"Pris, aku udah sampe nih. Kamu udah siap?" Brian menelepon Priska. Mereka pun akhirnya bertemu di taman dekat rumah Priska untuk acara double date bersama Sinta dan Aldi.
"Iya aku udah siap kok. Ini aku udah di belakang kamu." Ucap Priska yang datang dari kejauhan. Brian pun menoleh ke arahnya, Priska hari itu tampak sangat cantik dengan setelan dress santai dan rambut terurai panjangnya. Brian pun cukup terpesona dengan penampilan gadis itu, layaknya di film-film. Priska yang nampak anggun seolah-olah berjalan pelan menghampiri Brian. "Bri, kamu kenapa kok diem aja?"
Deg-deg!
"Hah? Ngga apa-apa kok." Brian tersadar dari lamunannya. "Kamu cantik banget pake baju gitu." Ungkap Brian. Priska pun tersipu malu dan mengaitkan rambut terurainya ke balik telinga.
Orang homo bisa juga bilang cantik ke cewek. Gumam Priska yang merasa senang dengan pujian Brian untuknya.
"Yaudah yuk, kita berangkat sekarang." Ajak Brian. Lalu mereka pun pergi menuju tempat janjian bertemu bersama.
Setelah sampai di sebuah parkiran mall, Priska memeriksa ponselnya untuk menghubungi Sinta.
"Duh, disini susah banget signalnya. Sebentar ya, Bri. Aku keluar dulu mau nelepon Sinta." Ucap Priska.
"Oke, aku tunggu disini ya."
"Iya." Dengan segera Priska pun keluar dari dalam mobil dan mencoba mencari signal ponselnya. "Ck, susah banget siih signal di parkiran basement, harus ke atas dulu ini mah." Lalu Priska pun masuk ke dalam mall dan mencoba menghubungi Sinta. Beberapa kali mencoba namun sahabatnya itu tak mengangkat teleponnya.
Ketika berada di dalam mall, Priska melewati outlet kecantikan dan melihat sheetmask yang terpajang.
Hmmm, beli dulu kali yah sebentaran. Cuma beli sheetmask ngga bakal lama kan? Ia pun mengambil sheetmask dan membawanya ke kasir. Setelah membayar, Priska melihat beberapa lipcream yang terpajang di outlet itu. "Ih, ini kan lipcream keluaran terbaru yang di review sama beauty vlogger. Beli ngga ya?" Gumamnya lagi, lalu ia mencoba mengoleskan beberapa shades lipcream tersebut di tangannya. "Lucu banget sih, warnanya."
Priska pun masih terus sibuk melihat-lihat sampai lupa waktu. Tiba-tiba ponselnya berbunyi.
"Halo Priska."
"Sin, lo dimana? Gue udah sampe daritadi tau."
"Sorry banget, Pris. Tiba-tiba gue ngga enak badan tadi pagi, meriang gue."
"Oh gitu, terus kita ngga jadi nih?"
"Reschedule minggu depan aja beb."
"Hmm gitu, yaudah oke deh beb."
"Iya, aduh sorry banget ya beb."
"Yah, yaudah mau gimana lagi. Cepet sembuh ya, Sin."
"Iya makasih banyak ya beb, salam buat Brian."
"Oke, bye." Priska menutup ponselnya sambil menghela napas. "Eh, jam berapa sekarang?" Priska melihat ke arah jam tangannya. "Astaga, udah hampir setengah jam gue ninggalin Brian."
Dengan segera Priska kembali ke parkiran basement di mall itu. Lalu ia masuk ke dalam mobil dan mendapati Brian sedang tertidur.
Ya ampun, sampe ketiduran gini nungguin gue.
Brian yang tertidur pun terlelap tak mengetahui Priska sudah berada di dalam mobilnya lagi.
Tidur aja tetep keliatan ganteng, padahal kalo dia cowok tulen tuh bener-bener perfect. Ibarat make up tuh 'must have item' banget. Eh tapi kenapa gue samain dia sama make up ya?. Gumam Priska merasa garing sendiri sambil terus menatap Brian. Tiba-tiba ekspresi Brian berubah. Dahinya mengernyit, sepertinya ia bermimpi buruk.
"Hmmh..." Brian mengerang dalam tidurnya. Ia berkeringat padahal kondisi AC mobil sedang menyala saat itu.
"Bri? Kamu ngga apa-apa? Brian?" Tanya Priska. Brian masih saja terpejam. Ternyata ia bermimpi yang sama seperti yang pernah dia impikan beberapa waktu lalu.
"Brian? Kamu lihat tangan ini kan?" ucap seorang gadis berwajah pucat pasi yang memakai seragam SMP dalam mimpi itu. Tangannya tersayat-sayat meneteskan darah, tapi gadis dalam mimpinya hanya tersenyum tak mengeluhkan tangannya yang terluka. Brian yang melihat itu pun ketakutan dan segera berlari ke arah berlawanan, tapi gadis itu tiba-tiba muncul lagi dihadapannya. "Brian?" Mimpi itu persis sama tak berubah sedikitpun.
