bab 5 Wewe Gombel.

Hampir 6 tahun Anastasya sekolah di Madrasah tersebut.

Dan hampir setiap hari Anas selalu mendapatkan buly'an dari sang teman yang sekelas dengan-Nya.

Dengan sangat lapang dada Anastasya selalu menerima buly'an_ buly'an dari teman-teman nya.

Anastasya sadar akan yang selalu menimpa dirinya, hanya karena dengan keadaan nya yang sekarang, Anastasya tidak pernah punya niat untuk membalas perlakuan semua teman-temannya selama hampir 6 tahun belakangan ini. Bagaimanapun juga yang di ucapkan semua teman_temannya adalah benar adanya.

"Anas harus bagaimana ya Allah??.'' Gumam-nya di kala sendirian.

"Apa sudah tidak ada lagi kebahagia'an untuk Anas, walaupun hanya secuil saja?

Keinginan Anas hanyalah kebahagia'an, Anas tidak ingin apa apa lagi?!.'' batinnya yang menahan air matanya untuk terjatuh.

Kini Anastasya sudah kelas 6 dan menjelang ujian di sekolahnya.

" Percuma pinter tapi tak punya teman sama sekali!'' Gumam-nya lagi.

Tak berselang berapa lama sangat guru membuka pintu kelas dan langsung menyapa semua murid-murid nya yang sudah menunggunya sejak masuk kelas.

''Assalamu'alaikum selamat pagi semua murid-murid bapak yg ganteng dan cantik?!'' sapa sang guru yang membuat semua murid-murid nya mulai gaduh karena sapa'an sang guru.

''Waalaikum salam, pak guru…?'' jawabnya serempak.

''Harap tenang ya semuanya?, bapak punya pengumuman nich...?'' ucap sang guru yang emang suka bercanda sama semua murid-murid nya.

Akhirnya sang Guru mengumumkan kapan akan di adakan nya ujian akhir di sekolah-nya.

Anastasya sudah menyiapkan batin_nya untuk selalu tegar menghadapi semua Orang-orang di sekitarnya.

Apalagi ujian akhir sekolah-nya Anastasya bakalan bertemu dengan orang-orang baru di lingkungan sekolah-nya.

Karena di sekolah Anastasya muridnya tidak memenuhi Kuota, jadi sekolah Anastasya lebih memilih bergabung dengan sekolah lain yang juga kekurangan murid.

"Anas?,kamu harus siap di rendahkan orang-orang lagi, kamu harus extra sabar menghadapi semua buly'an ini?!'' Ucap-nya pelan

" Awas si Cebol kalau sudah waktunya ujian pegangin tangan-Nya takut di bawa orang, kita kita juga yang repot.'' teriak Erlan pada semua temen_temennya.

"Apa'an sich lho Lan, berisik banget jadi orang!" tegur Senda

" Iya lho, bisanya cuma teriak_teriak nggak jelas gitu?!'' Hasen menimpali

"Kenapa lho_lho semua pada ngebela si cebol sich coyy!'' kata Erlan ketus lalu menghampiri Senda dan juga Hasen

" Bukannya ngebela dia sich, tapi kita_kita harus baik mulai dari sekarang sama si Cebol, karna bentar lagi bakalan berpisah dan nggak bakalan bertemu lagi sama si Cebol gituu?'' kata Hasen menonyor kepala si Erlan.

"Ach....! nggak asik banget sich lho coyyy?!'' gerutu Erlan

''Sudah sudah jangan berisik, kalian harus giat belajar mulai sekarang biar kalian semua lulus, dan mendapatkan nilai yang bagus biar kedepannya kalain semua menjadi orang yang sukses?!'' kata sang Guru, membuat semua nya diam tak ada yang berbicara lagi.

''Dan kamu Erlan jangan terlalu benci pada Anastasya, entar kamu malah jadi tergila-gila sama si Anastasya.'' Ucap sang Guru memperingatkan si Erlan.

Erlan hanya bisa menganga mendengar perkataan sang Guru yang begitu frontal.

''Ich…!! apa'an sich pak?'' celetuk Erlan.

''Kalau githu kalian semua bisa pulang sekarang, Assalamu'alaikum?'' ucap sang Guru dan keluar dari kelasnya.

''Tuch dengerin omongan pak Guru barusan, jangan terlalu benci pada Anastasya, entar kebencian lho malah jadi cinta lagi.''kata Hasen meledek si Erlan.

''Apa'an sich lho Has!, mana mungkin gue jadi cinta sama si cebol itu!'' teriak Erlan tak suka dengan perkataan Hasen barusan.

''Ya ...? walau bagaimana pun juga Anas anaknya cantik kok, tapi ya itu dia kurangnya.'' Senda tidak meneruskan perkata'annya.

