"Ayoo! Semangat pipi!" Teriak Sinta yang juga ikut menonton.
"Brian! Semangat sayang!" Kali ini Priska ikut berteriak pada kekasihnya itu.
Pertandingan pun di mulai, tim kandang pun mencoba menerobos pertahanan tim tandang. Brian dan tim mulai kewalahan, Tapi akhirnya tim Brian berhasil unggul dan mulai menyusul.
Babak awal skor tim Brian berhasil mengungguli tim lawan, beberapa poin lay up berhasil dilakukan sang kapten.
"Yeaay! Semangat sayang! Ayo pasti bisa!" Priska semakin bersemangat melihat skor tim kekasih hatinya.
Pertandingan dimulai kembali, babak pertengahan tim lawan mulai menyusul skor kembali. Brian dan teman-teman agaknya kepayahan dan terus di serang balik. Wajah Priska pun berubah khawatir.
"Yah, kok kesusul sih?! Ayo dong sayang semangat!"
Babak akhir pun di mulai. Tim Brian memasang wajah yang semakin serius dengan peluh membasahi tubuh mereka.
Kali ini Radit melakukan aksinya, dan mencetak beberapa poin untuk tim. Tapi tim lawan tak mau kalah, mereka terus menerus menyerang balik. Brian pun tak mau kalah dan berlari menyerang kembali.
Bruk!
Sang kapten jatuh tersungkur terhajar siku lawan ketika hendak melakukan lay up.
"Hah, Brian?" Priska bangkit dari duduknya karena khawatir.
Dan skor akhir di ungguli oleh tim lawan. Wajah Priska dan Sinta nampak lesu dibuatnya. Terlebih tim basket, tampak wajah mereka lemas ketika wasit sudah meniupkan peluitnya menandakan pertandingan telah usai. Brian yang sedang berpeluh memegang pinggangnya kelelahan, ia pun menepuk bahu kawan-kawannya mencoba menyemangati mereka.
Ketika semua telah usai, Brian yang sudah siap pulang berjalan menuju parkiran mobil. Disana Priska telah menunggu kedatangan lelaki yang sangat ia sukai itu seraya membawa kantong plastik berisi obat luka.
Brian berjalan menghampiri dengan wajah lesunya, nampak bibirnya sedikit berdarah akibat insiden saat pertandingan tadi.
"Priska." Ucapnya seraya mengelus rambut gadisnya.
"Iya. Kamu lesu banget sayang, semangat ya."
Brian mengangguk seraya tersenyum tipis. "Udah yuk, kita pulang sekarang."
Lalu mereka pun masuk ke dalam mobil. Ketika Brian hendak menyalakan mesin mobil nya, tangannya di tahan oleh Priska. Ia pun menatap Priska heran. Sambil tersenyum, Priska mengangkat kantong plastik yang ia bawa.
"Aku obatin dulu luka kamu."
"Oh.."
Kemudian Priska membuka obat yang ia beli, dan mengoleskannya menggunakan cutton bath ke bibir Brian.
Deg-deg!
Lelaki itu pun menatap dalam gadis yang tengah mengobatinya. Matanya begitu teduh. Priska yang sedang di tatap matanya pun tersadar ia tengah di perhatikan oleh Brian yang kembali mengelus rambutnya dan memegang erat tangan Priska.
"Kamu kecewa banget pasti ya udah kalah tanding." Ucap Priska merasa kasihan pada Brian.
"Ngga masalah aku kalah tanding. Tapi aku juga berhasil menang kok."
"Hmm? Berhasil menang?"
"Iya, aku berhasil menangin hati kamu. Itu yang terpenting buat aku di banding pertandingan basket. I love you Priska." Brian berucap seraya melayangkan kecupan manis di bibir Priska. Tiba-tiba Priska mendorong pelan.
"Love you more, Brian." Balas Priska. Dengan mesra mereka saling berpelukan erat.
Begitulah kisah asmara gue bersama Brian. Masih ngga nyangka dan terasa seperti mimpi, seorang Brian yang dingin dan ngga peduli dengan gue awalnya kini jadi orang yang paling peduli dan sayang ke gue. Memang sudah jalan dan takdirnya Tuhan mempertemukan kita di kampus ini lagi. Dan ini akhir dari cerita ini, happy ending!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
W.Willyandarin
seru kak
2020-09-02
0