Sudah hampir 6 bulan Ursila bekerja di restoran ini. Di tempat ini Ursila merasa nyaman karena teman teman di sini kocak mampu membuat gelak tawa Ursila setidaknya dapat membuatnya lupa dengan apa yang sedang dijalaninya. Teman temannya di sini bahkan Pak Gunawan tidak mengetahui hal yang sedang dialami Ursila.
Ursila merasa hal itu tidak perlu. Kalau mereka tahu keadaannya maka pasti orang orang akan menatapnya dengan tatapan kasihan. Sedangkan bagi Ursila itu tidak diperlukan, dia yakin bahwa dia mampu berdiri dengan kemampuannya bukan berdasar belas kasih orang lain.
Di tempat ini pula Ursila bertemu dengan seorang pria yang umurnya 3 tahun di atas Ursila, pria berkacamata, badannya tinggi dan memiliki lesung pipi yang manis. Laki-laki itu bernama Gazali atau biasa dipanggil Gaza. Pria itu hampir setiap sore ke sini. Dari memesan makanan berat atau sekedar teh untuk menghilangkan hausnya setelah bekerja. Dan semakin hari Ursila semakin akrab dengan Gaza. Tidak jarang Gaza menyapa dan mengajak Ursila untuk berbicara jika pengunjung tidak banyak.
Ursila merasa nyaman bersama dengan Gaza, dia adalah laki laki pertama yang mampu mengukir senyum di bibir Ursila kembali.
Semenjak kedekatannya itu, Ursila sering senyum senyum sendiri. Entahlah apa yang sudah terjadi pada diri Ursila.
"Apakah ini cinta ?", tanya Ursila
"Ah apa sih La?", Ursila sambil menepuk dahinya.
Tiba tiba Umi mengetuk pintu 3 kali lalu membuka pintu kamar yang tidak di kunci
"Anak Umi kok belum tidur?", tanya Umi.
"Sebentar, ini sebentar lagi selesai, kalau sidah selesai Ursila langsung pergi kok ke pulau mimpi", jawab Ursila.
Umi berjalan mendekati Ursila lalu memeluk anaknya yang sedari tadi duduk di atas kasur sembari memandangi layar laptopnya, dan berkata, "Umi bangga sama kamu La", kata Umi. Ursila tidak menjawab kalimat umi.
"Sudah tidur ya nanti, besok kan kuliah, besok mau dimasakin apa?", tanya Umi
"Nasi goreng ya Mi", jawab Ursila dengan nada memohon.
"Baiklah", jawab umi sembari melangkah keluar kamar lalu menutup pintu kamar anaknya.
Begitulah kehidupan Ursila. Selepas kuliah kalau tidak sempat pulang,maka langsung disambung kerja sampai malam, dan sepulang kerja baru dia dapat mengerjakan tuagsnya kuliahnya. Awalnya memang berat namun kelamaannya juga sudah terbiasa. Terkadang ada rasa iri di hari Ursila melihat teman temannya yang dapat fokus kuliah tanpa harus memikirkan biaya kuliah. Tapi mau bagaimana lagi itulah hidup setiap orang punya cerita masing masing. Kita cukup terima apa yang sudah ditakdirkan Allah SWT dan selalu ikhtiyar dan tawakkal tentang bagaimana hasilnya.
******
selepas kuliah siang ini akan disambung lagi nanti pada pukul 14.00 , belum selesai Ursila membereskan alat tulis yang ada di atas meja. Tiba tiba ponselnya berbunyi dan dilihatnya panggilan dari nomor yang tidak dikenalnya.
"Assalamualaikum, siapa ya ini", tanya Ursila
"Waalaikumussalam ini aku", jawab di balik panggilan itu
Dari suara dan gaya bicaranya Ursila langsung dapat menebak jika yang menghubunginya ini adalah Gaza
"Ada apa Mas?", tanya Ursila
"Kamu di kampus kan?", balik tanya Gaza
kok ini orang tanya balik sih
"Iya, kenapa?", tanya Ursila
"Aku di kantin dekat rektorat nih, kesini, aku malas makan sendirian seperti ini, ingat jangan pakai lama", pinta Gaza mendesak
"Tapi Mas...", jawab Ursila
belum selesai Ursil bicara, Gaza malah menutup ponselnya.
"Huh, ini orang sekehendaknya aja yaa", gumam Ursila di dalam hatinya.
*****
Sesampainya di tempat yang dituju dilihatnya Gaza sedang memandangi layar ponselnya, pria itu menggunakan setelan kemeja hitam dipadu sepatu sport. Penampilannya kali ini jauh lebih santai dari biasa yang Ursila lihat. Tapi mau bagaimanapun yang namanya tampan ya akan tetap tampan.
"Kenapa bisa ke sini?", tanya Ursila sambil meraih kursi di seberang Gaza
"Tadi ada urusan sebentar dengan temanku yang kerja di rektorat kampus ini", jawab Gaza
"Itu pesan aja, tenang aku yang bayarin", tambah Gaza.
Mereka pun makan makanan yang sudah tersedia di atas meja sambil bercanda seperti biasanya. Terlihat Ursila sangat lahap memakan makanannya, maklumlah dia merasa sangat lapar, lagipula ini memang jam makan siang, dan jam mata kuliah nya berakhir nanti sore yang berarti akan langsung disambung kerja di restoran. Tentu hal ini tersebut memerlukan stamina yang kuat.
Entah datang dari mana tiba tiba Bunga langsung duduk di sebelah Ursila.
"Disini ternyata, siapa nih La?", tanya Bunga dengan tatapan mata yang serius.
Dan Ursila tahu betul arti tatapan itu.
"Temanku, dia juga pelanggan setia di restoran tempat ku kerja", jawab Ursila dengan ceoat, dia tidak mau ada kesalahpahaman dari Bunga
"Oh dikira..", kata Bunga.
"Dikira apa?", belum selesai Bunga bicara langsung disambar Ursila.
"Kenalkan Gaza, kamu?", Gaza memperkenalkan diri
"Bunga. Bunga Putri Mahardika", jawab Bunga
"Mahardika. Kamu putri Pak Mahardika", tanya Gaza. Dan hanya dibalas dengan anggukan oleh Bunga.
"Wah, gak tau aku kalau ternyata Pak Mahardika punya anak secantik kamu", puji Gaza terhadap Bunga
"Bisa aja Mas Gaza", balas Bunga
Mendengar kalimat pujian dari Gaza sontak membuat Ursila merakan cemburu. Namun dia masih berusaha untuk bersikap biasa saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Elmania May Ryca Al Fera
seruuu
jangan lupa mampir ya kak di cerita aku " demi mereka aku bertahan"
2020-05-31
1
Dahlina sari
kayak nya seru ni lanjut
2020-05-10
1