''Kurang tinggi maksud Senda ya kan Send?'' celetuk Hasen sambil tersenyum karena mereka sudah puas ngeledekin si Erlan

" Udah ach, gue ngantuk dengerin ocehan kalian berdua, pulang saja yuck!'' Ajak Erlan pada Hasen dan juga Senda.

Setibanya di rumah Anastasya langsung pergi ke kamar mandi, mengambil air wudhu' dan segera menunaikan sholat dzuhur nya, karena sudah tiba waktunya.

Seperti biasa selesai sholat Anastasya berdo'a memohon ampun pada sang Khaliq.

Tak lupa iya juga mendoa'kan ke 4 orang tuanya.

Walaupun di dalam hatinya begituu sakit dan begitu nyeri mendengar perkata'an Orang Tua angkat dan Orang Tua Kandung-nya?, tapi Anastasya tidak pernah lupa untuk selalu mendoa'kan mereka semua.

"Walau bagaimanapun juga mereka yang telah melahirkan aku dan juga yang telah membesarkan_ku, aku harus selalu berbakti pada mereka ber empat?!''

" Tak ku sangka orang-orang yang aku sayangi dan yang aku jadikan panutan mereka juga merendahkan ku ya Allah. Kuatkan hambamu inie untuk selalu tabah, sabar dan selalu ikhlas menjalani semua cobaan_mu ya Allah.'' Ucapnya yang terus menangis di dalam do'a nya

"Kalau memang sudah tidak ada kebahagiaan lagi untuk ku di dunia ini hamba mohon ambil lah nyawa hamba sekarang juga ya Allah.'' Anastasya terus terisak menangisi keadaan hidupnya yang selalu di hina dan di cemooh orang-orang.

" Maafkan hamba yang sudah tidak kuat lagi dengan semua cobaan _cobaan ini ya Allah.

"hik …hik …hik…" Tangisan-nya belum juga mereda.

Sampai akhirnya adzan ashar berkumandang dengan segera anastasya menunaikan sholat ashar nya.

Setelah selesai Anastasya bergegas mengambil al_Qur'an nya dia sudah lelah terus menangis dan menangis.

Di baca nya ayat demi ayat yang ada di dalam Al_Qur'an tersebut, membuat hati dan fikiran Anastasya menjadi lebih tentram dan terasa damai.

" Alhamdulillah sudah sampai di juz 5, Alhamdulillah ya Allah, Terima kasih atas semuanya",

"Dan Terima kasih atas nikmat yang engkau beri kepada hamba dan orang tua hamba?!'' ucapnya mengakhiri do'a setelah selesai baca al_qur'an nya.

Anastasya lalu bergegas menuju ke pekarangan untuk mencari kayu bakar.

tanpa merasa lelah sama sekali Anastasya menjalani takdir hidup-Nya yang selalu menerima buly'an-buly'an tersebut.

Anastasya tidak pernah dendam pada orang-orang yang telah membuly nya.

Yang ada Anastasya selalu mendoa'kan orang-orang yang selalu menghina_nya dengan yang baik_baik.

Tanpa sadar Zein berada di pekarangan itu juga. Zein memperhatikan Anastasya yang selalu tegar menghadapi semua cobaan_cobaan yang di terimanya.

" Aku salut sama kamu An, aku bangga punya teman seperti_mu yang tak pernah mengeluh ketika kamu di buly oleh Teman-teman.'' Gumam-nya

"Kamu selalu menutupi rasa sakit di hatimu, dan aku salut karna kamu tak pernah menampakkan air matamu di depan teman_teman?'' ucapnya sembari menghampiri Anastasya yang lagi sibuk memilih kayu bakar nya.

" Hay sudah sore nich kok masih ada di sini?!'' Tanya Zein

''Nggak apa apa Anas juga baru nyampek kok Zein?, kamu juga ngapain di sini.'' Tanya Anastasya.

''Aku hanya kebetulan lewat di sini dan melihat kamu di sini sendirian An.'' Jawab-nya.

''Ya sudah ayo pulang, bentar lagi gelap lho An, kamu mau di gendong wewe gombel!'' Ucap Zein menakut-nakuti Anastasya.

''Jangan sembarangan lho Zein, mana ada wewe gombel di sini.'' seru Anastasya.

''Ya sudah kalau tidak percaya, gue balik dulu, papay.'' Zein mulai melangkah pergi meninggalkan Anastasya sendirian di pekarangan tersebut.

Tapi Anastasya langsung menghentikan langkah Zein sang teman.

👉👉👉👉

Makasih buat kakak yang selalu dukung karya receh Al-mahyra.

Maaf kalau cerita nya ngebosenin.

dan jangan lupa like, komen dan votenya kakak,

Makasih🙏🙏

Terpopuler

Comments

Ukhty Nur Siahaan

Ukhty Nur Siahaan

smgt kk thornya kk
mg susses jd pengarang novel kk
aamiin ya Allah

2022-03-01

0

Ukhty Nur Siahaan

Ukhty Nur Siahaan

Apkah Zein ganteng??

