dan melum*tnya dengan penuh gelora, aku sampai tidak bisa bernapas, terlalu......
" Hosh....hoshh....." Aku mendorong tubuh Leon.
" Maaf " Ucap Leon lalu pergi begitu saja tanpa memberikan penjasan.
Aku mematung di tempat ku berdiri, meski bibir kami sudah tidak menempel, tapi aku masih bisa merasakan kehangatan bibirnya, aku menyentuh jejak yang Leon tinggalkan di bibirku.
...♡♡♡♡♡♡...
Sejak Leon mencium bibirku, dia selalu menghindar, entah karena merasa bersalah atau karena rasa canggung. Yang jelas kami jadi semakin menjauh.
Sampai sekarang aku tidak mengerti arti ciuman Leon.
Mengapa dia menciumku.
Semua pertanyaan berkecamuk jadi satu di dalam kepala, itu adalah ciuman pertamaku, tapi kenapa harus dengan Leon.
" Kakak Ipar " Kata Lucas mengagetkannku, yang sedang melamun.
" Iya " Jawabku ramah.
" Wah....tumben, biasanya juek banget " Celetuk Lucas menatap wajah ku yang memerah.
" Kakak, lagi demam " Tanya Lucas sambil menyentuh keningku.
" Tidak panas, tapi kok wajah Kakak merah sekali " Lucas kembali menyentuh kening ku.
" Ah.....aku tahu ! jangan.....jangan......" Ucap Lucas menggodai.
Aku jadi salah tingkah, takut ketahuan kalau aku lagi memikirkan kejadian tempo lalu.
" Kakak, habis nonton bo*kep ya " Seru Lucas dengan lantang, aku langsung mencubiti lengannya, berbicara sembarangan.
" Enak aja, sembarangan aja kalau ngomong " Sahut ku masih terus mencubitinya, aku tidak mendengarkan jeritannya.
" Sudah hentikan " Kata Lucas sambil menghindar.
Lalu kami duduk di pojokan taman , sambil tertawa terbahak-bahak.
" Hahhahahahjaha "
" Aku mau nanya " Kataku memulai topik.
" Apa ? " Jawab Lucas, Ia merebahkan tubuhnya di atas rumput yang hijau.
" Apa alasan pria mencium wanita " Seru ku sambil mencabuti rumput.
" Tentu saja karena dia menyukai wanita itu " Jawab Lucas tanpa keraguan.
" Memang tidak ada alasan lain ? " Kata ku bertanya lagi.
" Aku tidak akan mencium sembarang wanita, kalau aku tidak suka tentu tidak akan aku cium " Lucas memandangi wajahku.
" Tapi bisa sajakam karena nafsu " Celetuk ku, Karena aku tidak yakin Leon menciumku kaeena suka.
" Berarti pria itu seorang bajingan, dia memandang wanita hanya sebagai pemuas birahinya saja " Ucap Lucas dengan wajah yang serius.
" Memang kenap....." Tiba- tiba ia menghentikan ucapannya.
" I...ini tidak seperti yang kamu pikirkan " Sahut ku jadi salah tingkah, aku tidak mau Lucas sampai mengetahuinya.
Dia hanya diam memandang wajahku.
...****************...
Terima kasih sudah membaca novel ku , jangan lupa baca juga Anak Genius : Ayah sedingin es.
Semoga ini menghibur kalian , jangan lupa tinggallan jejak ya 😉😉
seperti Like , vote , komen atau memberikan gift , di share juga boleh
sekecil apapun. dukungan Kalian , sangat berarti buat kami.
sampai jumpa di chapter selanjutnya 😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Agrelia Agre
cerita mu bodoh amat tor.
msa harga dri maurel ga ada bngat disni,,, kali ini baca novel yg alur crtax bodoh amat
2022-05-15
5
Vita Akas
Thor merendahkan harga diri perempuan banget ya
2022-05-12
1
Nde_tiganna
oon dipelihara...
2022-03-06
0