...MERAWAT NENEK...
S****atu Minggu Kemudian
Leon adalah Anak tertua di dalam keluarga Alexnder , rumah kami sangat besar sehingga cukup untuk di tinggali oleh beberapa anggota Keluarga.
Ada Ayah , Ibu , Adik ipar dan Nenek, kesehatan Nenek sudah jauh lebih baik daripada kemaren.
Karena Aku sudah menjadi Isteri Leon , sudah seharusnya aku menjalankan kewajiban sebagai seorang isteri yaitu untuk merawat keluarga terutama nenek yang mempunyai riwayat penyakit jantung.
" Mauriel......Mauriel....." Teriak Mama memanggil Mauriel di dapur.
" Iya, Ma " Jawab Ku bergegas menghampiri Mama.
" Mauriel yang akan bertanggung jawab atas makanan Nenek, jadi kamu yang akan memantau Sari atau kamu bisa memasaknya sendiri." Seru Mama sambil memperhatikan Sari yang sedang memasak makanan untuk Nenek.
" Baik, Ma " Jawab Ku dengan patuh.
" Mama tinggal kalian berdua, hari ini Mama ada janji mau ke salon." Seru Mama sambil melangkahkan kakinya meninggalkan dapur.
" Mba Sari lagi masak, apa ? " Tanya ku dengan ramah.
" Sayur Bayam, dan Ikan tuna " Jawabnya datar.
Aku tahu Sari tidak begitu menyukaiku, dia pasti merasa tidak nyaman harus bekerja sama.
" Sini biar Aku yang membawanya ke kamar Nenek " Gumam Ku berniat membagi tugas.
" Mau mencari perhatian , ya " Gerutu Sari sambil meninggalkan Mauriel, Aku hanya menggelengkan kepala mendengar perkataannya.
" Sabar....sabar.....demi Nenek " Gumam Mauriel sambil mengelus dadanya.
" Selamat pagi, Nenek " Sapa ku memanggilnya, Ku lihat Lucas sudah duduk bersama dengan Nenek.
" Pagi " Kata ku menyapa Lucas.
" Pagi Kakak Ipar " Jawab Lucas sambil tersenyum, Pria ini kini telah ceria sama seperti pertama kali bertemu.
" Wah.....Kakak memasakn untuk Nenek " Tanya Lucas melirik ke arah mangkok yang ku bawa.
" Oh....sayang sekali, aku hanya membawanya kemari yang masak Sari " Sahut ku.
" Yaaahh.....aku pikir Kakak yang memasakannnya , mau minta sedikit tapi tidak jadi karena bukan masakann Kakak. Biar Nenek yang menghabiskannnya " Celetuk Lucas.
" Dasar anak ini, jika menantu ku yang memasaknya , aku tidam akan membaginya untuk mu " Kata Nenek penuh semangat
" Huft....Syukurlah Nenek sudah bersemangat kembali " Seru ku bernapas lega.
" Semua orang di sini sangat mengkhawatirkan, Nenek " Kata ku sambil menyuapinya makan.
" Tenang saja, Aku tidak akan mati semudah itu. kemaren aku hanya terkejut saja melihat Leon bersama dengan Rubia " Nenek menatap wajah ku dengan hangat.
" Aku yakin bocah bodoh itu, lambat laun akan menyadari betapa berharganya diri ku " Ucap Nenek menyentuh pipi Mauriel.
" Tes.....tessss....." Air mata mengalir membasahi pipi ku, Aku sangat tsrharu dengan perkataan Nenek. Nenek sangat menyayangi ku dengan tulus.
" Sayang ku jangang menangis " Nenek menghapus air mata Mauriel.
" Kakak Ipar jika Kakak membuangmu , jangan khawatir, dengan senang hati aku akan menerimamu " Celetuk Lucas, aku jadi tertawa mendengar ocehannya.
"Hey....Aku serius " Seru Lucas menatap mata Mauriel.
" Aku juga serius, akan langsung menolak diri mu " Jawab Ku tidak kalah seriusnya.
" Hahahhahahahah " Nenek tertawa melihat tingkah konyol kami berdua.
Jegrek......
Leon membuka pintu kamar Nenek, kami bertiga terkejut melihat kedatangan dirinya.
" Selamat Pagi, Nenek " Ucap Leon menyapa Nenek lalu mencium Keningnya, Leon menatap Aku dan Lucas dengan dingin.
" Bisa tinggalkan kami berdua " Kata Leon meminta aku dan Lucas pergi.
" Baik, tapi jangan buat Nenek jatuh sakit lagi " Ucap Lucas ketus.
" Kakak Ipar, ayo kita keluar. biarkan mereka saling berbicara " Lucas mengandeng tanganku berjalan keluar, Leon melihat tangan Lucas yang mengenggam tanganku.
" Apakah dia tadi mendengar pembicaraan kami, dan apakah sekarang dia cemburu karena Lucas menyentuh tangan ku ? " Kata-kata ini terus melintas di dalam pikiran ku
" Ah....tidak mungkin " Gumam ku pelan.
