Jangan lupa L I K E, K O M E N & V O T E ❤
..
..
..
Setibanya Nana dan Sean di salah satu restoran populer di kota itu. Di katakan populer karena suasana dan pemandangan restoran itu di buat seromantis mungkin, untuk pasangan yang sedang di mabuk cinta, katanya.
Sean memakai topi rubah, kacamata dan maskernya kembali. Kemudian, dia menarik lembut tangan Nana dari mobil menuju restoran.
Djordi yang masih membuntuti mereka, melihat perlakuan Sean terhadap Nana seperti itu membuat hatinya terbakar.
Berani sekali bocah itu menggenggam tangan Nana. (Gumam Djordi sambil mengepalkan tangannya)
Kemudian dengan tidak pikir panjang. Djordipun masuk ke dalam restoran itu, dengan sembunyi-sembunyi.
Sean menarik kursi, dan mempersilahkan Nana duduk.
"Hey, tidak usah seperti itu perlakuanmu. Aku merasa tidak nyaman" ucap Nana, sedikit malu-malu.
Sean membalasnya dengan senyuman. Kemudian dia memanggil pelayan restoran.
"Pelayan !" panggilnya.
"Silahkan di pesan Tuan dan Nyonya. Ini adalah daftar menunya" sambut pelayan itu, sambil menyodorkan daftar menu.
"Nana, kau ingin makan apa?" tanya Sean.
"Emm, apa ya? Aku sedang tidak berselera. Kau saja lah yang pesan makanan" ucap Nana dingin, sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
"Oh, bagaimana jika ice cream? Apa kau suka ice cream? Katanya, jika diri kita sedang merasakan perasaan gelisah, memakan makanan yang manis dan dingin adalah penawarnya" jelasnya.
"Hmm ... ya, boleh lah" jawabnya terpaksa.
"Ya sudah. Saya pesan ice cream rainbow ukuran super jumbo, satu" ucap Sean pada pelayan restoran, sambil memberikan daftar menunya kembali.
"Baik Tuan. Silahkan di tunggu" jawab ramah pelayan itu.
Nana terheran.
"Kenapa kau memesan ice cream hanya satu? Itu untukmu atau untukku?" tanya Nana.
"Untuk kita berdua" jawabnya, sambil tersenyum nakal.
Uh? Ada apa dengannya hari ini? Seketika dia menjadi sangat sangat manis padaku. (Gumam Nana dalam hatinya)
..
Sambil menunggu pesanan datang. Sean memotret dirinya menggunakan ponsel miliknya. Sebenarnya, niat Sean membuka kamera di ponselnya adalah untuk melihat apakah pamannya itu benar-benar mengikutinya sampai masuk ke restoran atau tidak.
Benar saja.
Terlihat dari kamera, pamannya itu sedang sembunyi-sembunyi di tempat duduk paling pojok dengan menutupi wajahnya menggunakan koran.
Sean memikirkan suatu cara. Lalu Sean tersenyum licik.
"Kemari lah Nana. Apa kau tidak ingin berfoto dengan idol terpopuler di dunia?" ucapnya, menggoda Nana.
Sean menyuruh Nana menghampirinya. Tapi malah dia sendiri yang menghampiri Nana, dan duduk di sampingnya, sangat dekat. Karena Nana nampaknya biasa-biasa saja pada Sean.
"Ayo tersenyum". tuturnya, sambil bergaya ala dirinya.
Nana merasa malu. Karena ini sangat tidak biasa bagi dirinya. Kemudian, dia tersenyum malu.
Cekrek..
"Wah, lihat hasilnya bagus sekali ya. Tapi pemandangannya tidak terlalu kelihatan jika kita foto sendiri" sepertinya, ada sesuatu tersembunyi dari ucapan Sean itu.
"Emm ... hey, dik !" Sean menepuk pundak seseorang.
"Tolong, kau fotokan kita dari jauh," pinta Sean pada salah satu pengunjung restoran.
"Oh, baiklah ...," jawabnya menurut, dengan tidak basa basi.
"Bagaimana dengan pose tubuhku?" tanya Sean.
"Sebaiknya kalian lebih dekat sedikit. Cobalah, kau yang lelaki memeluk pasanganmu ini," ucap salah satu pengunjung restoran itu.
"Sudahlah, aku malu dilihat banyak orang. Kau ini narsis sekali," bisik Nana, mengelak
"Nana, aku itu jarang-jarang ke luar dengan suasana hati sebebas ini. Aku mohon padamu ya, untuk memenuhi apapun yang aku katakan. Hanya hari ini saja," ucapnya mohon, dengan raut wajah yang imut.
"Hmm, ya sudah lah. Lagian tidak ada yang mengenaliku juga di sini." Akhirnya Nana menurut.
Kemudian mereka mengambil beberapa gambar dengan sangat romantis. Sean selalu menempelkan badannya pada Nana. Memeluk, merangkul, dan mengenggam. Apapun posenya, terlihat romantis sekali, dengan lampu-lampu kecil yang terpasang di pinggiran dinding, dan pemandangan langit senja yang membuat hasil fotonya semakin bagus.
Djordi yang melihatnya, sangat terbakar api cemburu. Rasa iri nya sudah hampir melewati batas maksimal.
Kemudian, pelayan mendekati mereka.
"Tuan, Nyonya. Ini pesanan anda. Silahkan dinikmati" ucapnya, sambil meletakkan sewadah besar, ice cream.
Nana terkejut, melihat ice cream sebesar itu.
"Siapa yang akan menghabiskan ice cream sebesar itu? Apa kau ingin membuatku gendut?" tanya Nana.
"Habiskan lah. Kau pasti akan minta tambah. Mau kau menjadi gendut atau tidak aku tidak masalah. Tidak akan mempengaruhi rasaku padamu". ucap Sean dengan kata-kata manisnya.
Apa yang dia maksud dengan rasaku padamu? Dasar aneh. (Gumam Nana, dalam hatinya).
Kemudian, Nana dan Sean mencicipi ice cream tersebut.
"Wah, benar-benar enak. Ini ... ini enak sekali," tutur Nana, matanya berbinar sangat senang.
"Biasa saja dong makannya (memperhatikan mulut Nana) ... Dasar kau ini, seperti anak kecil saja ! Kemarilah mendekat" ucap Sean, sambil menjulurkan tangannya.
"Ah? Ada apa?" tanya Nana, terheran.
Sean mengambil tisu dan mengelap dengan lembut sisa ice cream yang menempel berantakan di sisi mulut Nana.
Nana merasa tersentuh. Sekejap dia menjadi terpanah dengan perlakuan lembutnya.
Di kursi bagian pojok.
"Bocah itu benar-benar membuatku kagum. Lihat saja, aku akan memotong kedua tangannya itu" geram Djordi, sambil mengintip dari celah koran yang sudah ia lubangi, sedikit.
..
"Eh? Apa kau mencium bau sesuatu terbakar?" tanya Nana, sambil mengendus.
"Terbakar?" gumam Sean, sambil mengendus-endus.
"Emm, tidak ada !" jawab Sean.
Terbakar? Apa mungkin hati paman yang terbakar? Haha, jika benar-benar hatinya terbakar, dia mungkin akan menjadi pria yang tidak memiliki hati.
(Gumam Sean dalam hatinya, sambil tertawa jahat)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Kim Nana
haredang ,,,haredang
2020-07-22
4
pecinta time travel
🤣🤣🤣🤣cembukur
2020-06-27
0
Triiyyaazz Ajuach
hahaha sean mmg jahil
2020-06-12
1