bab 18 Kekonyolan Zein

Suara Adzan Berkumandang dengan merdunya, seluruh umat muslim berbondong bondong menuju ke masjid-masjid terdekat untuk menunaikan kewajiban-nya, sebagaimana seorang muslim yang taat beribadah.

Lantunan ayat-ayat suci al-qur'an terdengar begitu merdu menggetarkan jiwa dan raga orang-orang yang mendengar nya?.

Lantunan ayat-ayat Al-qur'an membuat jiwa dan raga menjadi tenang.

Dan tak lama kemudian matahari mulai menampakkan sinarnya di ufuk timur, dan suara kicauan burung-burung pun pada bersahutan riang.

Seakan-akan mengerti akan indahnya Dunia alam semesta.

Membuat semua orang yang mendengar-nya menjadi senang, ruang dan gembira.

Seperti hal-nya Anastasya walaupun hati-Nya terus-terusan di sakiti sama orang-orang terdekat nya, ia tak membuat Anastasya menjadi murung.

Anastasya selalu mencoba untuk selalu ceria setiap harinya, tapi ketika matahari mulai menenggelamkan semua sinarnya dan di gantikan dengan sinar rembulan yang begitu indah saat di pandang oleh semua insan manusia?di kala itu juga linangan demi linangan mengucur tanpa ijin dari kelopak mata Anastasya.

Air mata yang selalu menjadi saksi bisu dalam kepahitan hidup-Nya.

Malam yang selalu mengerikan buat di ingat oleh Anastasya.

Namun ada kala nya malam yang sangat indah buat Anastasya yang harus di kenang, di saat ia berkumpul dan bercanda tawa bersama keluarga angkatnya.

Seakan-akan penderitaan batinnya terobati dengan berkumpul nya dengan sang keluarga walaupun cuma keluarga angkat.

Dan Anastasya belajar menjadi orang yang lebih baik lagi, dari tahun kemarin.

Menurut kisah jaman dulu Kicauan burung-burung yang berada di pelataran rumah, maka sang tuan rumah akan ke datangan tamu, entah itu tamu membawa berita baik maupun membawa berita buruk sekalipun.

Langkah demi langkah Anastasya menapaki jalanan persawahan untuk menuju ke sekolah-nya. 2 tahun sudah Anastasya bersekolah di SLTP Terbuka. di sanalah Anastasya menemukan sosok teman yang baik dan juga tulus.

Sesampainya di sekolah Anastasya di sambut Ani dan juga Mila, mereka ber-dua langsung memeluk Anastasya.

''Anas....? maafin aku ya, kemarin aku mengabaikan kamu.'' seru Mila.

sedangkan Ani mengedip ngedip kan matanya pada Anastasya.

lalu Anastasya bertanya dengan bahasa isyarat pada si Ani, tapi Ani cuma mengangkat bahunya untuk memberi jawaban pada Anastasya.

"Oia...? hari minggu kemarin liburan kemana Anas?'' tanya si Mila memulai obrolannya lagi setelah lama terdiam.

" Haa......? ucap Anas yang tak fokus pada pertanyaan sang teman.

''Kemarin liburan kemana... ? tanya nya lagi.

'' Och....?! Anas tak pernah liburan Mil, liburan paling Anas ikut Mas Aldy saja ke sungai mencari ikan di sana?!'' jawab Anastasya tersenyum

"Masak sich An nggak pernah di ajak liburan sama mas Aldy.'' tanya Ani dan juga Mila penasaran.

" Beneran Mila? Ani? ngapain juga Anas bo'ong sich, nggak ada untungnya tau..? jawab Anastasya yang mulai mendudukkan dirinya di tempat duduknya.

karena dari tadi mereka hanya berdiri di depan mejanya.

"Ya sudah lah nggak usah nanya yang nggak penting gituu, Aku sama Mila mau lihat catatan yang kemarin soalnya..?'' belum juga selesai Ani ngomong sudah di potong sama Anastasya.

" Soalnya aku kemarin tidur di kelas jadi nggak nyatet, mau ngomong itu kan...? Ucapnya dengan nada ngeledekin.

"Lho kok tau githu sich An, lho hebat banget bisa menebak pikiran ku'' Mila bertepuk tangan dan tak lama setelahnya Mila malah cemberut. ''tapi nggak usah ngeledekin juga kali Anas.'' celoteh si Mila cemungut.

" Kan emang hampir tiap hari kayak githu, jadi Anas sudah sangat hafal lah sama kalian berdua.'' ucap Anastasya sembari tersenyum melihat sang teman garuk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Nggak usah sedih kayak githu juga kali Mil, nich buku catatan nya ?. Anastasya mengambil buku catatan nya di dalam tas dan menyodorkan buku catatan tersebut pada Ani, dan Mila langsung mengambil buku ithu.

Ani dan Mila tertawa ber barengan dan mencubit pipi chubby Anastasya.

" Ich.... kok nyubit githu sich, sakit tau pipi gue? bukan-nya berterima kasih malah nyubitin kayak gini.'' Ucapnya memanyunkan bibir nya

Ani dan Mila hanya nyengir kuda menanggapi rengekan Anastasya sng teman.

Ani malah menarik tangan Anastasya menuju ke Asrama nya, karena sang guru belum juga tiba, Anastasya hanya mengikuti kedua temannya dan memilih berdiam diri di Asrama sang teman.

Tanpa ia sengaja Anastasya berpapasan dengan Fitri cewek yang kakaknya suka, Anastasya langsung Menyapa sang calon kakak ipar.

Dan tanpa Anastasya sadari ternyata Fitri juga suka sama Aldi sang kakak.

Setiap hari Fitri selalu menanyakan sang kakak pada Anastasya... ?!

" Mbak Fitri apa kabar.'' sapanya

"Alhamdulillah baik Anas, kamu sendiri gimana kabar nya.'' tanya Fitri

" Alhamdulillah baik juga kok mbak.'' jawab-nya tersenyum

" Mas nya apa kabar Anas.'' tanya Fitri

"Mas Aldy baik juga kok mbak.'' jawab-nya malu malu.

" Emang nggak ada kelas kok pada ada di Asrama githu sich.'' tanya Fitri karena Ani dan Mila membawa Anastasya ke Asramanya.

"Guru nya belum datang mbak?, makanya kita ke Asrama dulu, dari pada di kelas selalu di gangguin murid-murid cowok! bikin kesel ajja.'' ucap si Mila yang emang terkenal cerewet.

" Oia Anas, kapan-kapan nginap di pesantren dong.'' Ucap Ani tiba-tiba mengagetkan Anastasya.

"Emang boleh yeach Ani.'' tanya Anastasya penasaran.

" Yeach boleh lah Anas, kan cuma nginap doang nggak menetap di sini.'' ucap Mila

"Boleh dech, tapi kapan-kapan ya masih mau minta ijin dulu ke ibu?, takutnya Anas nggak di ijinin sama ibu.'' ucap Anastasya cemberut.

" Iya dech, gue tunggu lho Anas, tapi beneran ya", kata si Mila penuh harap.

"Insya Allah ya Mila, do'ain aja biar di ijinin sama ibu?'' Ujarnya

" Kalau nggak di ijinin gimana dong Anas.'' tanya Ani dengan kekhawatiran nya.

Anastasya hanya menggeleng-gelengkan kepala-nya.

Ani dan Mila kecewa melihat Anastasya yang hanya geleng-geleng kepala.

...🍄🍄🍄🍄🍄...

Sedangkan di SLTP Negeri Zein sedang bermain bola voly di lapangan Sekolah-nya bersama kawan kawannya.

Karena bulan depan zein beserta sang teman akan ikut serta dalam pertandingan antar Sekolah-sekolah.

Zein, Reno dan Roni sangat bersemangat dalam latihan hari ini.

1jam kemudian Roni,Reno dan Zein beristirahat mereka bertiga duduk di pinggir lapangan dan membuka tas punggunggnya yang kebetulan mereka bawa ke lapangan. mereka langsung mengambil air minum dan langsung menegaknya hingga tandas.

Mereka bertiga berbincang-bincang membahas tentang lomba voly tersebut.

