Bab #12

“Bandit-bandit itu tidak ada lelahnya, mereka terlalu loyal dan persisten.”

Pria berambut perak dengan mata sedingin ular menatap datar sembilan orang bersetelan serba hitam yang sudah terkapar tak berdaya di atas tanah.

Beruntung kali ini, sosok dengan rambut cepak hitam dan jari-jemari tangan kanan masih memegang pedang yang di ujung bilah tajamnya sudah kembali meneteskan darah segar, padahal baru sekitar lima belas menit lalu ia bersihkan itu, diserang di tempat yang memang tidak terlalu ramai.

“Kau benar, dan itu tandanya kita harus segera kembali ke Sëraphyn.”

Figur dengan dua kantong belanjaan besar di kanan-kirinya, bergerak agak susah payah memindahkan kantong belanjaan yang lebih ringan ke sebelah tangan satunya dan detik berikutnya, jemari porselen besarnya itu beranjak merogoh-rogoh sesuatu dari dalam tas kulit kecil berwarna cokelat tua yang tersampir di depan dadanya.

“Ini.”

Sebuah sapu tangan berwarna putih berukuran standar 30 × 30 sentimeter dan agak kucel disodorkannya tepat ke arah sosok bertubuh lebih tinggi empat lima senti darinya dengan rambut hitam tajam-tajam agak mirip tumpukan duri tanaman kaktus, yang memang jika ditatap sekilas tidak terlalu terlihat kalau dia tengah dengan air muka tidak nyamannya melirik dari sudut-sudut kedua manik mata; moncong bilah pedang berbahan titanium dengan corak berukiran detail dua ekor naga yang sejak tadi terus bertengger gerah di balik ruas-ruas jemari besarnya.

“Terima kasih.”

“Seperti biasa.”

Sapu tangan putih dengan jahitan benang yang sudah berserabut dan terasa amat tipis di kulit pria bertubuh lebih tinggi, dengan gerakan lambat; melaju maju mundur membersihkan sampai kembali berkilau dan lalu menyarunginya cepat seolah sama sekali tidak peduli dengan bau menyengat khas tembaga yang umumnya pasti sangat mengganggu indra penciuman.

“Bukankah seharusnya Vir, Levaeh Tru dan Reese Hatch yang lebih dulu sampai ke Achyls? Tapi, kenapa malah hanya kau dan Vir? Apa sesuatu telah terjadi di ibukota?”

“Ah itu... semuanya aman. Hanya saja di menit-menit terakhir sebelum keberangkatan, mendadak Yang Mulia Zelîg berubah pikiran dan memang Dhruv sudah sehari lebih dulu berangkat ke Yves Gli. Namun beruntung, dia baru sepertiga jalan melewati gerbang utama perbatasan ketika pesan dari Lixue Nãm sampai di tangannya.”

Pria berambut perak hanya mengangguk-angguk menanggapi penjelasan panjang kali lebar sosok di depannya yang kini sedang sibuk membenarkan rapi posisi sabuk pedang berwarna hitam di pinggangnya.

“Dhruv! Ingram! Di sini kalian rupanya dan ahhh... pecundang-pecundang ini, tidak ada kapoknya ternyata.”

Seorang lain berpakaian serupa dengan sosok berambut hitam, Dhruv, mendadak muncul dari arah serupa sosok berambut perak, Ingram, tadi.

Bibirnya yang berwarna agak keunguan di sudut-sudutnya langsung mengoceh dan menggerutu melihat kumpulan figur berpakaian tertutup serba hitam tengah terkapar tidak sadarkan diri memenuhi asal sisi jalan.

“Jadi kau sudah bertemu Rashn?” Sosok berkepala botak atas dengan rambut kepang satu terjulur lurus ke bawah melempar tatapan bingung pertanyaan Ingram.

“Rashn? Nama yang bagus.”

Dhruv mengangguk-angguk santai mengomentari nama Rashn yang malah semakin membuat sosok bertubuh lebih pendek beberapa senti dari Ingram apalagi Dhruv itu melongok tidak mengerti.

“Yang Mulia Zelîg pasti akan sedikit lega jika mendengar beritanya.”

Dhruv melanjutkan dan tidak butuh waktu lama bagi sosok berambut kepang satu untuk langsung mengerti arah pembicaraan.

“Ya, kami baik-baik saja.”

Warna langit selatan sudah berubah jingga kemerahan, embusan angin sore di sekitar mereka bertiga juga tidak lagi sekedar terasa sejuk.

Hawa dingin meniup-niup lembut lingkaran telanjang kulit leher pemilik iris cokelat madu dan bersamaan dengan itu, suara husky seseorang yang mendarat mulus namun asing di gendang telinganya tanpa pikir panjang membuatnya langsung melontarkan lirikan penasaran ke arah sumber suara.

Untuk beberapa saat ia menatap kurang antusias ketika melihat satu orang berpenampilan kelewat familier sedang duduk bertinggung menghadap tiga orang yang sepertinya masih anak-anak dan mungkin baru berumur sekitar lima enam belas tahun, melihat postur mereka yang tidak terlalu tinggi dan agak kurus jika dibandingkan dengan anak-anak di area sekitar tempat tinggalnya di ibukota.

“Kau benar, tapi akan lebih baik kalau kita memastikan terlebih dulu keselamatan dan keamanannya sebelum memberi kabar ke ibukota. Dan Ingram, apa sudah benar-benar kau pastikan ketersediaannya?”

Sosok yang berdiri di sebelah kiri Ingram seolah tidak sama sekali mendengar ucapan panjang Dhruv di depannya. “Eh? Hei, Vir! Kau mau ke mana?”

Ingram menatap bingung sosok bernama Vir yang tiba-tiba beranjak pergi meninggalkan Dhruv dan dirinya yang bahkan tidak dihiraukan sedikit pun ketika bertanya tadi.

“Oh, apa dia yang kau maksud?” Dhruv yang sejak tadi tidak terlalu peduli dengan gerak-gerik aneh Vir, sontak terbelalak lebar.

Sementara Ingram yang memang sebenarnya sudah lama merasa ada yang tidak benar dari semenjak ia melihat Vir yang biasanya selalu berkicau, bahkan di situasi darurat sekalipun malah saat itu hanya diam mendengarkan, refleks membulatkan bibir berwarna merah muda kepucatannya membentuk huruf ‘O’ sempurna.

“Baiklah, kalau begitu besok pagi kita bisa langsung kembali ke Mërlythe.”

Belum selesai keterkejutan mereka berdua melihat Vir yang beberapa detik lalu baru saja mengarahkan santai telunjuk kanannya ke arah sosok anak dengan rambut kuning keemasan berpotongan pendek tidak beraturan di depan satu sosok lain yang terlihat sangat familier berpakaian cokelat senada dengan Ingram, kini hanya bisa menghembuskan nafas pasrah mendengar kalimat terlampau luwes dari mulut Vir.

“Hah, Vir! Dia benar-benar...”

Dhruv berucap datar tanpa ekspresi. Sementara Ingram di sebelahnya refleks mengangguk dan menepuk jidat lebarnya pelan.

.

.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!