2022-03-01

0

💕Al-mahyra Lubis💕

💕Al-mahyra Lubis💕

iya kk sela senda baik, kan temen asih😁😁😘

2022-01-22

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Masa kecil menyenangkan
2 bab 2 Kesedihan mendalam
3 bab 3 Frustasi karena keadaan.
4 bab 4 Mencoba ikhlas
5 bab 5 Wewe Gombel.
6 bab 6 Kebaikan Zein Mahendra
7 bab 7 Bertemu teman baru
8 bab 8 Kebencian Erlan
9 bab 9 Menjaring ikan ikan kecil
10 bab 10 Ajakan Zein
11 bab 11 Kekesalan Anastasya
12 bab 12 Cendol dawet
13 bab 13 Kebencian Wiwit terhadap Anastasya
14 bab 14 Keceriaan Anastasya
15 bab 15 Kebaikan Pak Bagas
16 bab 16 Kesedihan yang di torehkan sang ibu
17 bab 17 Tatapan suka Erlan
18 bab 18 Kekonyolan Zein
19 bab 19 Acara imtihan Ponpes Nurul Huda
20 bab 20 Gibahan ibu warung
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33 Kejutan dari sang kekasih
34 Bab 34 Melamar sang kekasih
35 Bab 35 Cincin tunangan
36 Bab 36 Membeli parcel lamaran
37 Bab 37 Senyuman Bu Ristie
38 Bab 38 Parcel lamaran
39 Bab 39 Galau
40 Bab 40 Seserahan yang telat
41 Bab 41 Sepeda motor buat Anastasya
42 Bab 42 Awal masuk sekolah
43 Bab 43 Sidul sepupu Erlan
44 Bab 44 kasih sayang Bu Yuni
45 Bab 45 pujian buat Anastasya Putri
46 Bab 46 kerja keras Erlan
47 Bab 47 Rencana Liburan
48 Bab 48 Minta ijin Erlan
49 Bab 49 Celotehan Wulan dan Dewi
50 Bab 50 Ijin untuk Erlan
51 Bab 51 Pergi Liburan
52 Bab 52 Kejailan Wulan dan Dewi
53 Bab 53 Kehamilan Siska
54 Bab 54 Musibah menimpa Anastasya
55 Bab 55 Erlan pingsan
56 Bab 56 Senyuman Anastasya Putri
57 Bab 57 Beasiswa untuk Erlan
58 Bab 58 Bertemu kawan lama
59 Bab 59 Reno patah Hati
60 Bab 60 Rencana Liburan Erlan dan Putri
61 Bab 61 Liburan ke Kalimantan
62 Bab 62 Pesona Hutan Pinus Mentaos
63 Bab 63 Kesedihan Erlan
64 Bab 64 Kekesalan Dewi dan Wulan
65 Bab 65 Keberanian Putri untuk bertanya
66 Bab 66 Pertemuan Zein dan Putri
67 Bab 67 Obrolan antara Zein dan juga Putri
68 Bab 68 Ajakan Zein
69 Bab 69 Workshop
70 Bab 70 Tatapan Bos dingin
71 Bab 71 Perdebatan Bella dan Putri
72 Bab 72 Dia Putri
73 Bab 73 Perhatian Anastasya Putri
74 Bab 74 Danau Ronggo Jalu
75 Bab 75 Gadis kecil
76 Bab 76 Acara Wisuda
77 Bab 77 Kedatangan Reno ke rumah Putri
78 Bab 78 Berangkat ke Jakarta
79 Bab 79 Kesibukan Zein
80 Bab 80
81 Bab 81 Bekerja di cafe
82 Bab 82 Fitnahan
83 Bab 83 Interogasi
84 Bab 84 Makanan enak
85 Bab 85 Tawaran memasak
86 Bab 86 Rasa penasaran Reno
87 Bab 87 Kesuksesan Putri
88 Bab 88 Pertemuan tak terduga
89 Bab 89 Penolakan Putri
90 Bab 90 Pertemuan Daniel dengan mantan pegawainya
91 Bab 91 Kedatangan Erlan ke tanah air
92 Bab 92 Kasih sayang Erlan
93 Bab 93 Meminta restu
94 Bab 94 Kejutan untuk semua orang tuanya
95 Bab 95 Nadzar yang sudah terlaksana
96 Bab 96 Bertemu kawan lama
97 Bab 97 Ledekan Ibu Mertua
98 Bab 98 Kembali ke Jakarta
99 Bab 99 Sahabat terbaik
100 Bab 100 Pertanyaan yang sama
101 Bab 101 Putri yang malas
102 Bab 102 Kebohongan kecil
103 Bab 103 Tingkah aneh Putri
104 Bab 104 Emosi sesa'at
105 Bab 105 Tangisan pagi
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
Episodes