"Kalau kita menang kira kira bakal dapat hadiah apa ya Ron?'' tanya Zein asal

" Ya dapat piala lah tapi nggak boleh di bawa pulang ke rumahnya, cuma di taroh di sekolah doang sich? masak kamu nggak tau sich Zein.'' kata Roni sambil menonyor kepala Zein.

"Gue kan nggak tau Ron makanya nanya sama lho, gimana sich.'' gerutu-nya

" Kan waktu di SD kemarin sudah kayak gitu Zein, masak lho nggak pernah ikut lomba sich Zein", ledek nya

"Kan waktu SD gue nggak pernah ikut lomba Ron, makanya gue nanya sama lho?, ya kali bukan cuma dapat Piala doang githu, tapi ada icisnya juga Ron,'' kata Zein yang langsung dapat sentilan dari sang teman.

''Otak lho bro hanya isi uang doang.'' celetuk Reno dan mengusap wajahnya dengan kasar.

''Kita kita juga butuh uang kali bro buat beli token hp?!'' ujarnya sehingga membuat kedua temannya menepuk jidatnya masing-masing.

Roni tertawa melihat Zein yang masih bertingkah laku kayak anak kecil, Roni mengacak-acak rambut si Zein.

Zein langsung menyingkirkan tangan Roni dari kepalanya dan berkata.

" Jangan pegang pegang kepala ku kayak githu dong Ron, nanti gue balik jadi bodoh lagi.'' celetuknya

ha-ha-ha.....

Roni dan Reno tertawa terbahak-bahak dengan kelakuan Zein sang teman.

"Kenapa lho...!! Ketawa-tawa gituu, kurang kerjaan banget sich lho Roni.'' beranjak pergi meninggalkan Reno dan Roni yang masih duduk santai di pinggir lapangan.

" Ech,.... Zein, kenapa lho ninggalin gue gituu sich.'' teriak Roni dan Reno dan langsung di susul oleh mereka berdua.

Zein pura-pura tidak mendengar nya dan terus melangkah pergi menuju ke kelasnya,

Roni dan Reno yang juga kesal karna di tinggal begituu saja oleh Zein sang teman langsung mengejar nya ke dalam kelas.

Zein sudah menduduki tempat duduknya.

Zein hanya melirik Roni sekilas lalu meletakkan kepala di mejanya.

"WOY…!! lho kayak cewek saja kalau lagi ngambek..! celetuk Roni yang dengan terpaksa menghampiri sang teman.

''Lagi dapet ya!'' ledek si Reno

Zein tetap saja tidak menghiraukan ucapan Roni dan juga Reno, sampai akhirnya bel masuk berbunyi dan sang Guru memasuki kelas-nya Roni dan kawan kawannya.

👉👉👉

jangan lupa like,komen dan votenya kk.

