bab 17 Tatapan suka Erlan

Pagi-pagi sekali Anastasya sudah beres beres rumah nya dan diapun bergegas berangkat ke sekolah ketika sang ibu mulai memanggilnya.

''Ndok...? buruan berangkat ke sekolahnya keburu siang.'' teriak sang ibu yang kebetulan ada di belakang rumahnya.

''Iya Bu? bentar lagi Anas berangkat nya.'' ucap Anastasya dengan teriakan juga.

Tak berselang lama Anastasya menghampiri sang ibu berpamitan untuk berangkat sekolah.

''Anas berangkat sekolah dulu Bu?'' mencium tangan sang Ibu. Assalamu'alaikum...?'' pamitnya

Anastasya melangkah kan kakinya dengan begitu cepat biar tidak terlambat sampai di sekolah-nya.

Anastasya menuju ke sekolah-nya hanya dengan berjalan kaki, karena sekolah dan rumah-nya tidak begitu jauh hanya beberapa ratus meter saja.

Tak lama kemudian Anastasya sampai di sekolah-nya,

Dengan mata bengkak dan sembab Anastasya masuk ke kelas begitu sudah sampai di sekolah.

Semua teman-teman Anas merasa penasaran? karena melihat mata Anastasya yang bengkak dan sembab, Ani yang penasaran mencoba bertanya pada Anastasya.

"Kenapa mata lho Anas, kok bengkak kayak gituu?'' Tanyanya sambil memegang lengan Anastasya.

" Nggak apa-apa kok An, tadi cuma kelilipan saja pas mau berangkat ke sini, jadi...mataku aku Kucek-kucek makanya kayak gini..?'' ujarnya berbohong dan tersenyum untuk menutupi rasa kecewa dan sakit hati nya pada sang ibu kandung.

"Ach...!! lho pasti bohong, si Anas mah gitu nggak mau cerita lok ada sesuatu?, dan mana mungkin cuma di kucek doang bisa bengkak kayak gini sich.'' celetuk Mila yang tidak percaya omongan Anastasya.

" Ya sudah kalau nggak percaya, sudah di bilangin kelilipan juga' masih ndak percaya.'' kata Anastasya ketus namun tersenyum dan pura-pura sibuk dengan semua buku-buku nya.

" Kalau ada masalah cobalah berbagi pada kita Anas, siapa tau kita bisa cari'in solusi-nya gituu jangan di pendam sendiri?!'' kata si Mila mengusap bahu Anastasya.

" Beneran Anas nggak apa-apa kok Mil? An.'' Ucap Anastasya mencoba meyakinkan kedua temen-temen nya.

"Ya sudah lah, Anas nggak bakalan mau berbagi sama kita-kita, kita kan nggak di anggap temen sama si Anas.'' ucap Mila kecewa dan menuju ke tempat duduk nya.

Melihat Mila yang cemberut, Anastasya inisiatif menghampiri Mila sang teman dan langsung memeluknya, lalu Anastasya berkata?.

" Nggak semua masalah bisa di cerita'in ke setiap orang Mil, bukan-nya aku nggak mau cerita sama kalian semua, tapi ini masalah keluarga Anas Mil? An?!'' ucap Anastasya yang sudah melepas pelukan Ani temannya.

"Kamu benar Anas, tapi aku salut banget sama kamu lho!!, yang selalu sabar menghadapi orang-orang yang selalu memandang dirimu rendah...? Ucap Ani tak terasa air matanya lolos begitu saja.

" Kenapa kamu menangis gitu sich An?. tanya Anastasya lembut.

"Aku beneran nggak apa-apa kok An, biarlah orang-orang memandang ku rendah, asalkan aku tidak rendah di mata sang Khalik. Anas ikhlas kok Mil, Ani?'' ucap Anastasya menahan gejolak dalam hati nya.

" Kamu benar Anas, kalau aku jadi kamu mungkin aku sudah tidak ada di dunia ini lagi.'' Mila berujar dengan menahan air matanya yang mau keluar begitu saja, melihat sang teman yang begitu tabah menghadapi semua ujian dari sang Khalik.

"Terus kalau nggak ada di dunia nie terus ada di mana Mil?'' tanya Ani menggoda si Mila yang kini mulai mengeluarkan air matanya.

" Di kuburan!'' Ucap Mila ketus sambil menghapus air matanya yang sudah mengalir di kedua pipinya.

''Ya sudah jangan nangis lagi, nanti Adam malah nggak cinta lagi sama kamu Mila.'' celetuk Ani lagi yang lagi lagi mendapatkan jawaban ketus.

''Kalau nggak cinta tinggal cari aja lagi, gituu aja kok repot?!'' Ujarnya yang malah di tertawakan oleh kedua temannya.

Anastasya dan Ani masih mentertawakan si Mila, sedangkan si Mila yang lagi bad mood langsung keluar begitu saja dari dalam kelas-nya, menuju ke asrama di mana ia tempati.

🍄🍄🍄🍄🍄

jam 13:48

Bel pulang berbunyi semua murid SLTP Terbuka berhamburan keluar kelas setelah sang guru menutup materi pembelajaran nya. mereka menuju kerumah masing-masing.

Anastasya berpamitan pada Ani dan Mila sang teman, tapi si Mila tidak menanggapi omongan Anastasya, malah Mila meninggalkan Anastasya begitu saja di luar kelasnya.

Anastasya merasa bersalah banget pada Mila sang teman.

''Sudah! nggak usah di pikirin, Mila emang kayak gitu orang nya, bentar lagi bakalan reda kok emosinya.'' Ucap Ani pada Anastasya.

''Anas merasa bersalah pada Mila An, gimana dong?'' kata Anastasya.

''Barusan aku bilang apa, nggak usah di pikirin, thu anak lagi eror makanya jadi kayak githu.'' ucap Ani menepuk bahu Anastasya.

''Pulanglah?''kata Ani yang di angguki oleh Anastasya.

Dalam perjalanan pulang Anastasya merutuki kesalahan nya pada sang teman, karna baru sekarang ini Anastasya punya teman yang begitu tulus berteman dengannya, selain Zein teman masa kecilnya.

Tanpa terasa linangan air matanya menetes lagi. hati nya berkecamuk mengingat perkata'an sang Ibu tadi malam.

Anastasya memilih berhenti di saung dekat sawah, deraian air matanya terus mengalir, Anastasya berusaha menutupi kesedihan nya di kala ada orang lewat dan bertanya pada Anastasya.

"Anas kok masih ada di sini nggak langsung pulang ke rumah.'' tanya pak somad ayah dari Zein.

" Anas masih ngerjain tugas Pak Somad, biar nyampek rumah langsung istirahat.'' ucap Anastasya sopan.

"Och...? ya sudah kalau gitu bapak duluan ya.'' kata pak somad yang mulai mengayuh sepedanya.

" Iya Pak. '' jawabnya.

Anastasya masih melanjutkan mengerjakan soal-soal yang di kasih sang guru barusan di kelas-nya.

Anastasya terus berdiam diri di Saung yang berada di pinggir sawah tersebut.

Dan tanpa Anastasya sadari, ada seorang laki laki yang memperhatikan gerak gerik Anastasya, orang yang memperhatikan Anastasya berada tak jauh dari saung yang di tempati Anastasya.

Orang itu adalah Erlan yang kebetulan baru pulang dari perantauan. sejak ia di nyatakan tidak lulus sekolah, sang ayah membawa Erlan ke perantauan, dan dia meneruskan sekolahnya di perantauan sang ayah.

''Dari dulu sampai sekarang masih sama?'' Ucap Erlan.

''Tapi nggak nyangka juga dia sekarang tambah cantik saja?!'' Gumamnya dan langsung di tepis begitu saja.

''Kenapa aku bisa ngomong kayak githu, nggak mungkin kan kalau aku suka sama dia.'' Gumamnya lagi.

Anastasya menghilang kan kegundahan hati nya, sampai menjelang sore. Anastasya masih belum beranjak dari saung yang di tempati nya, dan karena takut sang Ibu Angkat mencari nya? Anastasya memutuskan pulang sa'at jam tangan-Nya menunjukkan jam 4 sore.

