BAB 8

Malam itu menunjukkan waktu pukul 21:00 di jam dinding. Seperti biasa, Priska masih sibuk mengerjakan tugas di depan laptopnya karena sudah harus di kumpulkan minggu ini. Sambil mengerjakan tugas, Priska juga memutar musik lewat laptopnya.

'Now Playing – Katakan By Rossa feat. Joe Flizzow'

"Walaupun status kita sementara, tapi tetep aja kan posisinya sekarang kamu cewek aku." Kata-kata Brian terngiang di otak Priska.

Tak-Tok!

Priska mengetik keras-keras keyboard laptopnya dengan tampang cemberut.

Tanpa perlu lo jelasin, gue juga tau kali kita cuma sementara! Gerutu Priska yang mengomel terus dipikirannya. Tak lama kemudian, notif chat masuk berbunyi di ponsel gadis itu.

"Pris, kamu udah tidur?" Tanya Brian pada chatnya, malam itu ia sedang duduk di lobby rumah sakit.

Sejak jadian, setiap malem pasti Brian selalu chat duluan. Seketika pikiran Priska melayang. Ia pun mengetik balasan untuk Brian. "Belum, Bri. Aku lagi ngerjain tugas Pak Fahrul nih, kamu udah kerjain belum?"

"Oh, aku udah selesai kok. Kamu jangan tidur malem-malem."

Kalo Brian perhatian kayak gini sih gue seneng. Tapi... kalo inget kata-kata dia tadi waktu bilang 'walaupun status kita sementara' kok gue ngerasa sedih ya? Apa lagi kalo inget gosip itu. Eh, iya bener gosip itu ya. Priska tiba-tiba teringat rumor yang menimpa Brian dan kawan-kawannya. Ia pun membuka google, dan mengetik sesuatu pada mesin cari itu.

"Ciri-ciri homoseksual."

KLIK!

Priska menekan enter pada keyboardnya ketika selesai mengetik apa yang sedang ia cari tahu, wajahnya sangat serius ketika mensortir artikel yang tertera lalu ia memilih salah satu diantara ribuan artikel itu.

Nomer empat, selalu menjaga bentuk tubuh. Brian emang atletis banget sih badannya. Terus nomer lima..Menjaga jarak dengan wanita?! Kok pas banget ya ciri-cirinya! Otak Priska bergulat dengan hatinya. Ia pun seperti orang yang patah hati ketika membaca artikel tersebut, lalu ia melipat kedua tangan di meja dan menyandarkan kepala di lipatan tangannya sambil menghela nafas panjang.

"Kenapa ciri-ciri yang ini bisa pas siih. Aargh." Gerutu Priska seraya mengacak-acak rambutnya. Pristy yang sedang pulas tidur pun terdengar mengerang kesal karena merasa berisik dengan suara gerutu kakaknya. Priska melirik pelan ke arah adiknya yang kembali pulas. "Ups, untung ngga bangun tuh anak."

Priska yang sedang galau melanjutkan lamunannya, sambil menopang dagu ia kembali mengscroll artikel yang sedang di bacanya. Tiba-tiba saja ia teringat dengan cerita April, ia pun mengambil ponselnya yang tergeletak di meja dan mencari nama April di kontaknya, dengan segera ia menekan tombol telepon.

"Hmmm?" Jawab April yang sedang sibuk mengunyah camilannya sambil menikmati film yang ia tonton di kamarnya.

"Beb, gue mau tanya deh."

"Tanya apa? Malem-malem gini tumben?"

"Itu.. yang tentang bos kakak lo, yang waktu itu lo ceritain."

"Yaelah, kirain apaan. Bos kakak gue yang homo itu?"

"Iyaa, Pril. Mmm... orangnya badannya atletis gitu ngga? Terus kayak yang ngga mau deket-deket apa lagi kesentuh sama cewek gitu?"

"Waktu itu sih kakak gue cerita begitu, Beb. Emang badannya tegap cakep, terus bener yang lo bilang, dia ngga mau deket-deket cewek, kayak alergi gitu."

"Hah? Gitu ya?"

"Iya, terus yang gue baca sih katanya orang yang orientasi seksualnya keganggu itu biasanya punya trauma mendalam dimasa lalu." Jelas April, Priska pun terdiam sejenak sambil berpikir. "Lo malem-malem nelepon gue cuma buat nanya ini doang?"

"Hehe, iya. Abis gue penasaran aja, secara kakak lo bisa sampe naksir gitu. Pasti ganteng banget bosnya."

"Banget beb gantengnya, gue udah liat fotonya. Kayak artis korea tau ngga." Mendengar perkataan April membuat mood Priska semakin tak karuan.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!