Priska yang melihat Brian begitu gelisah dalam tidurnya pun mencoba membangunkan. Lalu ia mendekatkan wajahnya dan mengguncangkan tangan lelaki itu. Brian yang kaget pun reflek dan memegang balik tangan Priska. Ia menggenggam sekencang yang ia bisa dengan nafas yang tersengal-sengal. Priska pun kaget dan heran melihatnya. Begitupula dengan Brian yang kaget melihat tangannya menggenggam erat tangan Priska,
Deg-deg!
Jantung Priska berdetak hebat. Brian yang kaget plus ngos-ngosan pun menyandarkan kepalanya ke jok mobil sambil memejamkan mata tanpa melepas genggaman tangannya.
"Bri, kamu baik-baik aja kan?" Tanya Priska.
"Iya aku abis mimpi buruk."
"Kalo gitu kita pulang aja yuk? Tadi Sinta ngabarin katanya dia meriang, terus katanya di undur aja minggu depan."
"Oh gitu, yaudah kita ke rumah aku dulu ya, aku harus minum obat sekarang. Obatnya ketinggalan di rumah." Ucap Brian dengan peluh di dahinya, namun ia tetap tak melepas genggaman tangan Priska.
"Yaudah, ngga apa-apa Bri. Tapi kamu sanggup nyetir?"
"Iya, masih sanggup kok. Maaf ya aku udah pegang tangan kamu tanpa izin. " Ucap Brian seraya melepas genggaman tangannya. Jantung Priska makin berdebar ketika Brian mengatakannya.
"Iya ngga apa-apa kok."
Kemudian mereka meninggalkan mall itu.
"Belok kiri." Ucap suara panduan dari maps pada layar LED di mobil Brian.
Kalo gini, gue jadi bingung. Jadi sekarang dia udah sembuh? Udah bisa pegang tangan cewek lagi? Tapi orientasi seksualnya? Ah, ngga tau lah bingung.
Kemudian maps yang memandu Priska dan Brian mengarahkan ke sebuah komplek perumahan mewah di kota itu. Priska pun cukup terperangah ketika maps menghentikannya di depan sebuah rumah megah, lalu Brian pun memasukkan mobil ke dalam parkiran di rumah itu.
Ngga heran sih, berarti emang bener yang di omongin anak-anak kalo Brian itu anak orang tajir. Gumam Priska.
Setelah sampai, mereka keluar dari dalam mobil dan berjalan ke teras rumah Brian.
"Bri, aku pulang ya. Kamu istirahat aja." Ucap Priska.
"Masuk dulu aja. Mampir dulu baru pulang." Brian memaksa. Tak lama kemudian seorang wanita cantik keluar dari dalam.
"Brian? Kamu udah pulang?" Tanya mama Brian. "Eh, ada tamu. Siapa ini?"
"Iya tante, aku Priska." Priska tersenyum sambil mencium tangan mama Brian.
"Ayo masuk dulu sini."
"Iya, tan."
Kemudian mereka memasuki rumah megah itu. Brian berjalan menuju tangga dan kemudian masuk ke dalam kamarnya. Priska menatap Brian khawatir.
"Udah jangan khawatir, nanti juga baikkan. Abis minum obat dia cuma butuh nenangin diri beberapa menit." Bisik mama Brian, ia terlihat biasa melihat keadaan Brian.
"Oh, hehe iya tan." Jawab Priska.
"Kamu temen kampusnya Brian?" Tanya mama.
"Iya aku temen kampusnya Brian, tan."
"Oh gitu, kirain pacarnya." Ucap lagi mamanya Brian. Priska pun sedikit tersontak mendengarnya. "Soalnya tante kirain abis ngedate, hari sabtu gini kan kampus libur."
"Ah, hehe iya tan, sabtu libur kok kuliahnya." Jawab Priska yang menjadi salting. Tak lama seorang pelayan di rumah itu mengantar minuman dingin untuk Priska. "Oh, iya makasih."
"Brian kalo di kampus gimana, Priska? Judes ya ke cewek-cewek?"
"Hah? Hehe ngga kok tan."
"Masa sih? Kamu cewek pertama lho yang di ajak Brian kesini."
"Oh gitu ya, tan."
"Iya, sejak kejadian dulu, Brian ngga pernah mau deket-deket perempuan. Selalu aja mimpi buruk tiap malam, kalo sekarang udah lebih baik karna udah di hipnoterapi, jadi udah jarang banget mimpi buruknya."
"Emang kalo boleh tau Brian pernah ngalamain apa tan? Karna tadi abis mimpi buruk sampe keliatan lemes banget."
"Gitu ya." Mama menghela nafas panjang mendengar perkataan Priska. Lalu mama Brian pun menceritakan kejadian yang di alami Brian sewaktu dulu. "Jadi, dulu itu Brian ngalamin shock berat karena teman sekelasnya ngelakuin percobaan bunuh diri dan menyalahkan Brian."
"Ya, ampun. Ternyata begitu ya. Memang siapa orang yang udah ngelakuin itu ke Brian?"
"Hmmm, namanya Salsa. Pasti kamu juga ngga akan kenal orangnya."
"Kak Salsa? Aku dulu satu sekolah tan sama Brian di SMPN, tapi kok aku ngga pernah denger ya peristiwa itu?"
"Oh, ya? Dunia sempit ya. Itu karna emang di tutup rapat, saya dan papa Brian yang minta ke pihak sekolah agar jangan sampai ada yang tau."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments