Waktu subuh pun tiba, suara adzan berkumandang dengan merdunya.
Membangunkan umat muslim sedunia,
Anastasya yang belum tidur bergegas mengambil wudhu' untuk melakukan sholat subuh.
Setelah sholat Subuh Anastasya bergegas pergi ke dapur untuk membantu sang Ibu yang lagi memasak.
"Masak apa Bu?'' tanya Anastasya saat sudah ada di dapur.
"Ibu sudah selesai kok memasak nya Nak?, kamu makan aja dulu biar nggak buru-buru berangkat sekolah nya?!'' kata sang ibu lembut.
"Och ya sudah kalau githu Anas nyapu halaman saja dech Bu.'' ucapnya sembari mengambil sapu lidi di belakang pintu dapurnya.
''Makan dulu Sya?'' kata sang Ibu .
''Ibu...? hari ini Anas libur sekolahnya, jadi Ibu nggak usah khawatir Anas telat sekolah ya?!'' Ucap Anastasya sambil melangkah pergi ke halaman rumahnya dengan menenteng sapu lidi yang di ambilnya barusan.
Hari masih lumayan gelap, tanpa rasa takut Anastasya menyapu halaman nya yang lumayan lebar dan di tanami pohon jambu dan mangga.
Karena hari ini sekolahnya sedang libur, Anastasya berencana untuk beres-beres rumah.
" Nak Anas Ibu mau ke sawah dulu.'' pamit sang ibu.
"Iya Bu? Hati-hati di jalan.'' kata Anastasya
Sang ibu membawa sepeda ontel menuju ke Sawah juragan nya.
Jam 9 pagi Anastasya mulai nge beresin kamar nya.
Lagi asik asiknya nyanyi-nyanyi di dalam kamar-nya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
Anastasya beranjak dari tempat tidur-nya berjalan membuka pintu.
Tok…Tok…Tok…
''Iya sebentar... ? capa sich gangguin orang saja.'' gerutu Anastasya sambil membuka pintunya.
Saat pintu di buka nampak lah seorang pria yang lagi asik menyisir rambutnya dengan jari jari tangan nya.
" Aku ganggu nggak.'' tanya Zein saat melihat Anastasya yang sudah ada di depan pintu.
''Menurut kamu gimana coba!'' bukannya menjawab pertanyaan si Zein Anastasya malah berbalik nanya.
''Ya gimana ya... ! menurut aku kayaknya ganggu dech, dari segi bicaramu sudah kayak githu sich?'' Ucap Zein yang garuk garuk kepalanya.
"Oia tumben pagi-pagi kesini!'' tanya Anastasya karena Zein sudah ada di rumahnya pagi-pagi.
''Kata siapa pagi An, ini tuh sudah menjelang siang kok, lihat aja tuh jam dinding di sana sudah menunjuk ke arah Sembilan!'' ucap Zein menunjuk ke arah Jam.
''Tidak seperti biasanya kamu main kesini jam segini.'' celetuk Anastasya.
Zein hanya nyengir kuda menimpali perkataan Anastasya.
" Yach aku kangen lah sama kamu Anastasya Putri... ? seru Zein
"Huch.... bosen!! kayak mo berangkat kerja yang jauh saja kamu tu Zein,pakek acara bilang kangen kangen githu segala lagi.'' ucapnya cemberut.
" Bilang-nya aja bosen, tapi dalam hati-Nya bilang kangen iya kan? ngaku aja dech shay...?!'' ledek Zein yang mulai tertawa terbahak-bahak.
"Ich.... PD banget sich lho Zein, siapa juga yang kangen sama kamu tuh.'' kata Anastasya menampol lengan si Zein.
Zein yang di tampol membalas mencubit hidung Anastasya.
" Bikin gemes dech lho.'' ucapnya
''Ngomong ngomong aku nggak di suruh masuk nich.'' celetuk Zein yang masih berdiri di depan pintu rumah Anastasya.
''Ich ngapain masuk sich, kita di teras saja Oke?'' kata Anastasya membulat kan jarinya 👌👌
''Githu banget sama cowoknya?!'' yang langsung mendapatkan tonyoran dari Anastasya.
''Jangan ngomong macem-macem!, nanti malah jadi trending topik di hot issue lagi?!'' Ucapnya tersenyum
''Ye...? terkenal dong kita Sya kalau kayak githu.'' Kata Zein tersenyum smirk.
Sepanjang hari Anastasya dan Zein bercanda tawa di teras rumah Anastasya.
"Main yuck.'' ajaknya
" Nggak ach males gue Zein",
"Malez kenapa sich AN.'' tanya-nya
" Ya males saja mo keluar rumahnya.''
" Ayolah An, please.'' Zein setengah memohon.
Anastasya tanpak berpikir menimang-nimang ajakan si Zein sang teman.
" Malah bengong lagi.'' kata Zein sembari merangkul Anastasya.
" Ich apa'an sich lho Zein.'' ucap Anastasya melepas rangkulan si Zein temen-nya.
Zein terkekeh melihat kelakuan Anastasya sang teman.
"Ayo An keburu petang entar lho perginya?" ucapnya menarik tangan Anastasya.
Anastasya hanya melihat tangan-Nya yang berada di genggaman tangan Zein sang teman.
Karena yang mau bermain bersama Anastasya hanya Zein seorang saja.
Sedangkan yang lain nya hanya bisa merendahkan Anastasya saja.
kata-Nya mereka malu berteman dengan Anastasya, karena Anastasya yang Cebol, pendek jelek kata-kata itu masih tersimpan rapi di memory Anastasya, ucapan demi ucapan yang menyakitkan masih terngiang-ngiang di telinga nya.
Walau di bibirnya bilang tidak boleh dendam, tapi dalam lubuk hatinya yang paling dalam menolak keras ucapan-ucapan tersebut.
Anastasya hanya bisa menghela nafas panjang mengatur emosinya yang kadang naik turun di kala teringat akan hal yang menyakitkan kan hati-Nya.
🍄🍄🍄🍄🍄
"Malah bengong sich An.'' tanya Zein
" Nggak kok zein.'' ucapnya tersenyum
"Mo berenang Nggak.'' tanya-nya
" Nggak ach, aku nggak bisa berenang kali Zein.'' jawab nya cemberut
"Nanti gue ajarin kok An",
" Nggak... aku kan nggak bawa baju ganti Zein.''
"Entar Pulang-nya basah-basahan, gimana.''
" Yang ada aku bakalan kena omel sama mas Aldi, kayak nggak tau saja kamu sama mas Aldi, kalau sudah marah kayak gimana.'' ucap Anastasya ketus.
Zein meng angguk-anggukkan kepala-nya, karena Zein tau betul watak kakak nya Anastasya, kalau sedang marah tak ada yang akan membela Anastasya.
Jadi mau tak mau Zein Mengurung-kan niatnya buat mengajak berenang Anastasya.
''Ya sudah kalau githu kita main di sana saja yuck.'' ajak zein menunjuk ke arah ayunan
Anastasya mengangguk dan mengikuti langkah zein dari belakang.
Sesampainya di tempat ayunan tersebut Zein menyuruh Anastasya naik duluan.
" Ayo An naik biar aku yang dorong.'' ucap Zein
"Entar kamu dorong nya kenceng banget lagi.''
" Nggak kenceng-kenceng kok, bisa di pastikan OKey.'' ucapnya tersenyum
"Thu tersenyum berarti mau di kencengin dorong nya pasti nich.'' rengek nya
"Ayolah di coba dulu, biar aku yang dorong.'' zein sedikit memaksa Anastasya
Dengan terpaksa Anastasya naik ke ayunan tersebut, hati-Nya sudah dag dig dug tak karuan.
karna pasti Zein bakalan jailin Anastasya.
" Sudah siap belum", tanya zein
"Insya Allah siap.'' jawab nya takut-takut.
Pertama Zein mendorong pelan-pelan,
Anastasya merasa lega.
Kelegaan Anastasya tidak berlangsung lama karena tak lama kemudian Zein mendorong dengan sekuat tenaganya.
Zein hanya tertawa mendengar teriakan Anastasya yang minta turun.
" Udah Zein stop, aku mau turun.'' teriak nya
Zein tidak menghiraukan perkataan Anastasya, Zein malah duduk santai melihat Anastasya yang terus teriak- teriak.
"Ha-ha-ha.'' tertawa Zein
👉👉👉👉👉
Makasih kk yang sudah dukung karya receh Al-mahyra.
jangan lupa like dan komennya, kalau kakak suka.
makasih🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
erin
ayo kakak semangat upnya
2022-02-21
2
andin
hadir membawa like,komennya menyusul kak
2022-02-21
2
ndok
mampir kk
2022-02-21
1