Icha langsung merampas botol minuman yang sudah dibuka oleh Lea, langsung meneguknya hingga tinggal setengahnya, kehausan banget dia karna habis panas-panasan karna main basket, selain itu hatinya juga ikutan panas karna dikalahkan oleh Laskar. Saat ini Icha dan Lea berada tengah duduk dikursi kayu dipinggir lapangan.
Melihat Icha merebut minumannya, Lea protes, "Cha, itu minuman gue."
Icha malah menandaskan sisa air mineral tersebut, dan malah menyerahkan botol kosong itu kepada Lea, "Tuh gue balikin."
"Ichaa, menyebalkan banget sieh lo, ini kan udah habis."
"Siapa suruh tadi lo ngasih air yang seharusnya buat gue lo kasihin ke sik kampret itu."
"Habisnya ganteng sieh, kan gak tahan gitu lihat dia kehausan, makanya gue kasih."
"Dihh, lo bilang cinta mati sama Aslan, sekarang lo muji-muji cowok lain dan malah ngasih perhatian lagi."
"Habisnya gimana donk Cha, Aslankan udah punya pacar."
"Dasar lo ya, plin plan jadi cewek, kemarin aja lo berkoar-koar bilang sebelum janur kuning melengkung lo gak bakalan nyerah dapetin Aslan, sekarang lihat cowok cakep dikit langsung goyah tuh iman."
"Namanya juga manusia biasa, sayang banget kan Cha kalau ketampanan Laskar gak dinikmati, yah meskipun begitu cinta gue tetap untuk Aslan seorang sieh."
"Emang dasar lo ya."
Panjang umur, orang yang tengah jadi bahan pembicaraan berjalan menghampiri mereka.
"Eh, Aslan datang kemari tuh." tunjuk Lea, dia jadi grogi melihat Aslan berjalan ke arah mereka.
Begitu sampai, Aslan melemparkan paper bag berwarna putih dipangkuan Icha, "Tuh, ganti sekarang."
"Apaan nieh." Icha mengintip isi paper bag, ternyata isinya adalah seragam, ternyata Aslan menepati janjinya untuk membelikan Icha seragam baru, gimana gak dibelikan coba, kalau cowok-cowok melihat Icha denga mata melotot, ingin rasanya Aslan mencongkel mata-mata itu.
"Lo ganti tuh seragam lo sekarang." perintah Aslan.
"Malas ah, gue pakainya besok aja."
"Ganti sekarang Cha." Aslan maksa, "Lo mau jadi fantasi porno cowok-cowok mesum disekolah hah."
Iya memang kekecilan sieh seragamnya Icha, tadi aja pusernya sampai kelihatan saat dia melompat saat melemparkan bola basket.
"Besok aja Lan, gue malas." Icha ogah.
"Lo ganti sekarang atau gue yang gantiin."
"Lakukan aja kalau lo berani."
Tanpa ba bi bu, Aslan langsung menarik tangan Icha dan menariknya.
"Lan, lo mau apa." Icha protes.
Namun Aslan diem saja dan terus menarik Icha.
"Ichaaa." teriak Lea, dia mencoba menyusul Aslan yang menarik Icha.
"Lan, lepasin ih." Icha berusaha berontak.
Aslan tidak menggubris, dia baru berhenti ketika dia sudah berada didepan toilet cewek dan langsung membukanya dengan kasar.
Cewek-cewek yang tengah pada memperbaiki riasannya langsung pada keget dan menjerit melihat siapa yang membuka tuh pintu.
"Akhhhhh." teriak cewek-cewek itu heboh.
"Aslan, apa-apaan lo." cewek satu.
Cewek dua memperingatkan, "Ini toilet cewek Lan, lo salah masuk."
"Jangan bilang lo rabun Lan."
Cewek-cewek itu pada protes, namun Aslan hanya menganggap angin lalu saja. Aslan merebut paper bag ditangan Icha dan mengeluarkan isinya, dia mendekatkan tangannya ke tubuh Icha.
Cewek-cewek tersebut kembali pada heboh, "Oh my gosh, mau apa Aslan."
Icha langsung menyilangkan tangannya didepan dada, "Mau apa lo, jangan aneh-aneh ya lo Lan, lo taukan gue masternya toekwondo, kalau lo macam-macam habis lo."
"Gue mau gantiin seragam lo." tandas Aslan santai, "Kan lo sendiri yang nyuruh."
"Astagaa, lo itu ya." Icha langsung menepis tangan Aslan dan menarik kembali seragam yang ada ditangan Aslan, dia bener-bener gak menyangka Aslan menuruti kata-katanya, "Dasar menyebalkan lo, bikin heboh aja, sono lo keluar, gue bisa sendiri gantinya."
"Dari tadi kek gitu, gue kan gak perlu nyeret-nyeret lo." Aslan berjalan keluar tanpa minta maaf pada gadis-gadis yang protes karna ulahnya, dia menutup pintu toilet dari luar.
Lea sampai ditoilet, langsung berhenti begitu melihat Aslan berdiri didekat pintu toilet, dia langsung salah tingkah, hampir saja dia jatuh karna tersandung kakinya sendiri, untung dia bisa menyeimbangkan tubuhnya, kalau gak, pasti malu berat dia jatuh didepan Aslan.
"Eh, hampir jatuh gue." desisnya.
Aslan hanya cuek, tidak berusaha tuh nanya "Lo baik-baik saja." hanya untuk sekedar basa-basi doank, dia fokus menyentuh layar ponselnya, entah apa yang dia lakukan, mungkin main game.
"Hmmm." entahlah, hal ini sering terjadi, Lea akan grogi parah kalau berada dalam jarak begitu dekat dengan Aslan, seperti saat ini, "As, As, Aslan." tuh, suaranya aja sampai gagap gitu, "Icha, dimana ya."
"Dalem." menjawab singkat padat dan jelas tanpa melihat orang yang menanyainya, tapi ini sebuah keberuntungan buat Lea, karna kalau sampai Aslan memandangnya, bisa dipastikan dia bakalan ambruk kelantai karna pasti gak kuat dengan tatapan Aslan.
"Oh, didalam ya."
Lea akan masuk menyusul Icha, namun terhenti karna mendengar suara seseorang yang sangat dibencinya.
"Baby." ujar suara tersebut yang ternyata adalah Athena, gadis cantik, berkulit putih dengan body bak model tersebut merupakan pacarnya Aslan.
Wajar aja sieh kalau Lea benci karna menurutnya Athena telah merebut Aslan darinya, padahalkan dia gak pernah pacaran dengan Aslan.
Mendengar suara pacarnya, Aslan langsung mendongak, "Athena."
Athena datang ketoilet bersama dengan dua orang dayangnya, Andin dan Kiara.
"Udah sejuta kali aku bilang, pangil aku baby, bukan Athena." Athena merajuk.
Aslan memang tipe orang yang gak suka mengumbar kemesraan di depan umum, "Apa sieh Na, jangan kayak remaja alay gitu deh."
"Ihhh, baby, tega banget sieh ngatain pacarnya remaja alay." sekarang Athena bergelayut tuh kayak monyet dilengan Aslan, gak tahu aja dia kalau Lea ketar-ketir gitu karna cemburu.
"Na." Aslan menekan kalimatnya, "Jangan kayak anak kecil deh, malu."
"Iya deh, iya." Athena melepaskan tangannya dari lengan Aslan, "Susah deh pacaran sama cowok teladan, dan cuek, gak bisa mesra-mesraan didepan umum, tapi kok aku makin cinta ya."
"Dasar ganjen." umpat Lea tanpa suara.
"Oh ya Beb, kamu ngapain disini, inikan toilet cewek."
Pintu toilet terbuka dari dalam, dan itu menjawab pertanyaan Athena, kalau Aslan disini karna cewek bernama Alissa Ramadhani, cewek yang paling tidak disukai oleh Athena, gimana tidak, Aslan selalu baik pada Icha, selalu perhatian sama Icha, kalau Athena cemburu pada Icha, Aslan pasti bilang, "Ngapain cemburu sieh, Icha itu cuma sahabatku, lagian juga dia bukan tipeku." yah sedikit tidaknya hal tersebut membuat Athena sedikit tenang sieh, tapi tetap tidak mengurangi kebenciannya terhadap Icha, meskipun didepan dia pura-pura baik sieh demi kelancaran hubungannya dengan Aslan.
Icha kini sudah mengganti seragamnya dengan seragam yang dibelikan oleh Aslan, matanya langsung melebar melihat seragam yang dikenakan oleh Athena, dalam hati dia merutuk, "Sialan memang sik Aslan, apa kabar nieh pacarnya yang roknya sedengkul gak diprotes sama dia, kenapa malah sibuk ngurusin gue."
Icha sebenarnya gak suka dengan Athena, karna nieh cewek ganjen, angkuh dan sok cantik, (Emang cantik beneran sieh.), heran Icha kenapa Aslan mau sama cewek modal beginian, gak mungkin kan Aslan mau karna dia cantik, Allahu'alam, hanya Allah dan Aslan yang tahu.
"Hai Cha." Athena menyapa dengan keramahan yang dibuat-buat.
"Hmmm." hanya itu jawaban Icha, malas dia berbasa-basi dengan wanita model beginian.
"Dasar cewek sialan, dia fikir dirinya siapa, nyesel gue nyapa dia." omel Athena dalam hati.
"Ayok ke kelas, bentar lagi masuk." ajak Aslan tanpa pamit sama Athena.
"Yuk Le." tegur Icha.
Lea mengangguk, mereka berjalan dibelakang Aslan.
"Baby." teriak Athena dengan suara manja, sayangnya Aslan tidak mengindahkan dan terus berjalan tanpa menoleh kebelakang.
"Ih, suka gitu deh, nyuekin pacarnya." Athena menghentakkan kakinya saking keselnya.
Icha dan Lea tertawa, "Kasian deh lo." ledek mereka dengan suara kecil.
Aslan berbalik, "Apa yang kalian tertawakan." tanyaya curiga.
"Mmm, itu Lan, cicak-cicak didinding." Icha ngaur.
"Gak jelas banget sieh lo Cha." Aslan kembali berjalan.
Sementara itu di toilet.
"Udah deh Na, mending lo cari gebetan baru aja, banyak banget kok yang ngantri mau jadi pacar lo." Kiara menyarankan.
"Bener Na, daripada lo sama Aslan sering dicuekin gini." Andin menguatkan argumen Kiara.
"Ya gimana, Aslan itu cowok keren, ganteng, pinter, tajir pula, udah terlanjur cinta lah gue karna kesempurnaannya itu."
"Kalau cuma ganteng dan keren bejibun kali Na."
"Hmm, kalau lo mau, tuh anak baru yang bernama Laskar, gak kalah ganteng dan keren dari Aslan."
"Laskar." ulang Athena.
"Iya, Laskar Na, masak lo gak tahu, anak satu sekolahan aja sudah pada tahu."
"Jadi penasaran gue, tunjukin gue orangnya."
"Beres." kompak Kiara dan Andin bersamaan mengacungkan jari jempolnya.
*************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments