Priska yang panik pun segera keluar dari kamarnya menuju halaman. Ternyata Brian sudah masuk melewati pagar dan sedang berhadapan dengan papa Priska. Papa tercengang melihat kedatangan lelaki tampan yang sangat jarang ia temukan ini. Ekspresi yang persis sama ketika mama Priska melihat Brian untuk yang pertama kali.
"Pagi, om." Sapa Brian dengan wajah ramahnya menawannya.
"Iya, pagi. Ini tamu darimana ya?"
"Perkenalkan om, saya Brian." Dengan sopan, Brian mencium tangan papa. Papa pun merasa senang dengan sikap santunnya.
"Oh, pacarnya Priska. Ya, ya, ya." Papa lalu menepuk-nepuk bahu Brian cukup keras. "Ayo sini duduk dulu."
"Hehe iya om." Brian menggosok-gosok pundaknya seraya mengikuti papa Priska untuk duduk di kursi teras. Sedangkan Priska yang melihat kekasihnya akan di interogasi oleh papa hanya memijit-mijit dahinya kebingungan.
"Priska, tolong buatin minum buat tamunya." pinta Papa pada anak gadisnya yang sedang kebingungan itu. Dengan wajah khawatir Priska pergi menuju dapur untuk membuatkan minum.
Haduh, papa ngga bakal nanya aneh-aneh kan. Gumam Priska.
"Jadi, nak Brian. Gimana? Tolong ceritain tentang kamu. Keluarga kamu." Papa memulai interogasinya.
"Iya om. Ehem. Jadi.. saya anak tunggal, papa saya punya bisnis, maka dari itu saya ambil kuliah jurusan manajemen supaya bisa melanjutkan usaha papa saya. Kalo mama saya sama seperti tante, ibu rumah tangga." Jelas Brian mencoba rileks di balik gugupnya berhadapan dengan papa Priska.
"Oh, gitu. Baiklah, melanjutkan usaha ya. Bagus sekali, sangat bagus." Papa tersenyum puas mendengar penjelasan itu, Brian tersenyum sambil mengangguk. "Jadi gini, nak Brian." Tiba-tiba wajah papa berubah serius. "Om ngga masalah kamu mau gimana nantinya, kelihatannya kamu anak yang gigih. Yang om inginkan hanyalah supaya Priska bahagia. Anak om perempuan semua, om harap kamu bisa menjaga Priska. Om titip Priska ke kamu ya nak Brian. Karna om ngga bisa selalu jagain dia."
"Iya, om. Saya juga berusaha sebaik yang saya bisa untuk selalu jaga Priska."
"Iya, om ngga ngelarang Priska untuk pacaran. Kalian sama-sama sudah dewasa. Pasti tau yang terbaik."
"Siap om."
"Ngomong-ngomong kenapa kamu bisa tertarik sama anak om?"
"Hah? Eee." Brian kaget plus salah tingkah mendengar pertanyaan papa camer.
Priska pun datang membawa nampan berataskan minuman dan beberapa toples kue kering.
"Papa, jangan tanya yang aneh-aneh." Gerutu Priska yang ikut mendengar pertanyaan papanya.
"Emmm... Soalnya... anak om cantik banget. Hehe." Celetuk Brian yang sedang kasmaran.
"Hahaha, ya, ya, ya. Kalo soal itu emang nurun dari om. Hahaha."
Priska geleng-geleng ikut tersenyum melihat papa dan Brian yang sedang tertawa itu.
Setelah mampir dan di interogasi papa Priska, mereka berdua berpamitan untuk berangkat kencan perdana mereka. Brian pun membukakan pintu mobil untuk sang gadis. Lalu mereka pergi meninggalkan rumah Priska.
***
Akhirnya Priska dan Brian sampai di mall. Bersama dengan Aldi juga Sinta yang hadir dengan wajah cemberut dan kesal. Mereka berempat berakhir dengan membeli tiket bioskop.
"Mi? Kamu marah sama aku ya?" Tanya Aldi pada Sinta yang masih muram tak menjawab. Brian dan Priska saling melirik heran. "Tadi di jalan kamu bilang ngga apa-apa ngga jadi ke taman hiburan. Kok sekarang malah bete?"
"Kalo cewek bilang ngga apa-apa. Itu artinya apa-apa." Celetuk Brian sambil senyum geli yang dibalas oleh tatapan sinis Aldi.
"Iya beb. Udahan dong ngambeknya, kasian tuh pipi Aldi?" Priska berujar pada Sinta yang masih mengerucutkan bibir sambil melipat tangan.
"Iya mi. Kan aku udah bilang, aku takut naik wahananya apa lagi roller coaster. Aduh, ngga deh. Buatan manusia itu, mi." Aldi membayangkan ngeri. Brian hanya menggeleng tak percaya Aldi sepenakut itu.
"Iya, iya. Yaudah aku udahan ngambeknya." Ucap Sinta tapi masih menampilkan wajah betenya.
Kemudian mereka pun berjalan bersama menuju ke dalam bioskop. Kali ini Brian dan Priska berjalan lebih dulu di depan, mereka bergandengan tangan, dan sesekali saling melemparkan pandangan hangat. Kedua pasangan kasmaran itu pun menjadi perhatian Aldi lagi.
"Mimi." Panggil Aldi dengan suara pelan seraya memperlambat jalannya.
"Hmm?"
"Kamu perhatiin ngga sih? Si Brian sama Priska sekarang kok jadi lebih mesra ya? Perasaan kalo di kampus ngga pernah gandengan tangan gitu? Jalan selalu jauh-jauhan. Tapi... Sekarang kok beda?"
"Emang iya? Aku malah ngga pernah perhatiin tuh." Jawab Sinta disusul dengan Brian yang kini merangkul Priska.
"Wah, bener-bener baru kali ini liat yang begini nih." Aldi bergumam tak percaya dengan yang ia lihat.
Lalu mereka masuk ke dalam dan duduk di kursi sesuai dengan tiket mereka masing-masing. Setelah menampilkan beberapa iklan film, lampu bioskop pun mulai mati. Akhirnya film mulai di putar, Aldi berekspresi bingung melihat adegan di film yang baru di mulai itu.
"Bro? Ini film barat tentang apa sih, kok surem gini? Tadi lo yang pilih kan ini film?" Bisik Aldi pada Brian yang duduk tepat di sebelahnya.
"Iya, ini film horor bro."
"Horor?!" Spontan Aldi berteriak, ia pun di cubit oleh Sinta yang duduk di sebelahnya. "Aw, aduh. Bro, parah lu ngga kasih tau gue kalo ini film horor. Tega lu bro."
"Ampun, terserah lo dah." Ucap Brian tak peduli dengan kelakuan sahabatnya itu. Priska hanya terkekeh melihatnya.
Kemudian mereka melanjutkan menonton film tersebut, sesekali Aldi nampak menarik-narik baju Brian mencoba menutupi wajahnya karena takut ada yang adegan yang mengagetkan.
"Ck, aduuh reseh lu bro." Gerutu Brian tampak tak nyaman dengan kelakuan Aldi. Tiba-tiba adegan yang menyeramkan dan membuat kaget muncul.
"Aaaargh!"
"Sssshh..." Sahut para penonton lainnya karena mendengar teriakan Aldi.
Akhirnya setelah dua jam berlalu, lampu bioskop menyala menandakan film telah usai. Tampak rambut Aldi terlihat kusut dengan wajah yang pucat. Sinta hanya geleng-geleng kepala melihat kondisi kekasihnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Eka Hafiz Alfarizi
🤣🤣🤣 Aldi...Aldi... cowok koq penakut
2020-11-20
0
Robiatul Adawiyah
hahaha lucu
2020-09-02
0
Robiatul Adawiyah
😅😅😅
2020-09-02
0