maksich🙏🙏

Terpopuler

Comments

iskan

iskan

emang bener baca al-quran membuat pikiran jadi tenang

2022-01-20

9

Solihuddin Lubis

Solihuddin Lubis

pengen bisa ngaji dengan lancar

2022-01-18

7

Yulia Yulia

Yulia Yulia

burung nuri terbang di awan

2022-01-18

8

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Masa kecil menyenangkan
2 bab 2 Kesedihan mendalam
3 bab 3 Frustasi karena keadaan.
4 bab 4 Mencoba ikhlas
5 bab 5 Wewe Gombel.
6 bab 6 Kebaikan Zein Mahendra
7 bab 7 Bertemu teman baru
8 bab 8 Kebencian Erlan
9 bab 9 Menjaring ikan ikan kecil
10 bab 10 Ajakan Zein
11 bab 11 Kekesalan Anastasya
12 bab 12 Cendol dawet
13 bab 13 Kebencian Wiwit terhadap Anastasya
14 bab 14 Keceriaan Anastasya
15 bab 15 Kebaikan Pak Bagas
16 bab 16 Kesedihan yang di torehkan sang ibu
17 bab 17 Tatapan suka Erlan
18 bab 18 Kekonyolan Zein
19 bab 19 Acara imtihan Ponpes Nurul Huda
20 bab 20 Gibahan ibu warung
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33 Kejutan dari sang kekasih
34 Bab 34 Melamar sang kekasih
35 Bab 35 Cincin tunangan
36 Bab 36 Membeli parcel lamaran
37 Bab 37 Senyuman Bu Ristie
38 Bab 38 Parcel lamaran
39 Bab 39 Galau
40 Bab 40 Seserahan yang telat
41 Bab 41 Sepeda motor buat Anastasya
42 Bab 42 Awal masuk sekolah
43 Bab 43 Sidul sepupu Erlan
44 Bab 44 kasih sayang Bu Yuni
45 Bab 45 pujian buat Anastasya Putri
46 Bab 46 kerja keras Erlan
47 Bab 47 Rencana Liburan
48 Bab 48 Minta ijin Erlan
49 Bab 49 Celotehan Wulan dan Dewi
50 Bab 50 Ijin untuk Erlan
51 Bab 51 Pergi Liburan
52 Bab 52 Kejailan Wulan dan Dewi
53 Bab 53 Kehamilan Siska
54 Bab 54 Musibah menimpa Anastasya
55 Bab 55 Erlan pingsan
56 Bab 56 Senyuman Anastasya Putri
57 Bab 57 Beasiswa untuk Erlan
58 Bab 58 Bertemu kawan lama
59 Bab 59 Reno patah Hati
60 Bab 60 Rencana Liburan Erlan dan Putri
61 Bab 61 Liburan ke Kalimantan
62 Bab 62 Pesona Hutan Pinus Mentaos
63 Bab 63 Kesedihan Erlan
64 Bab 64 Kekesalan Dewi dan Wulan
65 Bab 65 Keberanian Putri untuk bertanya
66 Bab 66 Pertemuan Zein dan Putri
67 Bab 67 Obrolan antara Zein dan juga Putri
68 Bab 68 Ajakan Zein
69 Bab 69 Workshop
70 Bab 70 Tatapan Bos dingin
71 Bab 71 Perdebatan Bella dan Putri
72 Bab 72 Dia Putri
73 Bab 73 Perhatian Anastasya Putri
74 Bab 74 Danau Ronggo Jalu
75 Bab 75 Gadis kecil
76 Bab 76 Acara Wisuda
77 Bab 77 Kedatangan Reno ke rumah Putri
78 Bab 78 Berangkat ke Jakarta
79 Bab 79 Kesibukan Zein
80 Bab 80
81 Bab 81 Bekerja di cafe
82 Bab 82 Fitnahan
83 Bab 83 Interogasi
84 Bab 84 Makanan enak
85 Bab 85 Tawaran memasak
86 Bab 86 Rasa penasaran Reno
87 Bab 87 Kesuksesan Putri
88 Bab 88 Pertemuan tak terduga
89 Bab 89 Penolakan Putri
90 Bab 90 Pertemuan Daniel dengan mantan pegawainya
91 Bab 91 Kedatangan Erlan ke tanah air
92 Bab 92 Kasih sayang Erlan
93 Bab 93 Meminta restu
94 Bab 94 Kejutan untuk semua orang tuanya
95 Bab 95 Nadzar yang sudah terlaksana
96 Bab 96 Bertemu kawan lama
97 Bab 97 Ledekan Ibu Mertua
98 Bab 98 Kembali ke Jakarta
99 Bab 99 Sahabat terbaik
100 Bab 100 Pertanyaan yang sama
101 Bab 101 Putri yang malas
102 Bab 102 Kebohongan kecil
103 Bab 103 Tingkah aneh Putri
104 Bab 104 Emosi sesa'at
105 Bab 105 Tangisan pagi
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
Episodes

