(Flash Back)
"Brian, ini aku bawain sesuatu buat kamu." Ucap seorang gadis yang mengenakan baju putih biru membawakan sekotak hadiah berbungkus kertas kado.
"Oh iya makasih ya, Sa." Jawab Brian pada Salsa dengan ekspresi datar. Lalu dengan cueknya Brian berlalu meninggalkan gadis itu.
Ketika berada di dalam kelas, Brian menaruh kado itu di sembarang tempat di bawah bangku kelasnya. Salsa pun tertunduk kecewa dengan sikap Brian.
"Priska, ada yang mau ngucapain ulang tahun nih!" ucap seorang anak laki-laki berseragam putih biru ditangga sekolah kala itu.
"Siapa emangnya?" tanya Priska. Tak lama Brian datang menghampiri.
"Happy Birthday ya, Pris." Brian menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Priska.
Brian? Tau dari mana ya ulang tahun gue. Gumam Priska.
"Oh, iya Bri. Makasih ya." Jawab Priska dengan senyumnya menyambut hangat uluran tangan Brian.
"Oh, itu ya yang namanya Priska. Beruntung banget dapet ucapan ulang tahun dari Brian." Bisik para gadis lainnya.
"Iya, sok cakep banget sih Priska." Sahut yang lainnya. Salsa yang mendengar itu pun menjadi muram tak karuan.
Sore itu, Brian yang ikut ekskul basket di sekolahnya, sedang bersiap untuk pulang. Semua anggota tim sudah pulang, tinggal Brian seorang sendiri yang berada dalam gedung olahraga tersebut. Tiba-tiba dari arah ruang ganti terdengar suara tangisan. Brian yang mendengarnya pun mencoba mencari arah suara itu.
"Huuuu...hiks!"
"Salsa? lo kenapa?" Tanya Brian ketika menemukan Salsa sedang terduduk membelakanginya.
"Ini semua gara-gara kamu Brian! Aku ngga akan begini kalo kamu peduli sama aku." Seru Salsa dengan wajah sembabnya. "Kamu liat tangan ini kan?!" Salsa menunjukkan tangannya yang penuh darah itu, darah memenuhi tangannya dan menetes-netes ke bajunya.
"Lo ngapain Sa?!" Brian shock sejadi-jadinya melihat kejadian itu.
"Kalo aku sampe mati, ini semua karna kamu!"
"Udah gila lo ya?!" Dengan segera Brian berlari keluar mencari pertolongan, ia pun terengah-engah dan perkataan Salsa terngiang di telinganya.
"Kalo aku sampe mati, ini semua karna kamu!" Ucapan Salsa kembali terngiang di telinga Brian. Begitu pula dengan tetesan darah yang banyak itu pun menghantui otak Brian.
"Pak, tolong pak! ada yang luka. Harus di bawa ke rumah sakit sekarang!" Ucap Brian pada satpam yang masih berjaga di sekolah itu.
"Dimana dek?"
"Itu di lapangan basket gedung olahraga!" Unjuk Brian.
Kemudian mereka pun berlari dan menghampiri Salsa yang sudah terkulai lemas. Satpam itu mengangkat Salsa dan membawa gadis itu ke UGD rumah sakit terdekat, lalu Brian menyusul mereka. Ketika Salsa di jemput oleh kursi roda di UGD tersebut, tangan penuh darahnya memegang erat tangan Brian yang sedang menemaninya. Brian pun lemas melihat tangan itu, ia seperti tak sanggup untuk bergerak atau melepas genggaman itu. Brian meneteskan air matanya, wajahnya seperti orang yang sangat takut.
Akhirnya Salsa mendapat pertolongan cepat. Ia kini sedang merebah pada kasur di sebuah ruangan kamar rumah sakit itu. Brian tak berani menghampiri Salsa, dari dalam kamar ternyata Salsa tidak tidur, ia melempar senyuman mengerikan pada Brian yang sedang memperhatikannya dari kaca pintu kamar tersebut. Sontak Brian kaget dan takut setengah mati. Ia pun kabur melarikan diri dari rumah sakit itu dengan wajah pucat pasi.
"Brian?" Suara Salsa terngiang di telinga Brian. "Kamu liat tangan ini kan?" "Brian?" "Brian?" Suara Salsa terus memenuhi otak Brian yang masih berlari ke rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments