"Alhamdulillah kenyang, benar katamu makanannua enak sekali Mas", ucao Ursila
Aduh kuncinya dimana ya? sepertinya ketinggalan di dalam restoran, aku masuk dulu ya, kamu tunggu di parkiran sana", ucap Harun
Harun melangkah ke restoran kembali. Sambil menunggu Harun, Ursila melihat seseorang yang sepertinya tidak asing. Berjalan melewatinya dengan menggandeng perempuan cantik dan juga seksi, "Kamu Riko kan? Suami Haura?", tanya Ursila.
"Sayang kamu masuk duluan", ucap Riko pada perempuan yang digandengnya. Perempuan itu pun melangkah pergi.
Riko mendekati Ursila, "Oh yaa aku ingat, hai Kakak ipar, bagaimana kabarmu?", tanya Riko.
"Dia siapa? Dimana Haura?", tanya Ursila.
"Aku meninggalkannya, untuk apa aku mempertahankannya. Perempuan ja*ang, tidak bisa memberiku keturunan", ucap Riko tanpa ada rasa bersalah.
Ursila kaget mendengar pernyataan Riko. Riko perlahan mendekati Ursila, "Hai kaka ipar mana suamimu? Ah dia pasti sedang sibuk dengan bisnisnya. Kalau kau bosan, kau bisa ikut dengan ku", ucap Riko yang tangannya mulai nakal menyentuh pinggang Ursila.
Plak... tamparan mendarat di pipi Riko. "Kurang ajar kamu", marah Ursila.
"Beraninya kau menamparku", balas Riko. Tangganya mulai mengangkat hendak memukul Ursila. Dan Ursila nampak terkejut dan takut. Tiba-tiba tangan Harun menghentikan tangan Riko yang hendak menampar Ursila.
"Menjauh kau, jangan ganggu istriku", ucap Harun.
"Harun. Kau disini? Baiklah, kau tahu kelakuanku ya. Aku sekalian mau mengatakan aku kembalikan istriku padamu, dia tidak berguna, wanita mandul", ucap Riko
"Jaga ucapanmu...", kata Harun. Lalu memukul Riko. Pertengkaran antara Riko dan Harun pun tidak dapat dielakkan. Ursila berteriak kepada mereka untuk berhenti. Karena mereka tidak menghiraukan maka Ursila meminta kepada orang di sekitar untuk melerai mereka.
"Sudah Mas.. Sudah.. Kita pulang", ajak Ursila lalu beranjak meninggalkan Riko.
Sesampainya di rumah, Ursila langsung mengobati luka Harun. Kalian bisa bayangkan bagaimana pertengkaran antar laki-laki. Habislah babak belur wajah Harun.
"Bertengkar seperti itu lagi, aku tinggalkan kamu", ancam Ursila sambil mengobati luka Harun, Ursila menekan cukup kuat karena rasa kesalnya
"aduh... ergh.. pelang pelan.." Harun menahan sakit, "Kok ngomongnya gitu, iya ya tidak akan lagi, janji", ucap Harun.
"Kita tunda ya kepulangan kita", pinta Ursila.
"Kenapa? kamu mau memperpanjang bulan madu kita", goda Harun
"Huh genit, aku hanya tidak bisa bayangkan reaksi mama kalau lihat wajah kamu seperti ini", balas Ursila
"Baiklah... Sayang, kamu ingat waktu Haura telpon aku pada tengah malam?", tanya Harun
Tentu saja Ursila mengingat kejadian itu. Karena pada malam itu dia merasa sudah melakukan hal gila yang sepertinya tidak mungkin akan dia lakukan.
"Iya, apakah berkaitan dengan Riko?", tanya Ursila
"Haura mengatakan kepadaku bahwa dia ingin bercerai, aku pinta dia untuk memikirkannya dulu, tapi setelah kejadian tadi sepertinya cerai adalah jalan terbaik. Aku sungguh tidak bisa membiarkan Haura lebih tersiksa lagi bersama Riko", ucap Harun.
Ponsel Harun berbunyi, panjang umur ternyata itu adalah Haura. Pada percakapan telpon itu Harun meminta Haura untuk mendatanginya ke Yogya. Dan untuk urusan perceraiannya biar salah satu teman Harun di sana yang akan mengurusnya. Dan Haura menyetujui hal tersebut.
"Bagaimana tentang mama Mas? Mama pasti sangat terkejut dan tidak terima jika aku bercerai", ucap Haura dari balik telepon
"Biar Mas yang bicara dengan mama, kamu ke Yogya dulu untuk menenangkan pikiran, setelah itu baru kita ke Jakarta bersama-sama", kata Harun menenangkan Haura.
Keesokan harinya.
Tok.. Tok.. Tok..
"siapa ya yang datang sore begini", tanya Harun. Ursila dan Harun mendekati pintu dan dibuka ternyata dari balik pintu adalah Haura.
"Mas....", sapa Haura dan memeluk Harun. Air mata tidak dapat dibendung oleh Haura.
"Wajahmu kenapa Mas?", tanya Haura
Ursila menjelaskan kejadian pada malam tadi, Haura pun merasa malu dan bersalah dengan sikap suaminya.
"Masuk Dek, kamarmu sudah kakak siapkan", kata Ursila
"terimakasih Kakak ipar", ucap Haura.
Ursila mengantar Haura ke kamarnya. "Kamu istirahat ya, kamu pasti sangat capek", ucap Ursila
"iya kakak", balas Haura lalu menutup pintu kamarnya.
Dari balik pintu depan, Gaza datang.
"Asaalamu'alaikum, aku dengar Haura datang, apakah benar?", tanya Gaza
"wa'alaikumussalam. iya, dia baru saja datang, sedang di kamar tuh, sedang istirahat", jawab Harun.
"Kata ibuku, nanti makan malam di rumah kami saja, ajak Haura dan juga Ursila", ucap Gaza
"Baiklah", jawab Harun.
********
Makan malam pada malam ini terasa sangat hangat. semua anggota keluarga sesekali makan sambil berbincang.
"Suamimu kenapa tidak ikut?", tanya Pakle Riduan kepada Haura
"Dia ada urusan bisnis, daripada Haura kesepian lebih baik kami pinta dia ke sini", balas Ursila.
Lebih baik menutupi permasalahan ini dari mereka, batin Ursila.
jangan lupa like+komennya ya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments