Jawaban

Harun menceritakan pengalamannya kemarin mengantar Ursila pulang dan termasuk adegan lamaran yang dia lakukan.

Perjanjiannya tidak boleh mengatakan kepada orang tua masing-masing, jadi mengatakan kepada teman sah-sah saja.

"Kebelet nikah Bro?", tanya Fadlan dengan maksud menggoda Harun.

"Bisa jadi, hehe. Lebih tepatnya mamaku yang kebelet punya mantu dari aku. Lagipula dia itu perempuan dan dari keluarga baik-baik, tidak ada kata pacaran dalam hidupnya. Dan aku sudah memikirkannya matang-matang, dan aku tidak mau hubungan yang main-main saja", kata Harun menjelaskan dengan panjang kali lebar.

Di tempat yang berbeda

"What? Aku tidak salah dengar Mas Harun melamar kamu?", tanya Aira dengan suara nyaringnya.

Dengan spontan Ursila menutup mulut Aira dengan tangannya. "Itu suara kok keras amat, tidak sekalian saja kau umumkan pakai microphone masjid sana", kata Ursila dengan nada kesal.

"Ya maaf, maklumlah aku terkejut. Terus kamu jawab apa?", tanya Aira penasaran.

"Aku minta waktu seminggu. Gimana Ra aku bingung harus jawab apa?", tanya Ursila sambil menampilkan muka yang kusut karena gundah.

"Dicintai dan dilamar oleh laki-laki seperti Harun adalah keberuntungan. Kenapa aku bilang keberuntungan. Coba kamu pikir dia itu langsung terpikir untuk serius dengan kamu karena dia menghormati kamu. Kamu pikirlah baik-baik, dan ingat kesempatan seperti ini tidak terulang kembali", jawab Aira dengan bijak untuk menenangkan sahabatnya.

Sesudah mengatakan itu, Aira meninggalkan Ursila di ruangannya, karena dia juga ada kesibukan.

Masalah perasaan, sebenarnya tidak ada rasa cinta di hati Ursila terhadap Harun. Namun perlahan dia cerna kalimat dari sahabatnya. Kalimat Aira seakan-akan sangat menohok di hati Ursila.

Semenjak adegan lamaran itu. Ursila menjadi orang yang susah tidur karena selalu kepikiran. Namun dia selalu menyempatkan untuk bangun melaksanakan qiyamul lail dan salat istikharah untuk meminta diberi petunjuk yang terbaik.

Akhirnya sampailah pada hari untuk memberi jawaban.

Tok.. Tok.. Tok..

Ursila mengetuk pintu kamar umi.

"Umi, Ursila mau bicara hal serius, Umi mau salat isya ya? Nanti aja deh", kata Ursila setelah membuka pintu kamar umi.

"Belum, ayo masuk!", ajak umi.

Ursila mengambil duduk disebelah umi di atas kasur, perlahan dia ambil dan mengelus tangan umi dengan lembut.

"Umi, Ursila mau mengatakan sesuatu", lalu mengambil napas panjang. "Mas Harun melamar Ursila, dan Ursila janji akan beri jawaban malam ini, bagaimana pendapat Umi?", tanya Ursila.

Mendengar itu, umi menitikkan airmata dan berkata, "Harun orang yang baik, umi ridho kalau kamu menikah dengan Harun. Tapi untuk jawaban umi tetap serahkan ke kamu. Kalau boleh tahu apa jawabanmu Nak?", tanya umi.

********

Harun sangat penasaran dan tidak sabar dengan jawaban yang akan diberikan oleh Ursila. Dia ingin sekali menanyakannya, namun dia urungkan, karena Ursila berjanji akan memberi jawaban sendiri, jadi Harun cukup menunggu.

Setelah salat isya, Harun mengambil ponsel dan pas sekali ada pesan masuk, melihat nama yang tertera pada notifikasi, dengan sigap Harun membuka dan membacanya.

"Mas, aku terima lamaranmu", pesan dari Ursila. Kalimat pendek dan sederhana, dan kalimat inilah yang ditunggu tunggu oleh Harun. "Alhamdulillah ya Allah", ucap Harun.

"Terimakasih Ursila, aku sangat senang mendapat balasan darimu", balas Harun.

"Kata umi, lusa datang ke rumah, sekalian bawa orangtuanya ya Mas", pinta Ursila.

Sementara di ruang keluarga terlihat mama dan ayah dari Harun sedang asyik menonton TV.

"Mama, Ayah, Harun ada yang ingin dibicarakan, dan ini hal serius", kata Harun memulai pembicaraan sambil mengambil duduk di dekat orang tuanya.

Melihat kelakuan anaknya yang tidak seperti biasanya, tante Heni mematikan TV yang dari tadi masih menyala.

Kini Harun berpindah duduk ke bawah sambil menyentuh lutut kedua orang tuanya. Kedua orangtua Harun merasa kebingungan.

"Harun mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya atas kasih sayang dan pengorbanan Ayah dan Ibu. Harun juga minta maaf karena sebelumnya tidak meminta izin terlebih dahulu untuk melamar Ursila, anak ibu Ningsih dan Paman Salim. Ursila baru saja menghubungi Harun mengatakan kalau dia menerima lamaran Harun dan meminta kita sekeluarga untuk datang ke rumahnya lusa nanti", kata Harun.

Setelah mengatakannya Harun baru berani memandang wajah kedua orang tuanya. Dilihatnya wajah bahagia terpencar dari keduanya.

"Ayah dan Mama memberi kamu restu Nak, kalau perlu pernikahannya kita percepat saja", jawab Ayah dengan semangat.

"Ursila gadis yang baik, kamu tidak salah mencarikan menantu untuk ibu", kata tante Heni dengan melukiskan senyum kebahagiaan di bibirnya.

Lalu Harun memeluk kedua orangtuanya yang terlihat sangat senang.

Terpopuler

Comments

Bonnie Khoti

Bonnie Khoti

koq jadi sedih ya

2020-05-30

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!