Semenjak kejadian makan siang itu. Bunga menjadi sering bertanya kepada Ursila mengenai Gaza. Ursila sebenarnya paham betul arti dari sederet pertanyaan yang dilayangkan Bunga, hatinya merasakan cemburu, namun dia tidak tahu harus berbuat apa. Kalau bersaing dengan Bunga tentu Ursila akan kalah. Namun keyakinan di hati Ursila masih saja yakin bahwa Gaza bukanlah orang yang memandang wanita hanya sekedar dari kecantikan wajah.
Malam ini adalah malam Minggu, tentu jam kerjanya akan jadi lebih panjang
"Baiklah badan, kamu siap ya", kata Ursila menguatkan dirinya sendiri
Benar perkiraan Ursila malam ini menjadi malam yang panjang karena pengunjung restoran sangat banyak dan sepertinya tiada hentinya. Ketika hendak mengambil pesanan salah satu pengunjung, dilihatnya Gaza datang bersama Bunga. Tentu api cemburu kembali berkobar di dada Ursila. Namun dia masih saja berusaha menguatkan dirinya sendiri, bahwa tidak ada apa apa di antara mereka. Walau berkali kali meyakinkan hatinya namun sesekali Ursila mencuri pandangan ke arah Gaza dan Bunga yang terlihat asyik bercanda.
****
Beberapa hari kemudian, Ursila masih saja memikirkan kejadian pada malam itu.
terdengar bunyi ponsel menghancurkan lamunan Ursila di dapur retoran. Dilihatnya pesan dari Gaza
"Besok hari Minggu, kamu sibuk?", tanya Gaza
"Tidak ada agenda sih", jawab Ursila
"Bagus, temani aku ya ke kondangan temanku sekalian ada yang ingin aku bicarakan", pinta Gaza.
"Baiklah Mas, kita ketemu dimana ?", tanya Ursila.
"Aku jemput kamu besok, jam 9 ya", kata Gaza.
"Ok", jawab Ursila singkat.
Mendapat ajakan dari Gaza tentu membuat hati Ursila berbunga bunga. Sepulang dari kerja, bergegas Ursila masuk ke kamar dan memilih milih dress yang akan dipakainya besok untuk pergi bersama Gaza.
Keesokan harinya Ursila sudah siap dengan dress berwarna merah panjang dari bahan satin dipadu dengan brokat hitam di bagian atasnya, penampilannya semakin cantik ditambah dengan kerudung berwarna hitam.
"Aduh anak Umi cantik banget", puji Umi.
"Umi, malu ah aku", jawab Ursila.
"Janji sama siapa sih, pacar?", tanya Umi.
"Pacar, mana mungkin Ursila punya pacar, Ursila masih ingat kok pesan Abi dan Umi supaya jangan pacaran. Yang jemput aku nanti memang seorang pria. Tapi cuman teman, tidak lebih", jawab Ursila.
Tidak berselang lama Gaza datang untuk menjemput Ursila. Mereka pergi ke kondangan temannya Gaza. Selepas dari acara tersebut, Gaza mengajak Ursila pergi ke sebuah toko boneka dan toko bunga.
Di toko bunga itu Ursila teringat dengan kejadian di hari kepergian abi. Ursila hanya duduk sambil melihat Gaza yang terlihat sibuk memilih bunga. Dan akhirnya ia menjatuhkan pilihan pada bunga mawar merah.
"Dibuat jadi buket ya bunganya", pinta Gaza kepada salah satu karyawan toko.
Setelah selesai, mereka pun memasuki kembali mobil milik Gaza yang terparkir di halaman toko.
Ursila belum selesai memasang safety belt
"La..", kata Gaza. Ursila membalas dengan menengok kepada Gaza.
"Minggu depan aku akan pergi ke Austria, untuk melanjutkan studi S2", kata Gaza.
"Wah, hebat kamu Mas, masih muda dan akan menyandang gelar S2 di luar negeri lagi studinya", puji Ursila kagum terhadap pencapaian Gaza.
"Alhamdulillah dapat beasiswa untuk nyambung S2. Semoga Kamu nanti seperti aku juga ya", harap Gaza.
"Semoga Mas", balas Ursila seraya tersenyum
"Eh La....", kata Gaza.
"Ada apa ?" tanya Ursila.
"Aku cinta sama kamu", kalimat Gaza.
Kalimat Gaza seakan menghipnotis Ursila. Dia terdiam, dadanya berdegup kencang
"La.. La...", kata Gaza sambil mengayunkan telapak tangannya di depan wajah Ursila.
"Ya ya.. Apa?", tanya Gaza
"Bagaimana? Kira-kira Bunga cinta juga atau tidak denganku?", tanya Gaza
Kalimat yang baru di dengar itu seakan menyambar hati Ursila. Bibirnya bergetar, benar ternyata dugaannya, hampir saja air mata jatuh namun masih ditahannya.
"Tuhan ini kah cinta? Dan seperti inikah rasanya sakit karena cinta?", tanya Ursila dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Dahlina sari
ya alloh skit hati,tega gaza
2020-05-10
2