Anastasya terus melangkah pergi tanpa menghiraukan panggilan zein sang sahabat sejak ia kecil.
"Anastasya anda tidak punya telinga ya!suaraku hampir habis hanya untuk memanggil anda? tapi anda tidak menghiraukan sama sekali.''ujar zein secara formal karena sedang bercandain sangat teman.
Anastasya hanya bisa menutup mulut, menahan tawanya ketika mendengar Perkata'an Zein sang teman yang begitu formal, pada diri-Nya seakan-akan berbicara pada orang yang baru kenal.
" Anastasya saya berbicara pada Anda, kenapa anda tidak menjawab nya.'' teriak Zein karena kebetulan Anastasya sudah menjauh.
Seketika itu Anastasya berhenti melangkah dan menoleh kearah sang teman dan berkata?
''Lagian Kamu juga ngapain disini Zein.'' tanya Anastasya ketika si Zein sudah mulai mendekat dengan nafas yang sudah ngos ngosan, karena Zein berlari menghampiri Anastasya.
"Aku cuma mau kenalan sama kamu saja? Oia...? perkenalkan nama saya Zein, nama panjang saya adalah ZEEEEEE…IIIIIIIIINNNN…!!!" ucap Zein begitu angkuh nya.
Akhirnya tawa Anastasya pun pecah, Anastasya tidak bisa menahan tawanya lagi.
Anastasya terbahak-bahak sambil memegang perut nya karna mulai terasa sakit akibat men tertawakan si Zein sang teman yang emang suka ngelawak.
ha……ha……ha………
"Zein sudah sudah perutku sakit nich.'' ucap Anastasya memegang perutnya.
" Kenapa dengan saya! saya tidak melakukan Apa-apa sama kamu? kenapa bisa sakit perut githu.'' kata Zein bersidekap.
"Sudah ach Anas mau pulang saja? kalau terus terusan di sini Anas bisa ikutan gila lagi! lagian ini juga dah sore entar aku kena omel lagi.'' ujar Anastasya bergegas pergi dari hadapan Zein sang teman.
" Kalau mau pulang! ya pulang saja, tidak ada yang melarang kok.'' ucap Zein masih dengan gaya angkuh nya dan terus mengikuti langkah Anastasya..
"Terus kamu ngapain tadi manggil-manggil Anas nggak jelas kayak githu.'' tanya Anastasya tanpa menoleh ke arah Zein sama sekali.
" Cuma manggil saja? emang memanggil orang di larang sehingga kamu harus menanyakan hal itu.'' jawabnya asal.
Anastasya mulai cemberut dengan omongan Zein yang begitu formal, padahal Zein dah sering berkata seperti ithu di saat Anastasya lagi sedih.
Anastasya juga tau kalau Zein sebenarnya hanya bercanda saja.
tapi perasa'an Anastasya sekarang lagi nggak karuan, karena Zein sama sekali tidak tersenyum saat mengucapkan pertanya'an-pertanya'an barusan.
"Udah ach Zein Anas pulang dulu ya, soalnya Anas belum sholat ashar juga nich Zein", ucap Anastasya sedih dan berlalu.
Anastasya pun berlalu dari hadapan Zein. Zein kini tidak menggoda Anastasya lagi, sebenarnya ada perasaan bersalah pada Anastasya dengan bercandaan barusan.
Karena seakan-akan perkata'an perkata'an barusan adalah benar, bukan candaan.
Zein yang merasa bersalah pada Anastasya, akhirnya memutuskan pulang ke rumah-nya.
Zein membatalkan pertemuan nya dengan Roni sang teman di SLTP Negeri.
Sesampainya di rumah Zein langsung merebahkan tubuhnya di kursi panjangnya.
lalu sang ibu berkata.
"Sudah pulang Zein, kok cepat banget.''
" Nggak jadi pergi Bu? Zein lagi males perginya sekarang.'' jawabnya masih tiduran.
" Lha..? katanya mau latihan voly, tadi semangat banget sewaktu mau pergi latihan nya, sekarang malah bilang males, sebenarnya ada apa s ih ch Zein?!'' tanya sang Ibu yang mulai duduk di sebelah sng putra.