Dengan langkah malasnya Anastasya menuju ke rumah sang Ibu angkat, Sesampainya di rumah Anastasya langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang sudah kotor karna seharian ber'aktifitas di luar rumah.

Setelah itu Anastasya langsung melaksanakan sholat Ashar nya.

Selesai nya sholat Anastasya menghampiri sang ibu angkat dan berkata.

"Maaf Ibu tadi Anastasya nggak cepat pulang karna masih menyelesaikan tugas-tugas di sekolah?'' ujarnya yang kini juga ikutan duduk di teras.

" Iya nggak apa-apa...?? Ucap bu' Yuni sang ibu angkat.

" Makasih Bu', kalau gitu Anastasya ke kamar dulu ya.'' pamitnya beranjak dari tempat duduk nya.

''Baru juga duduk sudah mau ninggalin Ibu lagi?'' kata Ibu membuat Anastasya mengurungkan niatnya yang mau berbalik ke kamarnya.

''Kenapa lesu githu sich Ndok... ?'' tanya sang ibu lembut dan penuh perhatian.

''Anastasya nggak apa apa kok Bu, hanya capek saja.'' jawab Anastasya.

''Ya sudah kalau githu kamu istirahat saja di kamarmu?!''

''Iya Bu... ? kalau githu Anas ke kamar dulu ya Bu.'' Ujarnya.

Bu' Yuni hanya menganggukkan kepala-nya dan tersenyum.

Bu' Yuni tidak pernah bertanya pada Anastasya, entah ada masalah di sekolahnya, entah Anastasya di bully, ataupun di rendah kan sama teman temannya.

Mungkin emang beginilah nasib anak yang tidak pernah di anggap ada di dunia ini.

Dan Anastasya tidak pernah sekalipun meminta uang saku pada Bu' Yuni sang Ibu angkat.

Kalau di kasih baru dia ambil, Anastasya tidak pernah mengeluh akan hal itu semua, Anastasya merasa bersyukur masih ada orang yang mau membesarkan nya.

Ketimbang Anak-anak di jalanan yang harus mencari makan sendiri, ithu yang selalu Anastasya syukuri masih bisa bernaung di dalam rumah, tidur di kasur walaupun kasurnya tak seempuk di rumah sang ibu kandung.

Anastasya mensyukuri atas nikmat yang telah Allah berikan pada-Nya selama ini.

👉👉👉👉👉

jangan lupa dukung karya receh Al-mayra kakak.

tinggal jejakmu di kolom komen dan jangan lupa jempolny👍👍🤭🤭

makasih 🙏🙏

Terpopuler

Comments

Ukhty Nur Siahaan

Ukhty Nur Siahaan

Mulai erlan
mencintai Anas

2022-03-02

3

iskan

iskan

ndok tolak tole😸

2022-01-20

7

Solihuddin Lubis

Solihuddin Lubis

cepat berangkat acolnya nanti telat

2022-01-18

7

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Masa kecil menyenangkan
2 bab 2 Kesedihan mendalam
3 bab 3 Frustasi karena keadaan.
4 bab 4 Mencoba ikhlas
5 bab 5 Wewe Gombel.
6 bab 6 Kebaikan Zein Mahendra
7 bab 7 Bertemu teman baru
8 bab 8 Kebencian Erlan
9 bab 9 Menjaring ikan ikan kecil
10 bab 10 Ajakan Zein
11 bab 11 Kekesalan Anastasya
12 bab 12 Cendol dawet
13 bab 13 Kebencian Wiwit terhadap Anastasya
14 bab 14 Keceriaan Anastasya
15 bab 15 Kebaikan Pak Bagas
16 bab 16 Kesedihan yang di torehkan sang ibu
17 bab 17 Tatapan suka Erlan
18 bab 18 Kekonyolan Zein
19 bab 19 Acara imtihan Ponpes Nurul Huda
20 bab 20 Gibahan ibu warung
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 bab 29
30 bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33 Kejutan dari sang kekasih
34 Bab 34 Melamar sang kekasih
35 Bab 35 Cincin tunangan
36 Bab 36 Membeli parcel lamaran
37 Bab 37 Senyuman Bu Ristie
38 Bab 38 Parcel lamaran
39 Bab 39 Galau
40 Bab 40 Seserahan yang telat
41 Bab 41 Sepeda motor buat Anastasya
42 Bab 42 Awal masuk sekolah
43 Bab 43 Sidul sepupu Erlan
44 Bab 44 kasih sayang Bu Yuni
45 Bab 45 pujian buat Anastasya Putri
46 Bab 46 kerja keras Erlan
47 Bab 47 Rencana Liburan
48 Bab 48 Minta ijin Erlan
49 Bab 49 Celotehan Wulan dan Dewi
50 Bab 50 Ijin untuk Erlan
51 Bab 51 Pergi Liburan
52 Bab 52 Kejailan Wulan dan Dewi
53 Bab 53 Kehamilan Siska
54 Bab 54 Musibah menimpa Anastasya
55 Bab 55 Erlan pingsan
56 Bab 56 Senyuman Anastasya Putri
57 Bab 57 Beasiswa untuk Erlan
58 Bab 58 Bertemu kawan lama
59 Bab 59 Reno patah Hati
60 Bab 60 Rencana Liburan Erlan dan Putri
61 Bab 61 Liburan ke Kalimantan
62 Bab 62 Pesona Hutan Pinus Mentaos
63 Bab 63 Kesedihan Erlan
64 Bab 64 Kekesalan Dewi dan Wulan
65 Bab 65 Keberanian Putri untuk bertanya
66 Bab 66 Pertemuan Zein dan Putri
67 Bab 67 Obrolan antara Zein dan juga Putri
68 Bab 68 Ajakan Zein
69 Bab 69 Workshop
70 Bab 70 Tatapan Bos dingin
71 Bab 71 Perdebatan Bella dan Putri
72 Bab 72 Dia Putri
73 Bab 73 Perhatian Anastasya Putri
74 Bab 74 Danau Ronggo Jalu
75 Bab 75 Gadis kecil
76 Bab 76 Acara Wisuda
77 Bab 77 Kedatangan Reno ke rumah Putri
78 Bab 78 Berangkat ke Jakarta
79 Bab 79 Kesibukan Zein
80 Bab 80
81 Bab 81 Bekerja di cafe
82 Bab 82 Fitnahan
83 Bab 83 Interogasi
84 Bab 84 Makanan enak
85 Bab 85 Tawaran memasak
86 Bab 86 Rasa penasaran Reno
87 Bab 87 Kesuksesan Putri
88 Bab 88 Pertemuan tak terduga
89 Bab 89 Penolakan Putri
90 Bab 90 Pertemuan Daniel dengan mantan pegawainya
91 Bab 91 Kedatangan Erlan ke tanah air
92 Bab 92 Kasih sayang Erlan
93 Bab 93 Meminta restu
94 Bab 94 Kejutan untuk semua orang tuanya
95 Bab 95 Nadzar yang sudah terlaksana
96 Bab 96 Bertemu kawan lama
97 Bab 97 Ledekan Ibu Mertua
98 Bab 98 Kembali ke Jakarta
99 Bab 99 Sahabat terbaik
100 Bab 100 Pertanyaan yang sama
101 Bab 101 Putri yang malas
102 Bab 102 Kebohongan kecil
103 Bab 103 Tingkah aneh Putri
104 Bab 104 Emosi sesa'at
105 Bab 105 Tangisan pagi
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
Episodes

Updated 170 Episodes

1
bab 1 Masa kecil menyenangkan
2
bab 2 Kesedihan mendalam
3
bab 3 Frustasi karena keadaan.
4
bab 4 Mencoba ikhlas
5
bab 5 Wewe Gombel.
6
bab 6 Kebaikan Zein Mahendra
7
bab 7 Bertemu teman baru
8
bab 8 Kebencian Erlan
9
bab 9 Menjaring ikan ikan kecil
10
bab 10 Ajakan Zein
11
bab 11 Kekesalan Anastasya
12
bab 12 Cendol dawet
13
bab 13 Kebencian Wiwit terhadap Anastasya
14
bab 14 Keceriaan Anastasya
15
bab 15 Kebaikan Pak Bagas
16
bab 16 Kesedihan yang di torehkan sang ibu
17
bab 17 Tatapan suka Erlan
18
bab 18 Kekonyolan Zein
19
bab 19 Acara imtihan Ponpes Nurul Huda
20
bab 20 Gibahan ibu warung
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
bab 29
30
bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33 Kejutan dari sang kekasih
34
Bab 34 Melamar sang kekasih
35
Bab 35 Cincin tunangan
36
Bab 36 Membeli parcel lamaran
37
Bab 37 Senyuman Bu Ristie
38
Bab 38 Parcel lamaran
39
Bab 39 Galau
40
Bab 40 Seserahan yang telat
41
Bab 41 Sepeda motor buat Anastasya
42
Bab 42 Awal masuk sekolah
43
Bab 43 Sidul sepupu Erlan
44
Bab 44 kasih sayang Bu Yuni
45
Bab 45 pujian buat Anastasya Putri
46
Bab 46 kerja keras Erlan
47
Bab 47 Rencana Liburan
48
Bab 48 Minta ijin Erlan
49
Bab 49 Celotehan Wulan dan Dewi
50
Bab 50 Ijin untuk Erlan
51
Bab 51 Pergi Liburan
52
Bab 52 Kejailan Wulan dan Dewi
53
Bab 53 Kehamilan Siska
54
Bab 54 Musibah menimpa Anastasya
55
Bab 55 Erlan pingsan
56
Bab 56 Senyuman Anastasya Putri
57
Bab 57 Beasiswa untuk Erlan
58
Bab 58 Bertemu kawan lama
59
Bab 59 Reno patah Hati
60
Bab 60 Rencana Liburan Erlan dan Putri
61
Bab 61 Liburan ke Kalimantan
62
Bab 62 Pesona Hutan Pinus Mentaos
63
Bab 63 Kesedihan Erlan
64
Bab 64 Kekesalan Dewi dan Wulan
65
Bab 65 Keberanian Putri untuk bertanya
66
Bab 66 Pertemuan Zein dan Putri
67
Bab 67 Obrolan antara Zein dan juga Putri
68
Bab 68 Ajakan Zein
69
Bab 69 Workshop
70
Bab 70 Tatapan Bos dingin
71
Bab 71 Perdebatan Bella dan Putri
72
Bab 72 Dia Putri
73
Bab 73 Perhatian Anastasya Putri
74
Bab 74 Danau Ronggo Jalu
75
Bab 75 Gadis kecil
76
Bab 76 Acara Wisuda
77
Bab 77 Kedatangan Reno ke rumah Putri
78
Bab 78 Berangkat ke Jakarta
79
Bab 79 Kesibukan Zein
80
Bab 80
81
Bab 81 Bekerja di cafe
82
Bab 82 Fitnahan
83
Bab 83 Interogasi
84
Bab 84 Makanan enak
85
Bab 85 Tawaran memasak
86
Bab 86 Rasa penasaran Reno
87
Bab 87 Kesuksesan Putri
88
Bab 88 Pertemuan tak terduga
89
Bab 89 Penolakan Putri
90
Bab 90 Pertemuan Daniel dengan mantan pegawainya
91
Bab 91 Kedatangan Erlan ke tanah air
92
Bab 92 Kasih sayang Erlan
93
Bab 93 Meminta restu
94
Bab 94 Kejutan untuk semua orang tuanya
95
Bab 95 Nadzar yang sudah terlaksana
96
Bab 96 Bertemu kawan lama
97
Bab 97 Ledekan Ibu Mertua
98
Bab 98 Kembali ke Jakarta
99
Bab 99 Sahabat terbaik
100
Bab 100 Pertanyaan yang sama
101
Bab 101 Putri yang malas
102
Bab 102 Kebohongan kecil
103
Bab 103 Tingkah aneh Putri
104
Bab 104 Emosi sesa'at
105
Bab 105 Tangisan pagi
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!