" Apa yang tidak mungkin ? " Tanya Lucas, ternyata dia mendengae gumaman ku.
" Bukan apa-apa " Jawab ku.
Aku dan Lucas berada di taman, aku duduk di ayunan dan dia yang mendorongnya.
" Kak boleh, aku bertanya sesuatu ? " Seru Lucas sambil mendorong ayunan.
" Iya " Jawab ku.
" Sudah berapa lama Kakak dan Leon saling mengenal " Kata Lucas bertanya.
Deg.....
Untuk seaaat aku terdiam, memikirkan apa yang akan aku katakan kepadanya.
" Apakah pertanyaannya terlalu sulit ? " Tanya Lucas tiba-tiba membuyarkan lamunanku.
" Ah....oh....tidak.....hmmmmm sebenarnya. Aku bukan pengantin yang Leon pilih, dan kami belum mengenal satu sama lain. " Jawab ku pada akhirnya.
" Apa ? " Lucas terkejut, Ia menghentikan dorongannya dan menatap wajahku
" Kakak....serius ? " Tanya Lucas tidak percaya, dan aku menganggukan kepala.
" Kok bisa " Lucas mengangkat kedua alisnya.
" Hmmm....seharusnya yang menikah dengan Leon adalah Kakak ku, tapi karena dia kabur tepat di hari pernikahan, Ayah dan Ibu langsung meminta ku untuk menggantikannya. Mereka tidak mau menanggung malu. " Sahut Ku sambil menatap langit yang sangat cerah.
" Lalu Kakak menerimanya begitu saja ? " Lucas membelalakan matanya, Ia tidak percaya ada orang yang nurut saja di suruh menikah, terlebih menjadi seorang pengganti.
" Mau bagaimana lagi , mereka kedua orang tuaku. Aku berhutang budi sama mereka " Aku melirik ke arah Leon, dan mata kami saling berpapasan.
" Hey....mengapa memasang wajah seperti itu " Mauriel menepuk pipi Lucas.
Lucas memeluk Mauriel , dan berkata, " Kakak pasti telah melalu hari yang sangat berat " Sambil menepuk-nepuk punggung Mauriel.
Aku ingin mendorong Lucas, tapi tangan ku tidak sanggup melakukannya, mungkin saat ini aku benar-benar membutuhkan seseorang untuk menghibur diriku.
" Jika suatu saat Kakak membutuhkan bantuan, datanglah kepada ku, Aku akan segera datang " Ucap Lucas sambil tersenyum.
" Hahahaahhahaha " Aku jadi tertawa melihat wajahnya.
Di kejauhan ada sepasang mata yang sedang memperhatikan kami dari balik jendela, dengan mata yang menyorot kebencian.
" Baik dulu maupun sekarang , Lucas masih sama saja. " Ucap Leon datar.
" Kamu cemburu melihat Lucas akrab dengan Isterimu " Sahut Nenek.
" Cemburu ? yang benar saja. Kami menikah hanya karena Nenek yang memaksa, Aku masih tetao mencintai Rubia. " Jawab Leon berrhati-hati, Ia takut perkataannya akan menyinggung perasaan Nenek.
" Hah....Nenek memang menyuruh kamu untuk menikah , dan sekarang Nenek menyesalinya " Seru Nenek.
" Maksud Nenek ? " Kata Leon terkejut.
" Mauriel gadis yang sangat baik, Nenek tidak mau melukai hatinya.bertahanlah bersamanya selama tiga tahun jika kamu masih tidak bisa mencintainya kamu boleh melepaskannya dan kembali kepada Rubia." Kata Nenek memberikan pesan.
" Tapi Nek......" Leon ingin mnegatakan kalau Ia sudah menikahi Rubia tapi niat itu Ia urungkan, karena kesehatan Nenek yang paling penting untuk saat ini.
" Apa ? " Kata Nenek menatap mata cucunya.
" Tudak jadi, nanti saja tunggu Nenek lebih baik lagi. Aku berangkat ke kantor dulu, dan terima kasih Nenek sudah mau mendengarkanku " Leon mencium wanita tua itu dengan lembut.
Belum saatnya Ia memberitahu keluarganya tentang pernikahan keduanya, bersama Rubia.
" Aku menyayangi Nenek " Ucap Leon hangat.
" Aku juga menyayangimu " Jawab Nenek sambil memejamkan kedua matanya.
...****************...
Terima kasih sudah membaca novel ku , jangan lupa baca juga Anak Genius : Ayah sedingin es.
Semoga ini menghibur kalian , jangan lupa tinggallan jejak ya 😉😉
sekecil apapu. dukungan Kalian , sangat berarti buat kami.
sampai jumpa di chapter selanjutnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Benita Lestiyorini
Na tu Maurel dikaih waktu 3 th lho. Tunjukkan pribadimu dan ketulusanmu. Semangat Maurel.
2024-01-13
0
Jupilin Kaitang
tiga tahun lama sangat,terbuang masa maure selama itu tampa diangap isteri
2022-08-14
0
YK
lah... sakit jantung kok dimasakin bayam??? 🤦🏻♀️
2022-03-03
0