"Iya...! tadi emang semangat banget dari sininya?, emang sema...ngat banget Bu!, tapi nyampek di jalan Zein tidak mood lagi. ya sudah kalau gitu Zein ke kamar dulu ya, Zein ngantuk Bu?!'' ucapnya yang langsung beranjak pergi dari tempat duduk nya.
Sang ibu hanya menggelengkan kepala nya melihat kelakuan Anak bungsu Nya yang sudah mulai remaja.
''Dasar kelakuan anak anak jaman sekarang? pada aneh aneh dech.'' gumamnya dan bergegas pergi ke teras rumahnya, menunggu kedatangan pak somad sang suami.
Setelah sang suami sudah menampakkan batang hidungnya, Ibu nya Zein juga sudah mempersiapkan segelas teh hangat dan beberapa cemilan untuk sang suami.
''Sampai sore gini pulangnya pak?'' Tanya itu Zein pada sang suami.
''Iya... ?! sekarang nyari rumput agak susah susah gampang, sebagian dari sawah sawah sudah pada di bajak di semua?'' Ujar pak Somad pada sang istri. karena tak seperti biasanya pak Somad pulang terlalu sore kayak gini.
Setelah bercengkrama dengan sang suami Ibu Zein pamit ke warung untuk berbelanja buat masak nanti malam.
Sesampainya di warung Ibu nya Zein tak sengaja bertemu dengan Anastasya yang juga di suruh belanja sama sang ibu.
"Lho Anas, lagi ngapain di sini?'' tanya Ibu Zein
" Ini Bu' beli gula sama cabe.'' ucap Anastasya sopan.
"Gimana sekolah kamu An sekarang.'' Tanyanya lagi.
" Alhamdulillah baik Bu.'' jawab-nya tersenyum.
"Ya sudah kalau githu Anas duluan ya Bu? Assalamu'alaikum.'' ucap Anastasya berpamitan pada Ibu-nya Zein.
" Waalaikum salam.'' Ibu Zein dan Ibu warung menjawab.
Lalu Ibu yang punya warung bertanya pada Ibu Zein.
" Ibu Zein mau beli apa?'' tanyanya
"Ini mau beli gula, kopi, telur sama sayur yang ini juga ya bu?!'' ucap Ibu Zein.
Sang penjual pun mulai mengambil kan yang di beli Ibu Zein, kebetulan Ibu yang punya warung sangat kepo dalam urusan para tetangganya. dan akhirnya Ibu warung pun mulai ghibah, dia bertanya pada Ibu Zein.
" Bu? si Zein kan deket banget tuh sama si Anas, apa...? Jangan-jangan Anas dan Zein pacaran ya.'' tanyanya memulai ghibahan nya.
"Hush! ngomong apa sich Bu', Zein sama Anas thu hanya berteman saja nggak lebih kok. kan dari kecil Anas dan Zein sudah tumbuh besar bersama, jadi mana mungkin mereka berdua berpacaran?!'' jawab Ibu Zein menjelaskan.
" Kalau misalkan, misalkan ini ya Bu' Zein beneran suka sama Anas gimana thu Bu?, apa di perbolehkan sama Ibu kalau mereka berdua beneran berpacaran.'' tanya Ibu warung yang mulai memanas-manasi Ibu Zein.
"Ya mau gimana lagi kalau sudah jodoh? kan kita nggak bisa mengubah yang sudah di takdir kan oleh Allah swt.'' ucap ibunya Zein memutus ghibahan sang ibu warung.
" Ya sudah saya permisi dulu Bu? Assalamu'alaikum.'' ucapnya masih mencoba ramah, padahal hatinya sudah mulai panas dan membutuhkan banyak-banyak es batu🤭🤭
Di perjalanan pulang ibunya Zein masih menggerutu mengingat perkataan sang Ibu warung.
" Emangnya kenapa sich dengan Anas?, Anas kan cantik, baik, sopan juga tapi ya cuma satu kurangnya, yaitu kurang tinggi saja?!'' gumam ibunya Zein
"Tapi kalau Allah sudah berkehendak untuk merubah nasib Anastasya, entar seluruh kampung nie ngomongnya pakai guna-guna lagi? emang dasar ya orang-orang.'' Gumamnya, yang tak terasa sudah sampai di teras rumahnya.
