bab 9 Menjaring ikan ikan kecil

Sesampai nya di rumah Anastasya di sambut oleh Aldi sang Abang.

"Sudah pulang!, gimana ujian-nya lancar.'' tanya-nya kaku, karena Aldi tidak pernah berbicara dengan sang adik kalau tidak lagi butuh

" Alhamdulillah lancar Mas.'' jawab nya

"Ya sudah ganti baju habis itu ikut Mas.'' ucap Aldi

" Iya Mas.''

Tak lama kemudian Anastasya sudah selesai ganti baju,Anastasya menghampiri Aldi dan mereka segera berangkat bersama sang Abang.

Mau tau sang abang mengajak Anastasya kemana.

Ya Anastasya di ajak sang Abang ke sungai mencari ikan🤭🤭🤭.

"Kamu dari depan biar ikannya kabur ke belakang!'' kata sang Abang

Anastasya mengangguk dan hanya mengikuti perintah sang Abang saja.

" Ya sudah dari sana saja, sekarang turun.'' Ucap Aldi memerintah Anastasya.

"Iya Mas.'' Anastasya menghentak hen takkan kakinya ke air biar semua ikan-ikan menuju jaring yang di pegang sang kakak

Setelah terasa banyak yang masuk ikan-nya ke jaring yang di pegang sang Abang, lalu sang Abang naik dan mengambil ikan-ikan yang ada di dalam jaring nya. lalu di pindahkan kedalam Tas yang di bawa Anastasya.

Setelah selesai Anastasya dan sang kakak turun lagi ke sungai sampai sore hari Anastasya dan Aldy kakak-nya berada di sungai.

"Ya sudah kita pulang sekarang!'' ucap sang Abang ketus.

" iya mas.'' Ucapnya

Anastasya berjalan di pinggiran sungai dengan menenteng ikan hasil jaringan nya.

Sesampainya di dekat sepeda ontelnya, sang Abang menyuruh Anastasya naik,

lalu dengan segera sang Abang mengayuh sepeda ontel nya menuju ke rumahnya.

Anastasya dan sang Abang emang tinggal di rumah yang berbeda, sang Abang tinggal bersama sang ibu kandung, sedangkan Anastasya tinggal bersama Ibu angkatnya.

Memang jarak rumah mereka tidak terlalu jauh cuma berjarak 100 meter saja.

Sampai di rumah Anastasya langsung membersihkan badan-nya dan mencuci bajunya yang basah karna turun naik sungai.

Selesai membersihkan badan-nya Anastasya lanjut menunaikan ibadah sholat ashar nya.

Kini Anastasya tidak lagi menangis dalam do'anya, Anastasya mencoba tegar menghadapinya, belum selesai ber do'a Anastasya sudah di panggil sang ibu, di suruh bantu sang Abang bersihin ikan-ikan nya yang baru saja di carinya.

Anastasya hanya menurut perkataan sang ibu kandung, sebelum ke rumah sang Abang Anastasya melipat mukenah nya.

setelah nya Anastasya langsung beranjak pergi.

"Ini bantuin bentar lagi ikan-ikan nya Mas mau tak setorin ke warung wader.'' ucap Aldi sang Abang

Anastasya langsung ikut membersihkan semua ikan-ikan nya, selesai nya langsung di cuci bersih dan langsung di antar ke warung wader.

Sampai di warung wader Ibu yang punya warung bertanya udah bersih apa belom.

" Sudah bersih ikan-ikan nya", tanya-nya

"Sudah Bu?, sudah di cuci bersih", jawab Aldi

Aldi memang sering menjual ikan hasil jaringan-nya di warung tersebut, jadi Ibu yang punya warung sudah paham dengan dagangan Aldi.

" 3 kg.'' Ucap Ibu pemilik warung wader

Lalu pemilik warung memberikan uang hasil penjualan ikan-nya kepada Aldi sang Abang.

"Alhamdulillah.'' ucap Aldi langsung berpamitan pada Ibu pemilik warung tersebut.

Sang Abang memang hanya punya sepeda ontel.

Jadi dengan susah payah Aldi mengayuh sepeda nya, karna tempat-nya yang lumayan jauh dari rumah nya,

Sedangkan Anastasya di rumah nya lagi mengaji.

Berhubung malam jum'at Anastasya menyempatkan mengaji untuk ber tawassul, mengirim al-fatihah kepada Alm (al-Marhum dan Almar-humah) leluhur-leluhurnya yang sudah wafat.

Dan tak lupa iya membaca surah Al Kahfi untuk menghindari dari penyakit mati mendadak (Tho'un).

Sebisa mungkin Anastasya selalu menyempatkan membaca surah tersebut di tiap hari jum'at.

Selesai-nya Anastasya lansung merebahkan tubuh-nya yang lelah di atas kasur yang keras.(melase reck)

Tubuh-nya terasa begitu capek, turun naik di sungai membantu Aldi sang Abang mencari ikan.

"Huff..... ." desah nya

"Andai jadi ikan yang tak pernah mendapatkan buly'an dari mereka mereka, betapa senang-nya hatiku.'' gumam nya yang sedang ber andai-andai

" Ya sudah lah, memang jalan dari yang maha Kuasa mau gimana lagi, bersyukur sudah di kasih hidup di dunia ini walau tak sesuai dengan keinginan ku.'' ucap nya

Linangan air mata menetes di bantal-nya,

tanpa bisa di hentikan lagi.

Hanya bantal lah tempat ber keluh kesah di waktu Anastasya mau tidur.

Di saat yang lain-nya terlelap tidur. Anastasya bangun menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu', untuk melaksanakan sholat tahajjud dan juga sholat hajat-nya.