Updated 170 Episodes

1
bab 1 Masa kecil menyenangkan
2
bab 2 Kesedihan mendalam
3
bab 3 Frustasi karena keadaan.
4
bab 4 Mencoba ikhlas
5
bab 5 Wewe Gombel.
6
bab 6 Kebaikan Zein Mahendra
7
bab 7 Bertemu teman baru
8
bab 8 Kebencian Erlan
9
bab 9 Menjaring ikan ikan kecil
10
bab 10 Ajakan Zein
11
bab 11 Kekesalan Anastasya
12
bab 12 Cendol dawet
13
bab 13 Kebencian Wiwit terhadap Anastasya
14
bab 14 Keceriaan Anastasya
15
bab 15 Kebaikan Pak Bagas
16
bab 16 Kesedihan yang di torehkan sang ibu
17
bab 17 Tatapan suka Erlan
18
bab 18 Kekonyolan Zein
19
bab 19 Acara imtihan Ponpes Nurul Huda
20
bab 20 Gibahan ibu warung
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33 Kejutan dari sang kekasih
34
Bab 34 Melamar sang kekasih
35
Bab 35 Cincin tunangan
36
Bab 36 Membeli parcel lamaran
37
Bab 37 Senyuman Bu Ristie
38
Bab 38 Parcel lamaran
39
Bab 39 Galau
40
Bab 40 Seserahan yang telat
41
Bab 41 Sepeda motor buat Anastasya
42
Bab 42 Awal masuk sekolah
43
Bab 43 Sidul sepupu Erlan
44
Bab 44 kasih sayang Bu Yuni
45
Bab 45 pujian buat Anastasya Putri
46
Bab 46 kerja keras Erlan
47
Bab 47 Rencana Liburan
48
Bab 48 Minta ijin Erlan
49
Bab 49 Celotehan Wulan dan Dewi
50
Bab 50 Ijin untuk Erlan
51
Bab 51 Pergi Liburan
52
Bab 52 Kejailan Wulan dan Dewi
53
Bab 53 Kehamilan Siska
54
Bab 54 Musibah menimpa Anastasya
55
Bab 55 Erlan pingsan
56
Bab 56 Senyuman Anastasya Putri
57
Bab 57 Beasiswa untuk Erlan
58
Bab 58 Bertemu kawan lama
59
Bab 59 Reno patah Hati
60
Bab 60 Rencana Liburan Erlan dan Putri
61
Bab 61 Liburan ke Kalimantan
62
Bab 62 Pesona Hutan Pinus Mentaos
63
Bab 63 Kesedihan Erlan
64
Bab 64 Kekesalan Dewi dan Wulan
65
Bab 65 Keberanian Putri untuk bertanya
66
Bab 66 Pertemuan Zein dan Putri
67
Bab 67 Obrolan antara Zein dan juga Putri
68
Bab 68 Ajakan Zein
69
Bab 69 Workshop
70
Bab 70 Tatapan Bos dingin
71
Bab 71 Perdebatan Bella dan Putri
72
Bab 72 Dia Putri
73
Bab 73 Perhatian Anastasya Putri
74
Bab 74 Danau Ronggo Jalu
75
Bab 75 Gadis kecil
76
Bab 76 Acara Wisuda
77
Bab 77 Kedatangan Reno ke rumah Putri
78
Bab 78 Berangkat ke Jakarta
79
Bab 79 Kesibukan Zein
80
Bab 80
81
Bab 81 Bekerja di cafe
82
Bab 82 Fitnahan
83
Bab 83 Interogasi
84
Bab 84 Makanan enak
85
Bab 85 Tawaran memasak
86
Bab 86 Rasa penasaran Reno
87
Bab 87 Kesuksesan Putri
88
Bab 88 Pertemuan tak terduga
89
Bab 89 Penolakan Putri
90
Bab 90 Pertemuan Daniel dengan mantan pegawainya
91
Bab 91 Kedatangan Erlan ke tanah air
92
Bab 92 Kasih sayang Erlan
93
Bab 93 Meminta restu
94
Bab 94 Kejutan untuk semua orang tuanya
95
Bab 95 Nadzar yang sudah terlaksana
96
Bab 96 Bertemu kawan lama
97
Bab 97 Ledekan Ibu Mertua
98
Bab 98 Kembali ke Jakarta
99
Bab 99 Sahabat terbaik
100
Bab 100 Pertanyaan yang sama
101
Bab 101 Putri yang malas
102
Bab 102 Kebohongan kecil
103
Bab 103 Tingkah aneh Putri
104
Bab 104 Emosi sesa'at
105
Bab 105 Tangisan pagi
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!