Bab #13

“Rashn, apa kalian sudah selesai berbelan... Eh, Neelix! Apa yang terjadi dengan lehermu?”

Ucapan Bibi Marcy terpotong dan dengan langkah kilat sudah beralih memeluk Neelix yang baru saja beberapa detik lalu dipapah sepanjang perjalanan pulang dari Liroz 'Vallo oleh Horam dan aku.

Sementara Tuan Queè yang ditinggal Bibi Marcy begitu saja di depan pelataran rumah ikut terbelalak lebar. Dan aku berani bertaruh, kalau keterkejutan Tuan Queè pasti bukanlah sepenuhnya karena keadaan leher terluka Neelix, melainkan berkat empat sosok berpostur tinggi besar, berotot, dan tentunya beraura sangat berbeda dengan orang biasa atau jelasnya beraura bangsawan dan uang, tengah berjalan masuk di belakang Neelix, aku, dan Horam melewati gerbang setengah bobrok rumah Bibi Marcy.

“Eh, Tuan?”

Bibi Marcy terkejut sekali lagi, melihat dua orang asing di kiri-kanan Duke Oakley.

“Silakan masuk tuan.”

Horam dan aku hanya bisa menghela nafas malas, dua tamu baru itu bahkan belum mengeluarkan sepatah kata pun, tetapi Bibi Marcy dengan ramahnya sudah kembali bersuara dan mempersilakan keduanya untuk segera duduk di teras depan pintu masuk.

“Marcy, kalau begitu kita akan bicarakan lagi nanti.”

Bibi Marcy mengangguk agak tidak nyaman menanggapi ucapan yang lebih seperti cicitan dari Tuan Queè dan detik selanjutnya pagar sudah kembali berderik terbuka.

Tuan Queè dengan langkah cepat berjalan pergi melewati keempat tamu, setelah sebelumnya sempat tersenyum canggung menyapa dan tidak ada satu menit, punggung sempit Tuan Queè telah menghilang di belokkan jalan penuh dedaunan kering berwarna hangat khas musim gugur.

“Horam, bisa kau bantu bibi bawakan makanan dan minuman dari dalam? Dan Rashn, kau duduk saja dan temani para tamu itu. Bibi akan segera kembali setelah mengobati Neelix.”

Aku mengangguk pasrah, melihat Horam dan Bibi Marcy yang dengan cepatnya sudah menghilang dari balik pintu.

‘Apa hanya perasaanku saja atau memang keempat tuan-tuan bangsawan ini sedang mencoba mengintimidasiku? Akhhh, sekarang aku jadi sedikit mengerti bagaimana perasaan para tuan dan nyonya kriminal.’

...⚔⚔⚔...

“Jadi, Rashn.. Apa kau sudah memikirkan baik-baik pembicaraan kemarin?”

Setelah hampir lima menit sunyi, Duke Oakley yang duduk di depanku tiba-tiba buka suara. Kedua manik matanya menatapku lekat, kelihatan santai tetapi sangat kontras dengan aktivitas kedua ibu jarinya yang tengah saling menekan-nekan tidak sabaran satu sama lain.

Sedangkan aku yang ditanya, untuk beberapa detik terdiam, bingung sendiri harus memberi jawaban seperti apa.

Di sisi lain, tidak bisa diungkiri aku sangat penasaran dan jika merupakan orang lain yang saat ini berada di posisiku, apalagi seseorang yang tinggal di daratan bumi macam Achlys, tingkat kemungkinan mereka untuk menerima tawaran sekali seumur hidup seperti ini tentu tidak akan lebih rendah dari sembilan puluh persen dan aku jamin, sepuluh persen sisanya tidak akan jauh-jauh karena sebuah pertanyaan kecil dan umum di mata orang-orang yang terutama sudah bertahun-tahun lamanya hidup di bawah impitan kekurangan dan ketidakadaan, kata-kata seperti,

‘Apa yang akan terjadi ke depannya?’, ‘Apa aku benar-benar akan hidup nyaman di sana nanti?’, ‘Bagaimana dengan keluargaku di sini?’, ‘Mereka tidak akan mengolok-olok latar belakangku nanti, kan?’, ‘Bagaimana jika aku ternyata malah hanya dijadikan sebagai boneka para bangsawan rakus itu.’ dan beragam macam lagi pertanyaan yang tidak jauh-jauh tentang kondisi dan masa depan mereka di sana.

“Bagaimana jika aku menolak?”

Jantungku berdentum ramai, sengatan-sengatan kecil di antara saraf-sarafku seolah bergerak serempak menarik-narik kasar epidermisku.

“Apa—apa tidak bisa jika aku menolak?” Duke Oakley tersenyum hambar.

“Bagaimana menurutmu? Apa kau yakin akan tetap bisa hidup normal seperti hari-harimu sebelumnya setelah ini?”

Aku termangu sebentar, kemudian menunduk sembari dengan tidak nyamannya memainkan kedua kuku jempolku mendengar ucapan Dhruv yang malah balik melontarkan pertanyaan.

“T-tentu.”

Sesuatu di dalam diriku meraung samar-samar. Bohong sekali rasanya kalau aku tidak khawatir, tetapi tidak seratus persen benar juga aku sudi untuk repot-repot sekedar memikirkan hal-hal yang lagi pula akan hilang sendiri jika terus-menerus tidak digubris.

“Hm, bagaimana dengan keluargamu? Teman-temanmu? Apa menurutmu mereka akan tetap baik-baik saja?”

Dhruv melanjutkan. Kedua maniknya menatapku dalam dan lebih dingin ketimbang tiga orang lain yang duduk di sebelah kanan dan kirinya.

“T-tentu.”

Aku dengan canggung bergerak-gerak tidak nyaman—mencoba membetulkan pose duduk bersilaku yang sebenarnya baik-baik saja.

“Benarkah? Apa kau yakin mereka akan baik-baik saja, Rashn?”

Kalimat yang sama tapi entah mengapa terasa berbeda dari sebelumnya. ‘Apa itu karena intonasinya yang agak berbeda? Atau mungkin, karena namaku disebut? Atau malah jangan-jangan, memang hanya imajinasiku saja?’

Kedua iris tidak identikku melirik gugup ke arah Dhruv, otot-otot dadanya naik turun beraturan—kelihatan benar-benar kalem dan seolah tidak akan terpengaruh meski dalam situasi menegangkan seperti saat di Liroz 'Vallo satu jam yang lalu.

“Ya, mereka akan selalu baik-baik saja.”

Langit campuran merah, jingga dan kuning di atas kami seketika sudah berganti warna menjadi biru gelap atau hitam, temperatur udara juga menurun kian drastis dan dari kedua sudut mataku samar-samar dapat terlihat rembulan pada fase kuartal ketiganya menyembul menerangi angkasa malam yang istimewanya sedang cerah tak berawan.

“Karena kau akan terus menjaga mereka?”

Aku hanya terdiam. Enggan bahkan untuk sekedar menggeleng atau mengangguk; menanggapi pertanyaan Dhruv yang berangsur-angsur malah terdengar menyudutkan dan tentunya membuatku semakin tidak nyaman sebab sudah betul-betul positif, kalau mereka utamanya Dhruv, pasti sudah tahu kalimat seperti apa yang akan keluar dari bibirku ini.

Jadi, bukankah sia-sia mempersoalkan sesuatu yang sudah sangat gamblang jawabannya.

“Apa kau benar-benar yakin bisa melakukannya? Contoh kecil seperti kejadian hari ini. Apa dengan kemampuanmu yang sekarang, kau sungguh-sungguh yakin bisa menjaga mereka?”

.

.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!