Pagi-pagi sekali Anastasya sudah beres beres rumah nya dan diapun bergegas berangkat ke sekolah ketika sang ibu mulai memanggilnya.
''Ndok...? buruan berangkat ke sekolahnya keburu siang.'' teriak sang ibu yang kebetulan ada di belakang rumahnya.
''Iya Bu? bentar lagi Anas berangkat nya.'' ucap Anastasya dengan teriakan juga.
Tak berselang lama Anastasya menghampiri sang ibu berpamitan untuk berangkat sekolah.
''Anas berangkat sekolah dulu Bu?'' mencium tangan sang Ibu. Assalamu'alaikum...?'' pamitnya
Anastasya melangkah kan kakinya dengan begitu cepat biar tidak terlambat sampai di sekolah-nya.
Anastasya menuju ke sekolah-nya hanya dengan berjalan kaki, karena sekolah dan rumah-nya tidak begitu jauh hanya beberapa ratus meter saja.
Tak lama kemudian Anastasya sampai di sekolah-nya,
Dengan mata bengkak dan sembab Anastasya masuk ke kelas begitu sudah sampai di sekolah.
Semua teman-teman Anas merasa penasaran? karena melihat mata Anastasya yang bengkak dan sembab, Ani yang penasaran mencoba bertanya pada Anastasya.
"Kenapa mata lho Anas, kok bengkak kayak gituu?'' Tanyanya sambil memegang lengan Anastasya.
" Nggak apa-apa kok An, tadi cuma kelilipan saja pas mau berangkat ke sini, jadi...mataku aku Kucek-kucek makanya kayak gini..?'' ujarnya berbohong dan tersenyum untuk menutupi rasa kecewa dan sakit hati nya pada sang ibu kandung.
"Ach...!! lho pasti bohong, si Anas mah gitu nggak mau cerita lok ada sesuatu?, dan mana mungkin cuma di kucek doang bisa bengkak kayak gini sich.'' celetuk Mila yang tidak percaya omongan Anastasya.
" Ya sudah kalau nggak percaya, sudah di bilangin kelilipan juga' masih ndak percaya.'' kata Anastasya ketus namun tersenyum dan pura-pura sibuk dengan semua buku-buku nya.
" Kalau ada masalah cobalah berbagi pada kita Anas, siapa tau kita bisa cari'in solusi-nya gituu jangan di pendam sendiri?!'' kata si Mila mengusap bahu Anastasya.
" Beneran Anas nggak apa-apa kok Mil? An.'' Ucap Anastasya mencoba meyakinkan kedua temen-temen nya.
"Ya sudah lah, Anas nggak bakalan mau berbagi sama kita-kita, kita kan nggak di anggap temen sama si Anas.'' ucap Mila kecewa dan menuju ke tempat duduk nya.
Melihat Mila yang cemberut, Anastasya inisiatif menghampiri Mila sang teman dan langsung memeluknya, lalu Anastasya berkata?.
" Nggak semua masalah bisa di cerita'in ke setiap orang Mil, bukan-nya aku nggak mau cerita sama kalian semua, tapi ini masalah keluarga Anas Mil? An?!'' ucap Anastasya yang sudah melepas pelukan Ani temannya.
"Kamu benar Anas, tapi aku salut banget sama kamu lho!!, yang selalu sabar menghadapi orang-orang yang selalu memandang dirimu rendah...? Ucap Ani tak terasa air matanya lolos begitu saja.
" Kenapa kamu menangis gitu sich An?. tanya Anastasya lembut.
"Aku beneran nggak apa-apa kok An, biarlah orang-orang memandang ku rendah, asalkan aku tidak rendah di mata sang Khalik. Anas ikhlas kok Mil, Ani?'' ucap Anastasya menahan gejolak dalam hati nya.
" Kamu benar Anas, kalau aku jadi kamu mungkin aku sudah tidak ada di dunia ini lagi.'' Mila berujar dengan menahan air matanya yang mau keluar begitu saja, melihat sang teman yang begitu tabah menghadapi semua ujian dari sang Khalik.
"Terus kalau nggak ada di dunia nie terus ada di mana Mil?'' tanya Ani menggoda si Mila yang kini mulai mengeluarkan air matanya.
" Di kuburan!'' Ucap Mila ketus sambil menghapus air matanya yang sudah mengalir di kedua pipinya.
''Ya sudah jangan nangis lagi, nanti Adam malah nggak cinta lagi sama kamu Mila.'' celetuk Ani lagi yang lagi lagi mendapatkan jawaban ketus.
''Kalau nggak cinta tinggal cari aja lagi, gituu aja kok repot?!'' Ujarnya yang malah di tertawakan oleh kedua temannya.
Anastasya dan Ani masih mentertawakan si Mila, sedangkan si Mila yang lagi bad mood langsung keluar begitu saja dari dalam kelas-nya, menuju ke asrama di mana ia tempati.
🍄🍄🍄🍄🍄
jam 13:48
Bel pulang berbunyi semua murid SLTP Terbuka berhamburan keluar kelas setelah sang guru menutup materi pembelajaran nya. mereka menuju kerumah masing-masing.
Anastasya berpamitan pada Ani dan Mila sang teman, tapi si Mila tidak menanggapi omongan Anastasya, malah Mila meninggalkan Anastasya begitu saja di luar kelasnya.
Anastasya merasa bersalah banget pada Mila sang teman.
''Sudah! nggak usah di pikirin, Mila emang kayak gitu orang nya, bentar lagi bakalan reda kok emosinya.'' Ucap Ani pada Anastasya.
