Selama beberapa menit, baik Icha dan juga Aslan menikmati makanan mereka dengan syahdu dibawah langit malam yang disinari bulan purnama yang bertabur bintang, mereka memang sengaja memilih tempat diluar warung, tujuannya untuk menikmati keindahan malam.
Ponsel Aslan yang berada dikantong celananya berbunyi, mau tidak mau Aslan merogoh kantongnya untuk mengambil benda tersebut, dilayar terpampang nama gadis yang selama dua bulan ini berstatus sebagai pacarnya yaitu Athena.
"Ya Na." sapa Aslan.
Icha komentar melihat hal tersebut, "Jangan kebiasaan makan sambil main ponsel." Icha menirukan kalimat dan gaya bicara Aslan sewaktu menegurnya barusan, "Lha, sekarang lo ngangkat."
"Ini penting, jomblo mending diem." tandas Aslan.
"Ciehhh." Icha berdecih.
"Baby, kamu lagi sama Icha ya." tanya Athena diseberang karna mendengar suara Icha.
Aslan menjawab singkat, "Iya."
"Kamu lagi ngapain sama dia." suara Athena terdengar ketus, ya wajar sieh sebenarnya mengingat gak ada wanita yang suka pacarnya dekat dengan wanita lain, meskipun wanita itu adalah sahabatnya pacar sendiri.
"Makan." Aslan menjawab seadanya lagi, bikin Athena tambah gregetan saja.
"Harus gitu makannya samaan."
"Gak juga, tapi karna keluarga kami sama-sama lagi pada pergi, ya kami makan bersamalah, lagian gak enak makan sendirian."
"Hmmm." roman-romannya mulai ngambek ini Athena, "Kenapa gak ngajakin aku aja sih."
"Kejauhan, keburu kelaparan aku kalau harus jemput kamu duluan." menjawab sesuai fakta.
"Bilang aja kamu gak mau makan sama aku, dan lebih memilih makan sama temen kamu yang bar-bar itu." wah, ini sieh Athena ngajak ribut, untungnya Aslan tidak mengaktifkan pembesar suara ponselnya.
"Na, jangan mengatakan Icha begitu, aku gak suka."
"Ih, kok gue di bawa-bawa." imbuh Icha dalam hati mendengar namanya disebut-sebut oleh Aslan, "Awas saja kalau sik Athena jelek itu mengata-ngatai gue, habis dia." sambil mengunyah ketopraknya dengan ganas.
"Bela saja terus dia, heran deh aku, yang pacar kamu itu siapa, aku atau gadis bar-bar itu, selalu dia saja yang kamu nomer satukan." Athena marah.
"Cukup Na, jangan mulai lagi, aku yakin kamu nelpon bukan untuk ngajak aku ributkan."
"Aku memang mau ngajak kamu ribut, terus kamu mau apa." tantang Athena.
"Kenapa kamu jadi cewek kurang kerjaan banget sieh." balas Aslan mengeluarkan apa yang difikirannya.
Kalimat Aslan barusan tentu saja membuat Athena marah, "Ih, dasar ya kamu, cowok menyebalkan, gak peka, brengsek." Athena langsung mematikan sambungan dengan geram.
Aslan menghela nafas, dia kadang berfikir kok bisa dia pacaran dengan Athena, cantik sieh, tapi sikapnya itu lho, angkuh dan egois.
"Kenapa tuh pacar lo." tanya Icha.
"Gak kenapa-napa."
"Gak kenapa-napa, tapi kok kedengarannya dia ngamuk."
"PMS kali." Aslan menjawab santai, gak peduli atau gak mau peduli kalau pacarnya tengah ngambek.
"Lan, setau gue, cowok, kalau pacarnya ngambek tuh dirayu, ini kenapa lo malah anteng ayem aja."
"Malas gue, biarin aja dia ngambek."
Icha terkekeh, "Gue suka gaya lo."
Icha sieh memang dari awal tidak terlalu suka dengan hubungan Aslan dan Athena, tapi mau bagaimana lagi, dia terpaksa menerimakan, tapi kalau mereka putus, setelah Lea, Icha merupakan orang kedua yang akan merayakan putusnya mereka.
************
Di waktu yang sama ditempat berbeda, saat ini, begitu menutup sambungan telpon, dan dengan membawa kejengkelannya, Athena menghempaskan tubuhnya ditempat tidur empuknya, dia meraih bantal gulingnya dan meninjunya dengan membayangkan wajah Aslan.
"Dasar Aslan sialan, pacar gak peka, kesel gue, pacar macam apaan dia itu."
Andin dan Kiara yang tengah nginep dirumah Lea bertanya, "Kenapa Na, Aslan lagi yang bikin lo ngamuk gini."
"Siapa lagi." ujarnya penuh amarah, Athena meraih ponselnya, memandang ponsel tidak bersalah tersebut dengan geram, "Brengsek, malah dia gak nelpon gue balik lagi, dia rayu gue kek, bujuk gue kek, ini gue malah dicuekin." berharap dia ditelpon.
"Kenapa lagi sik Aslan, dia bikin tensi darah lo naik lagi."
"Hmmm, gue benci cewek bernama Icha itu, ih, ingin gue bejek-bejek dia." makin hebohlah sik Athena meninju-ninju bantalnya yang tidak bersalah, sekarang yang dia bayangin adalah wajahnya Icha.
"Cewek model gituan ternyata ganjen juga, pura-pura cuek padahal genit." Kiara mengompori.
"Bener juga lo, lagian ya, tuh cewek gak ada bagus-bagusnya dibanding lo, jauhlah gak ada apa-apanya, udah jelek, kusam, jerawatan, rambutnya kayak mi goreng lagi, kok bisa sieh Aslan peduli gitu."
