Surrounded Several Boys
Nama nya Bae Nana. Ia putri kedua dari perusahaan Bae. Ibunya meninggal tidak wajar saat dirinya masih bayi. Kaka tirinya bernama Bae Rona. Ia selalu diperlakukan tidak baik oleh ibu tiri dan kaka tirinya.
Hari ini, hari pernikahannya dengan pewaris tunggal Hilton Group, yaitu Daren Hilton. Sudah sekitar dua tahun Nana berpacaran dengannya, akhirnya hari yang di tunggu-tunggu pun tiba.
"Nana, apa kau menyukai riasanku?" tanya Kattie, teman baik Nana sekaligus perias pengantinnya.
"Wah ! Apakah benar ini aku?" tanya balik Nana, tak percaya sambil melihat wajahnya di cermin.
"Sebenarnya kau memang cantik, hanya saja kamu tidak suka berdandan. Ehm, ngomong-ngomong ... apa kau yakin akan serius menikahi Kak Daren?" tanya Kattie, dengan ragu.
"Iya lah, aku sangat yakin. Karena aku sudah mencintainya dua tahun ini, dan dia sangat baik padaku." Bicaranya penuh keyakinan.
"Tapi aku lihat, sepertinya Kak Daren tidak seserius kamu padanya," ujar Kattie, sambil memegang pundak Nana.
"Sudahlah, jangan terlalu mengkhawatirkan aku. Do'akan saja yang terbaik untukku." Nana meyakinkan Kattie.
Tok Tok Tok ...
Suara ketuk pintu.
"Tamu besar sudah mulai berdatangan. Pengantin wanita bersiap-siaplah dalam lima belas menit lagi," ucap salah satu pengurus acara.
"Oh Tuhan, aku sangat gugup. Bagaimana ini Kattie?" tanya Nana, dengan rasa gugupnya.
"Santai saja, tanganmu dingin sekali. Coba tarik nafas lalu buang." Kattie menenangkan Nana.
Nana mengatur nafasnya..
"Kattie, sepertinya aku harus pergi ke toilet. Mungkin karena terlalu gugup, membuatku ingin buang air kecil," ucap Nana, sambil berjalan cepat meninggalkan Kattie.
"Dasar kau ini. Cepatlah !! Waktumu tidak banyak." Teriak Kattie.
Nana berjalan cepat, sambil mencari toilet. Kemudian, nampak seorang pelayan yang melewatinya.
"Tuan, bisakah kau tunjukkan kemana arah toilet?" tanya Nana, pada pelayan itu.
"Nona cukup berjalan lurus, lalu belok ke sebelah kiri," jawab si pelayan itu.
Lalu Nana bergegas menuju toilet wanita. Sesampainya di toilet, tertempel kertas pada pintu toilet.
Toilet sedang dalam perbaikan.
"Mengapa di saat-saat seperti ini harus ada perbaikan? Ah, pokonya aku sudah tidak tahan lagi ... ingin buang air kecil," gumamnya, sambil menerobos pintu toilet.
Setelah selesai, saat Nana akan membuka pintu toilet, Nana melihat ada dua orang yang akan masuk.
Lalu, Nana kembali masuk ke toilet pintu ke dua sambil mengintipnya. Tadinya Nana buang air kecil di pintu ke tiga.
Tidak disangka-sangka, ternyata yang memasuki toilet itu adalah calon suami dan kaka tirinya.
Nana sangat terkejut.
"Untuk apa mereka disini," gumam Nana, sambil terus mengintip. Ia menguping pembicaraan mereka.
"Sayang, apa kau yakin akan menikahi si bodoh itu?" tanya Bae Rona, sambil merangkulkan tangannya ke bahu Daren.
Melihat perlakuan kaka tirinya terhadap calon suaminya itu, sepertinya ada yang disembunyikan. Nana terus mengintip dan mengupingnya, meskipun Nana sangat kesal melihatnya.
"Bersabarlah sedikit lagi, dia hanya sebuah batu loncatan. Ketika aku menikahinya maka saham perusahaanku akan meningkat pesat," ucap Daren, sambil menyentuh lembut pipi kaka tirinya itu.
"Aku sudah bersabar melihat kalian bersama selama dua tahun ini. Kau harus berjanji padaku, setelah menikah kau tidak boleh menyentuhnya, hanya aku saja yang boleh kau sentuh." Bicaranya dengan manja, sambil memeluk Daren sangat erat.
"Tenang saja, aku tidak akan sudi menyentuhnya. Aku hanya mencintaimu selama ini," ujar Daren sambil mengecup kasar pipi, bibir dan leher Bae Rona, penuh dengan nafsu.
Nana sangat sangat terkejut.
Tidak menyangka, di hari pernikahannya, calon suami sekaligus kaka tirinya mengkhianatinya dan melakukan hal gila itu di depan matanya.
Hatinya hancur, pikirannya kosong, tubuhnya melemah, seketika air mata membasahi pipinya.
Nana menangis, menangis tidak bersuara sambil menutupi bibirnya. Hatinya menjerit sangat kecewa.
Tiba-tiba seseorang membalikan badan Nana dan memeluknya.
Lelaki tampan memakai jas hitam tebal yang menggunakan parfum khusus di jasnya, seketika membuat Nana merasakan kehangatan yang tidak pernah ia dapatkan dari siapapun sebelumnya.
Nana tidak melihat wajahnya, ia hanya terus menangis tanpa suara.
Ternyata Nana memasuki toilet yang sebenarnya dari tadi, ada lelaki itu di dalamnya. Karena saking penasarannya terhadap Daren dan Bae Rona, jadi Nana benar-benar tidak menyadari ada orang di dalam toilet itu.
Air mata dan ingusnya membasahi jas lelaki itu, seketika Nana pingsan dalam pelukannya, karena tenaganya terkuras habis oleh tangisan yang begitu mendalam.
Lelaki itu menundukkan kepalanya, menatap wajah Nana yang bersandar di bahu bidangnya, dengan tubuh yang lemas.
Tiba-tiba saja, dia terpanah melihat wajah gadis di hadapannya itu dengan riasan yang sangat cantik, membuat jantungnya berdebar.
Daren dan Bae Rona sudah keluar dari toilet.
Kemudian, lelaki itu menelepon seseorang.
"Pak Sen, bawakan beberapa baju wanita, dan satu jas hitam untukku, sekarang !" perintah lelaki itu di telepon
Lelaki itu terus memeluk Nana yang pingsan. Tidak lama seorang pria tua yang ternyata adalah supir pribadi lelaki itu menghampirinya.
"Tuan, saya sudah membawakan beberapa baju wanita, dan satu jas hitam." ucap pria tua itu dengan sopan.
"Suruh pelayan wanita menggantikan pakaiannya, lalu bawa dia ke vila pribadiku. Jangan sampai ada orang yang tahu," ucap lelaki itu, sambil berjalan keluar toilet.
..
..
INGAT !! FAVORITKAN dulu, biar ga ilang ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Kristina Ida
menarik
2021-05-19
0
Vie Congek_17
Kayaknya menarik nie crita
2021-04-14
0
Nur Kholifah93
sekita aku like dan favorite dong
2021-04-06
0