''Anas merasa bersalah pada Mila An, gimana dong?'' kata Anastasya.
''Barusan aku bilang apa, nggak usah di pikirin, thu anak lagi eror makanya jadi kayak githu.'' ucap Ani menepuk bahu Anastasya.
''Pulanglah?''kata Ani yang di angguki oleh Anastasya.
Dalam perjalanan pulang Anastasya merutuki kesalahan nya pada sang teman, karna baru sekarang ini Anastasya punya teman yang begitu tulus berteman dengannya, selain Zein teman masa kecilnya.
Tanpa terasa linangan air matanya menetes lagi. hati nya berkecamuk mengingat perkata'an sang Ibu tadi malam.
Anastasya memilih berhenti di saung dekat sawah, deraian air matanya terus mengalir, Anastasya berusaha menutupi kesedihan nya di kala ada orang lewat dan bertanya pada Anastasya.
"Anas kok masih ada di sini nggak langsung pulang ke rumah.'' tanya pak somad ayah dari Zein.
" Anas masih ngerjain tugas Pak Somad, biar nyampek rumah langsung istirahat.'' ucap Anastasya sopan.
"Och...? ya sudah kalau gitu bapak duluan ya.'' kata pak somad yang mulai mengayuh sepedanya.
" Iya Pak. '' jawabnya.
Anastasya masih melanjutkan mengerjakan soal-soal yang di kasih sang guru barusan di kelas-nya.
Anastasya terus berdiam diri di Saung yang berada di pinggir sawah tersebut.
Dan tanpa Anastasya sadari, ada seorang laki laki yang memperhatikan gerak gerik Anastasya, orang yang memperhatikan Anastasya berada tak jauh dari saung yang di tempati Anastasya.
Orang itu adalah Erlan yang kebetulan baru pulang dari perantauan. sejak ia di nyatakan tidak lulus sekolah, sang ayah membawa Erlan ke perantauan, dan dia meneruskan sekolahnya di perantauan sang ayah.
''Dari dulu sampai sekarang masih sama?'' Ucap Erlan.
''Tapi nggak nyangka juga dia sekarang tambah cantik saja?!'' Gumamnya dan langsung di tepis begitu saja.
''Kenapa aku bisa ngomong kayak githu, nggak mungkin kan kalau aku suka sama dia.'' Gumamnya lagi.
Anastasya menghilang kan kegundahan hati nya, sampai menjelang sore. Anastasya masih belum beranjak dari saung yang di tempati nya, dan karena takut sang Ibu Angkat mencari nya? Anastasya memutuskan pulang sa'at jam tangan-Nya menunjukkan jam 4 sore.
Dengan langkah malasnya Anastasya menuju ke rumah sang Ibu angkat, Sesampainya di rumah Anastasya langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah kotor karna seharian ber'aktifitas di luar rumah.
Setelah itu Anastasya langsung melaksanakan sholat Ashar nya.
Selesai nya sholat Anastasya menghampiri sang ibu angkat dan berkata.
"Maaf Ibu tadi Anastasya nggak cepat pulang karna masih menyelesaikan tugas-tugas di sekolah?'' ujarnya yang kini juga ikutan duduk di teras.
" Iya nggak apa-apa...?? Ucap bu' Yuni sang ibu angkat.
" Makasih Bu', kalau gitu Anastasya ke kamar dulu ya.'' pamitnya beranjak dari tempat duduk nya.
''Baru juga duduk sudah mau ninggalin Ibu lagi?'' kata Ibu membuat Anastasya mengurungkan niatnya yang mau berbalik ke kamarnya.
''Kenapa lesu githu sich Ndok... ?'' tanya sang ibu lembut dan penuh perhatian.
''Anastasya nggak apa apa kok Bu, hanya capek saja.'' jawab Anastasya.
''Ya sudah kalau githu kamu istirahat saja di kamarmu?!''
''Iya Bu... ? kalau githu Anas ke kamar dulu ya Bu.'' Ujarnya.
Bu' Yuni hanya menganggukkan kepala-nya dan tersenyum.
Bu' Yuni tidak pernah bertanya pada Anastasya, entah ada masalah di sekolahnya, entah Anastasya di bully, ataupun di rendah kan sama teman temannya.
Mungkin emang beginilah nasib anak yang tidak pernah di anggap ada di dunia ini.
Dan Anastasya tidak pernah sekalipun meminta uang saku pada Bu' Yuni sang Ibu angkat.
Kalau di kasih baru dia ambil, Anastasya tidak pernah mengeluh akan hal itu semua, Anastasya merasa bersyukur masih ada orang yang mau membesarkan nya.
Ketimbang Anak-anak di jalanan yang harus mencari makan sendiri, ithu yang selalu Anastasya syukuri masih bisa bernaung di dalam rumah, tidur di kasur walaupun kasurnya tak seempuk di rumah sang ibu kandung.
Anastasya mensyukuri atas nikmat yang telah Allah berikan pada-Nya selama ini.
👉👉👉👉👉
jangan lupa dukung karya receh Al-mayra kakak.
tinggal jejakmu di kolom komen dan jangan lupa jempolny👍👍🤭🤭
makasih 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Ukhty Nur Siahaan
Mulai erlan
mencintai Anas
2022-03-02
3
iskan
ndok tolak tole😸
2022-01-20
7
Solihuddin Lubis
cepat berangkat acolnya nanti telat
2022-01-18
7