Updated 170 Episodes

1
bab 1 Masa kecil menyenangkan
2
bab 2 Kesedihan mendalam
3
bab 3 Frustasi karena keadaan.
4
bab 4 Mencoba ikhlas
5
bab 5 Wewe Gombel.
6
bab 6 Kebaikan Zein Mahendra
7
bab 7 Bertemu teman baru
8
bab 8 Kebencian Erlan
9
bab 9 Menjaring ikan ikan kecil
10
bab 10 Ajakan Zein
11
bab 11 Kekesalan Anastasya
12
bab 12 Cendol dawet
13
bab 13 Kebencian Wiwit terhadap Anastasya
14
bab 14 Keceriaan Anastasya
15
bab 15 Kebaikan Pak Bagas
16
bab 16 Kesedihan yang di torehkan sang ibu
17
bab 17 Tatapan suka Erlan
18
bab 18 Kekonyolan Zein
19
bab 19 Acara imtihan Ponpes Nurul Huda
20
bab 20 Gibahan ibu warung
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33 Kejutan dari sang kekasih
34
Bab 34 Melamar sang kekasih
35
Bab 35 Cincin tunangan
36
Bab 36 Membeli parcel lamaran
37
Bab 37 Senyuman Bu Ristie
38
Bab 38 Parcel lamaran
39
Bab 39 Galau
40
Bab 40 Seserahan yang telat
41
Bab 41 Sepeda motor buat Anastasya
42
Bab 42 Awal masuk sekolah
43
Bab 43 Sidul sepupu Erlan
44
Bab 44 kasih sayang Bu Yuni
45
Bab 45 pujian buat Anastasya Putri
46
Bab 46 kerja keras Erlan
47
Bab 47 Rencana Liburan
48
Bab 48 Minta ijin Erlan
49
Bab 49 Celotehan Wulan dan Dewi
50
Bab 50 Ijin untuk Erlan
51
Bab 51 Pergi Liburan
52
Bab 52 Kejailan Wulan dan Dewi
53
Bab 53 Kehamilan Siska
54
Bab 54 Musibah menimpa Anastasya
55
Bab 55 Erlan pingsan
56
Bab 56 Senyuman Anastasya Putri
57
Bab 57 Beasiswa untuk Erlan
58
Bab 58 Bertemu kawan lama
59
Bab 59 Reno patah Hati
60
Bab 60 Rencana Liburan Erlan dan Putri
61
Bab 61 Liburan ke Kalimantan
62
Bab 62 Pesona Hutan Pinus Mentaos
63
Bab 63 Kesedihan Erlan
64
Bab 64 Kekesalan Dewi dan Wulan
65
Bab 65 Keberanian Putri untuk bertanya
66
Bab 66 Pertemuan Zein dan Putri
67
Bab 67 Obrolan antara Zein dan juga Putri
68
Bab 68 Ajakan Zein
69
Bab 69 Workshop
70
Bab 70 Tatapan Bos dingin
71
Bab 71 Perdebatan Bella dan Putri
72
Bab 72 Dia Putri
73
Bab 73 Perhatian Anastasya Putri
74
Bab 74 Danau Ronggo Jalu
75
Bab 75 Gadis kecil
76
Bab 76 Acara Wisuda
77
Bab 77 Kedatangan Reno ke rumah Putri
78
Bab 78 Berangkat ke Jakarta
79
Bab 79 Kesibukan Zein
80
Bab 80
81
Bab 81 Bekerja di cafe
82
Bab 82 Fitnahan
83
Bab 83 Interogasi
84
Bab 84 Makanan enak
85
Bab 85 Tawaran memasak
86
Bab 86 Rasa penasaran Reno
87
Bab 87 Kesuksesan Putri
88
Bab 88 Pertemuan tak terduga
89
Bab 89 Penolakan Putri
90
Bab 90 Pertemuan Daniel dengan mantan pegawainya
91
Bab 91 Kedatangan Erlan ke tanah air
92
Bab 92 Kasih sayang Erlan
93
Bab 93 Meminta restu
94
Bab 94 Kejutan untuk semua orang tuanya
95
Bab 95 Nadzar yang sudah terlaksana
96
Bab 96 Bertemu kawan lama
97
Bab 97 Ledekan Ibu Mertua
98
Bab 98 Kembali ke Jakarta
99
Bab 99 Sahabat terbaik
100
Bab 100 Pertanyaan yang sama
101
Bab 101 Putri yang malas
102
Bab 102 Kebohongan kecil
103
Bab 103 Tingkah aneh Putri
104
Bab 104 Emosi sesa'at
105
Bab 105 Tangisan pagi
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!