Mereka selalu melupakan fakta kalau Icha dan Aslan sahabatan, sesuatu hal yang wajar donk jika Aslan peduli sama Icha, apalagi Icha anak yatim piatu.
Andin duduk di samping Athena, dan berkata, "Udahlah Na, tinggalin aja lah cowok model Aslan gitu."
"Masalahnya gak semudah membalikkan telapak tangan Ndin."
"Kami bantu lo deh." sela Kiara, "Kami akan ngenalin lo dengan cowok yang jauh lebih segala-galanya dari Aslan biar lo bisa melupakan Aslan."
"Siapa tuh yang lebih segala-galanya dari Aslan, Ari." Andin menyebut nama salah satu cowok populer disekolah mereka, "Gak mungkinlah, tuh cowok kan gak doyan cewek, kalau Al, juga sepertinya juga gak mungkin, tuh cowok susah ditebak sukanya sama cewek yang kayak gimana."
"Cowok keren, cakep, kaya yang ada di sekolah gak cuma yang lo sebutin itu Ndin, banyaklah yang lainnya, Laskar tuh misalnya." Kiara menyambung.
"Dari kemarin, tuh cowok aja yang lo sebut-sebut, kayak apa sieh bentukannya tuh cowok."
"Pokoknya gantenglah."
"Gantengan mana daripada Aslan."
"Samalah gantengnya."
"Besok kita kenalin ke elo."
**********
Pagi itu di SMA PERTIWI.
Tiga srikandi yaitu Athena, Andin, Kiara, tepatnya sih Andin dan Kiara yang tengah menunggu kedatangan Laskar, mereka akan menepati janji mereka semalam untuk memperkenalkan Athena dengan Laskar.
"Nah." Kiara mengarahkan jari telunjuknya pada cowok yang mengendarai moge yang baru memasuki gerbang, "Itu dia yang kita tunggu-tunggu."
Kebetulan mereka tengah menunggu kedatangan Aslan, dan mereka berdiri tidak jauh dari gerbang.
Karna memakai helm fullface, Athena gak bisa melihat wajah Laskar, kebetulan Laskar melajukan motornya dengan kencang, sehingga slang yang biasa digunakan oleh pak Surono tukang kebun sekolah untuk menyiram tanaman terbentang dijalan yang dilewati oleh motor Laskar, tuh slang langsung bocor begitu ban motor Laskar melindasnya, baik itu Athena, Kiara, Andini yang tengah berdiri didelat tuh slang langsung kena muncratan air.
Pada heboh deh mereka jejeritan.
"Awww." lengking mereka karna air tersebut membasahi wajah dan seragam mereka.
"Riasan gue." Athena merupakan wanita yang selalu memperhatikan penampilannya, sehingga yang dikeluhkan pertama kalinya adalah riasannya.
"Laskar brengsek, gak lihat-lihat dia." Kiara mengumpat.
Siswa yang melihat peristiwa tersebut pada meledek, "Gak ada air ya dirumah lo sampai mandi disekolah."
Yang lainnya langsung pada tertawa ngakak.
Athena membentak dengan mata melotot, "Diam lo."
Anak-anak itu langsung pada menutup bibirnya rapat-rapat, takut mereka dengan bentakan Athena yang dikenal galak.
"Astaga Na, maskara lo luntur." beritahu Kiara.
"Apa, yang bener lo." maskara luntur aja heboh sik Athena, dia mengaduk-ngaduk tasnya untuk mencari kaca, "Duh, gimana ini, kalau Aslan lihat, bisa-bisa gak cinta lagi dia sama gue."
Andin menyodorkan tisu pada sahabatnya itu, "Tuh hapus dulu bekasnya Na, biar gak blepotan."
Athena menerima tisu pemberian Andin.
Sementara itu Laskar, sadar dirinya melakukan kesalahan, dia langsung menghentikan motornya, berjalan kearah orang yang dia rugikan untuk meminta maaf.
"Lo kalau bawa motor pelan-pelan donk, lo fikir nieh jalan kakek lo yang punya." Athena menunjuk Laskar saking emosinya.
Laskar melepas helm yang menyembunyikan wajahnya, seperti adegan-adegan disinetron, Laskar membuka helmnya dengan gerakan slow motion, perlahan tapi pasti menampilkan wajah gantengnya.
Kiara dan Andin sieh udah pernah lihat wajah Laskar, tapi ini untuk pertama kalinya dia melihat Laskar dari dekat, bibir mereka sampai terbuka tuh saking takjubnya,
"Massyaallah, gantengnya." gumam Kiara.
"Bener-bener sempuran ciptaan Tuhan yang satu ini."
Sedangkan reaksi Athena, dia juga terpana lah, dalam hati memuji, "Ganteng banget nieh cowok."
"Sorry, sorry banget, lo pada gak apa-apakan." tanya Laskar khawatir.
"Gak kenapa-napa kok Laskar, cuma basah doank, ntar juga kering." lisan Andin tidak berhenti tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya, cocok banget deh pokoknya sebagai model pepsodent.
"Syukur deh kalau gitu, sekalai lagi maaf banget ya." Laskar bener-bener merasa tidak enak.
"Maaf aja gak cukup." sela Athena yang bersikap sok cool seolah-olah tidak terhipnotis dengan ketampanan Laskar.
"Terus, gue harus ngelakuin apa biar lo maafin gue."
"Jam istirahat, temui kami dikantin dan lo harus nraktir kita."
"Oke." lisan Laskar tidak keberatan, tidak ada salahnya mentraktir orang yang telah dirugikannya.
**************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments