Episode Spesial

Gue dan Brian pacaran sampai lulus kuliah. Iya, selama itu kita pacaran, selama itu pula hubungan kita langgeng hampir ngga pernah ada kata putus, yaa walaupun ada kalanya masalah kecil yang buat kita berantem, tapi kita selalu bisa nemuin solusi bersama.

Dan setelah lulus syukurnya gue dapet kerjaan sebagai administrasi staff di perusahaan swasta. Sedangkan Brian, dia melanjutkan bisnis keluarganya karena memang Papa Brian punya usaha yang sukses sejak dulu. Brian yang lebih dulu kerja, sedangkan gue baru dapat kerjaan setelah beberapa bulan kelulusan. Sekarang baru sebulan kerja di perusahaan ini, awal mula memang lelah harus kerja selama 8 jam, tapi sekarang udah mulai terbiasa.

"Sayang, kamu lagi apa?" Brian menyapa Priska lewat chatnya setelah jam makan siang kala itu. Tapi sang kekasih masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya hingga baru sempat membuka ponsel ketika jam pulang kerja.

"Maaf sayang, aku baru buka hp tadi lagi ada kerjaan. Kamu ga jemput aku lagi?" Balas Priska. Brian yang sedang di dalam mobil dengan cepat membuka chat dari Priska, ia memang sedang ngambek sejak kemarin pada gadisnya karena selalu membalas chatnya begitu lama.

"Iya aku ga jemput, karna kamu balesnya lama, dan ga pernah chat duluan. Jadi kirain ga perlu aku jemput" Priska yang membaca balasan dari Brian hanya bisa menghela napas. Ini kesekian kalinya Brian ngambek hanya karena Priska lama membalas pesan.

Ampun deh, childish banget cowok gue. Priska menggerutu tanpa membalas kembali, tak mau pusing terlalu lama ia segera merapikan meja kerja dan mematikan PC di kantornya dan bergegas pulang. Ia menggunakan lift untuk turun ke lantai bawah, ketika sudah sampai di bawah, beberapa cewek yang sepertinya mau lembur kembali memasuki lift, mereka seperti berbisik sambil cekikan.

"Iya gue juga ga pernah liat tuh cowok, pegawai baru kali?"

"Ganteng, mau dong satu. Haha"

Sepintas Priska mendengar ocehan mereka. Dengan sikap bodo amat Priska berjalan melewati lobby untuk keluar kantornya. Dan benar saja dari kejauhan terlihat seseorang yang tak asing bagi Priska, ia menunggu di depan pintu kaca seraya melipat tangan dan melihat ke arah jam tangannya, ya siapa lagi kalau bukan Brian. Dengan cepat Priska segera menghampirinya.

"Sayang? kamu ngapain? katanya ngga jemput?"

"Iya aku sengaja bohong, pengen bikin kamu kaget aja" jawab Brian dengan wajah masam dan tangan yang masih terlipat.

"Kamu masih marah ya?"

Brian tak langsung menjawab pertanyaan Priska, ia meraih telapak tangan Priska dan menggandengnya berjalan menuju parkiran mobil. Sebenarnya Priska sedikit risih karena mereka berada di area perkantoran, tapi ia merasa tak enak jika menolak gandengan tangan Brian karena kekasihnya itu sedang ngambek. Setelah mereka di dalam mobil, Brian menampakkan wajah dinginnya. Priska sama sekali tak berani mengajaknya bicara, sesekali ia menoleh. Lalu Brian menyalakan mesin mobilnya dan memacu gas keluar dari area perkantoran, saat dalam perjalanan Priska keheranan karena perjalanan mereka bukanlah jalan menuju rumah Priska.

"Enggg, Brian. Kita mau kemana? kok ambil jalan kesini?"

"Aku mau ngajak kamu makan malem. Aku mau bicara sesuatu" Brian menjawab dengan ekspresi datar. Suasana dingin pun menghampiri Priska, ia sedikit merasa ada yang tak beres.

Mau ngomong apa ya? Belakangan ini emang kita sering berantem sih, apa lagi semenjak gue kerja. Apa jangan-jangan dia minta putus? Kalo gue minta maaf apa dia bakal berubah pikiran? Tapi perasaan gue udah minta maaf deh, dianya aja yang ngga pengertian, yaudahlah terserah aja.

Priska bergelut dalam pikirannya, rasanya ingin menangis dan teriak.

Akhirnya mereka pun sampai di sebuah restoran. Brian dan Priska keluar dari dalam mobil, mereka berjalan namun Priska agak sedikit di belakang Brian. Ia benar-benar sangat tidak mood saat itu.

Apa iya gue siap dengan semua ini? Kalo bener dia minta putus, berarti dia emang bukan jodoh gue. Tapi ngga relaa. Kenangan selama ini mudah aja gitu buat dia?

Di dalam restoran tersebut hanya ada Brian dan Priska. Mereka pun segera duduk dan mengambil tempat tepat disisi jendela kaca besar yang menghadap ke pemandangan luar yang cukup bagus.

Kok sepi amat ya.

Mereka duduk berhadapan sambil menunggu makanan datang. Priska benar-benar tak berani menatap Brian, ia hanya menunduk sesekali melirik Brian yang juga tidak melihat ke arahnya.

Tiba-tiba Brian menghela napas panjangnya menatap Priska.

"Kamu daritadi diem aja"

"Oh, nggg. Abis kamu juga diem aja daritadi"

"Aku rasa udah cukup semua ini" Ucap Brian. Priska pun tersentak lalu menegakkan kepalanya dan menatap Brian, lidahnya terasa kelu dan matanya berkaca-kaca.

"Maksud kamu?"

"Iya aku udah lelah belakangan ini selalu aja kita berantem, aku mau udahin semua" Jawab Brian seraya mengeluarkan kotak hitam.

Tiba-tiba saja lelaki itu bangun dari kursinya dan menghampiri Priska, ia berlutut dan membuka isi kotak hitam tersebut dan membukanya tepat di hadapan Priska. Sebuah cincin berlian yang sangat cantik terpampang nyata.

"Aku mau udahin hubungan pacaran ini, aku rasa aku udah siap dan aku udah bisa lanjutin ke arah yang lebih serius. Aku minta maaf belakangan ini sering ngambek, tapi itu karena aku sayang dan kangen terus sama kamu. Berbagai pikiran buruk selalu dateng apa lagi dengan suasana kerja kamu dan orang-orang baru yang kamu temuin, aku khawatir dan cemburu. Dengan cara ini aku rasa, aku bisa sedikit lega karena kamu ngga akan bisa lagi untuk dimilikin orang lain" Panjang lebar Brian bicara, tapi Priska sekali lagi benar-benar kaget bukan main. Ia menitikan air mata haru, kaget dan bahagia campur aduk.

"I, iya aku mau" Jawab Priska spontan. Brian tertawa kecil, wajahnya begitu sumringah.

"Mau apa? Emang aku udah bilang ya?"

"Hah?"

Sambil tersenyum lebar Brian meraih tangan Priska dan memakaikan cincin tersebut di jari manis Priska. Mereka berdua pun tertawa bersama dan kemudian para pegawai restoran berkumpul dan bertepuk tangan mengucapkan selamat.

Bener-bener kaget, senang dan bahagia. Aah, hari yang paling indah dalam hidup gue, ngga di sangka banget dia ngelamar gue di jam pulang kerja. Tau gitu kan gue bisa dandan dulu, dasar emang Brian. Sampe segala nyewa restoran coba, wanita mana yang akan bilang engga kalo seorang Brian yang ngelamar? Ehh, jangan sampe deh dia ngelamar cewek lain. Setelah dia ngelamar kita pun makan malem bareng dan yaa langsung pulang. Terus gue cerita ke papa sama mama, dan mereka kaget banget plus ikut seneng. Yaa, pastinya setelah ini bakalan ribet karena ini bukan lamaran resmi, harus ada pertemuan keluarga, lamaran yang didampingin keluarga juga persiapan pernihakan. Aah, pokonya gue seneng & bahagia.

-TAMAT-

Terpopuler

Comments

Eka Hafiz Alfarizi

Eka Hafiz Alfarizi

ceritanya bener2 ringan... saya suka Thor... tp bener2 penasaran, seganteng apa ya Brian?? trus secantik apa Priska?? selalu bayangin kalo baca ceritanya

2020-11-20

2

W.Willyandarin

W.Willyandarin

bagus ceritanya kak

2020-09-02

0

Robiatul Adawiyah

Robiatul Adawiyah

syuip seru ceritanya...

2020-09-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!