Hari senin merupakan hari yang dibenci oleh Icha, belum lagi semua anak yang berstatus sebagai siswa diwajibkan ikut upacara bendera.
Di harapkan bagi semua siswa dan siswi untuk berkumpul dilapangan untuk mengikuti upacara bendera terdengar suara pengumuman lewat toa, yang mengumumkan adalah bu Dewi.
"Turun yuk Cha." ajak Lea, kebetulan kelas mereka ada dilantai dua.
"Malas banget deh gue ikut upacara Le." keluh Icha menelungkupkan wajahnya dimeja.
"Ih ayok Cha, ntar Ptir datang nguber-nguber." pak Tirmizi adalah guru olahraga mereka, mereka lebih suka memanggilnya dengan Ptir, biasanya pak Tirmizi suka memeriksa setiap ruang kelas karna biasanya ada saja siswa yang malas ikut upacara bendera.
Lea sampai narik Icha supaya Icha bangkit dari duduknya, Icha akhirnya bangun dengan ogah-ogahan menuju lapangan, dia dan Lea berjalan beriringan.
"Ayok buruan, lelet amet sieh lo." tiba-tiba dari belakang Aslan menarik tangan Icha supaya mempercepat langkahnya, mau tidak mau Icha berjalan cepat untuk mengimbangi langkah Aslan yang menariknya.
Lea mempercepat langkahnya untuk mengejar Aslan dan Icha.
"Lepasin Lan, gue bisa jalan sendiri." protes Icha.
"Emang bisa, tapi lo jalannya pelan, kapan sampainya ke lapangan coba."
Setelah sampai dilapangan barulah Aslan melepas tangan Icha, sebelum ke depan, karna kebetulan dia yang akan bertugas sebagai pemimpin upacara, dia memberi pesan, "Inget, jangan aneh-aneh, ikutin upacara bendera dengan khidmat, kita beruntung karna kita tidak perlu berperang melawan penjajah seperti pahlawan-pahlawan terdahulu, jadi upacara bendera salah satu cara yang kita lakukan untuk menghargai jasa-jasa mereka." menjelaskan panjang kali lebar.
"Hmmm." balas Icha malas, pagi-pagi gini udah diceramahi saja.
"Cha, rubah kembar itu udah masuk, kapan pulangnya mereka." Lea mengedikkan dagunya ke arah Lola dan Loli yang baru datang, mereka langsung heboh deh dengan geng mereka.
"Kemarin." membalas singkat.
"Kok wajah mereka makin glowing gitu ya Cha setelah pulang liburan, padahal kemarin-kemarin butek deh."
"Gimana gak glowing Le, mereka dan mama mereka menghabiskan uang papa gue buat mempercantik diri."
Lea mengelus punggung Icha, "Lo sabar ya Cha, tiga rubah itu pasti akan mendapatkan ganjarannya."
Terdengar cletukan dari barisan anak cowok, yaitu marhan, "Anjirrr, pak Top lagi yang jadi pembina upacara, alamat bakalan jadi ikan asin nieh kita."
"Malas banget gak sieh, pak Top itu kan doyan banget ngasih ceramah panjang kali lebar, bisa dipastikan kita selesainya jam sembilan." Gita, pacarnya Marhan ikutan berclutuk.
"Anjirr panas ih, apa gue pura-pura pingsan aja kali ya." ide Icha.
"Gak kreatif banget sieh lo, minggu kemarin juga lo pura-pura pingsan, masak sekarang pura-pura pingsan lagi." sela Lea.
Disaat ide pura-pura pingsan itu terbersit, dari arah belakang, di barisan cowok terdengar kehebohan, dan beberapa anak cowok berkerumun di satu titik.
"Ada paan tuh."
"Ada yang pingsan kayaknya Cha."
"Ya elah, baru saja kefikiran buat pingsan, ada yang ngeduluin."
"Siapa sieh itu ya yang pingsan." tanya Lea penasaran.
"Laskar yang pingsan." Nana memberitahu.
"Apa." Icha dan Lea barengan dan melihat situasi kebelakang, guru-guru pada di depan tuh, jadinya gak tahu apa yang terjadi di belakang.
"Laskar, pingsan, astaga, lemah banget itu cowok."
"Udah ah, jangan sibuk ledekin Laskar, lihat keadaannya yuk."
Icha dan Lea nyusup diantara anak-anak yang pada berkerumun itu untuk melihat keadaan Laskar.
"Eh, kenapa pada lo lihatin doank, angkat kek bawa ke UKS." saran Lea.
"Siapa yang gendong, gue sieh ogah, kalau lo yang pingsan sieh gue dengan senang hati gendong lo Le." goda Marhan, dia langsung kicep melihat plototan Gita.
"Mampus lo Marhun, makanya jangan ganjen lu jadi cowok, kalau gue jadi lu Git, udah gue putusan dia." Icha malah mengompori.
"Eh, jangan donk sayang, jangan dengerin penghasut itu."
"Icha bener, kamu itu ganjen, pokoknya sekali aku lihat kamu modusin cewek mending kita putus saja." ancam Gita.
Mendengar kalimat Gita, Icha dan Lea tertawa, "Rasain."
"Jangan donk sayang, sumpah tadi itu aku khilaf, janji deh aku gak bakalan ngulangin."
"Awas kalau kamu bohong."
"Iya sayang aku gak bohong."
"Eh, Marhun, malah sibuk sendiri lo, tolongin tuh sik Laskar."
"Ya gak bisa donk gue ngangkatnya Cha."
"Dasar begok, makanya kalau punya otak tuh dipakai, lo kan bisa rame-rame ngangkatnya."
"Elah Laskar, bikin repot orang saja dia." Marhan dana beberapa anak cowok kelas IPS lima mengangkat tubuh Laskar untuk dibawa ke UKS.
*************
Di kantin, Icha membeli beberapa roti dan air mineral, setelah itu langsung berlalu dari kantin.
"Cha mau kemana."
"UKS Le."
"Tungguin." Lea memang selalu ngekorin Icha kemanapun dia pergi.
"Lo mau lihat keadaannya Laskar ya."
"Hmmm."
"Lo udah deket aja nieh kayaknya dengan Laskar."
"Bukan begitu Le, tapi Laskar itu teman kita juga, ya teman lo."
Begitu mereka memasuki ruang UKS, dilihatnya Laskar terbaring masih kelihatan lemah sieh.
"Hai Laskar." sapa Icha.
"Hai juga Laskar." Lea juga memberi sapaan.
Laskar hanya tersenyum lemah, "Gimana, udah baikan lo."
"Lumayan."
"Kenapa gak balik aja sieh."
"Gak ah, bentaran juga udah sehat."
"Oh ya nieh, gue bawain lo makanan." Icha menaruh roti dan air mineral yang dibawanya dinakas samping bankar tempat Laskar berbaring.
"Makasih, tapi boleh gak lo bukain bungkusnya, gue laper nieh."
"Sesakit itu ya lo sampai buka bungkus roti aja gak bisa."
Laskar terkekeh, "Mumpung ada yang baik."
"Dasar, itu memanfaatkan namanya." meski bilang begitu, Icha toh melakukannya juga.
"Jangan bilang lo mau di suapin juga."
"Tadinya."
"Ih, dasar ya."
Mereka terkekeh.
*********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Euis Yohana
belum sarapan jd pingsan,dulu aku jg pernah soalnya aku jarang bgt sarapan pagi karna kalo pagi2 perut udah di isi suka ga enak peyut nya...
2023-01-01
0