Ibu Zein pun langsung mendudukkan bokong nya di kursi rotan yang ada di teras rumahnya. Pak Somad memperhatikan sang istri dari dalam rumahnya, dan Pak Somad pun mulai menghampiri sang istri yang masih meng gerutu.
''Kenapa Bu' pulang dari warung langsung ngedumel kayak githu?'' tanya Pak Somad ketika berada di samping sang istri dan mendudukkan dirinya di sampingnya.
''Ibu thu lagi kesal tau nggak Pak?!'' jawabnya.
''Kesal kenapa lagi sich Bu?'' tanyanya lagi.
''Tadi Ibu warung ngomongin anak kita Pak, dia bilang gimana kalau anak Ibu pacaran sama si Anas.'' Ujar Ibu Zein pada sang suami.
''Biarin sajalah Bu' mau si Zein pacaran sama Anas sekalian, Bapak nggak ambil pusing tentang masalah itu? lagian kan Ibu sudah tau sama Anas juga kan, dia anaknya baik dan sopan.'' Ucap Pak Somad panjang lebar.
''Iya Ibu juga nggak mempermasalahkan tentang itu kok Pak, tapi Ibu kesal sama mereka yang selalu merendahkan Anastasya? itu yang bikin Ibu kesal se kesal kesalnya.'' celetuk Ibu Zein.
''Ya sudah nggak usah di pikirin lagi, biarin orang mau ngomong apa? Bapak mah bodo' amat dech.'' ucap Pak Somad nyengir kuda.
''Siech..... ! kayak anak anak jaman now aja si Bapak, pakek ngomong bodo' amat githu, udah ach Ibu masuk dulu mau naroh belanjaan.'' ujar Ibu Zein beranjak dari tempat duduk nya, tapi malah di tarik lagi sama Pak Somad dan berkata.
''Ibu githu, giliran bapak temenin di sini Ibu malah mau masuk?'' bisiknya karena saat Ibu Ibu Zein duduk di pangkuan Pak Somad.
''Udah ach Pak! kita thu dah tua entar da yang liat lagi.'' ucap Ibu Zein mencoba bangun dari pangkuan Pak Somad sang suami, namun Pak Somad tak mau melepaskan pelukannya. sampai akhirnya Pak Somad melihat sang tetangga masuk ke halaman rumahnya. baru setelah ithu Pak Somad melepaskan sang istri.
Ibu Zein buru buru masuk ke dalam rumahnya.
Ya walaupun keluarga nya Zein orang yang berada? tapi keluarga nya Zein tak pernah menyombongkan dirinya, kalau dia orang yang terpandang, keluarga Zein
tidak pernah menilai orang lain dari segi penampilan.
Karna harta benda tidak akan abadi,
ada kalanya orang tersebut ada di atas,
dan ada kalanya orang tersebut ada di bawah itulah roda kehidupan.
Yang miskin belum tentu bakalan miskin untuk selamanya.
Yang kaya belum tentu bakalan kaya untuk selamanya.
Itulah roda kehidupan, dimana ada pasang surutnya.
Seperti halnya lautan, yang pasang surut, ketika air pasang datang orang orang melarikan diri untuk menyelamatkan dirinya.
Dan ketika air surut semua orang menghampiri nya? untuk mencari ikan dan juga kerang kerang yang berada di lautan.
Begitu pula manusia?.
Karna yang sedih bakalan menerima kebahagia'annya.
yang bahagia bakalan merasakan kesedihan-nya.
begitulah kehidupan.
kalau Allah sudah berkendak KUN \=maka jadilah.
👉👉👉👉
jangan lupa dukung karya receh Al-mayra kakak.
mohon maaf kalau ada salah kata🙏🙏
dan jangan lupa like komen dan votenya,
makasih 🙏🙏
biasanya jam segini sedang sholat malam.
menangis😭😭 dan memohon ampunan dari yang maha kuasa,
yang membolak balikkan isi dunia alam semesta.
semangat kakak semuanya, semoga besok masih bisa bertemu lagi, 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
iskan
Anastasya iya love you
2022-01-20
10
Solihuddin Lubis
lagian suruh capa juga teriak tetiak
2022-01-18
9
Yulia Yulia
suteres
2022-01-18
9