Dari jarak beberapa meter Aslan melihat intraksi antara Icha dan Laskar, terlihat begitu sangat akrab layaknya dua orang yang sudah lama saling kenal, entahlah, tapi disalah satu bagian terkecil dalam dirinya, Aslan merasa tidak rela dengan kedekatan mereka, Icha memang memiliki banyak teman cowok dan semuanya akrab dengan Icha, tapi kali ini rasanya Aslan merasa tidak rela saja melihat mereka akrab.
Aslan melangkahkan kakinya ke arah Icha dan Laskar yang masih tertawa, entah cerita lucu apa yang mereka ceritakan sehingga mereka tertawa ngakak begitu.
"Aslan tuh." Laskar mengedikkan dagunya ke arah kedatangan Aslan.
Icha memutar tubuhnya untuk melihat kalau yang diucapkan Laskar benar.
"Dia nyari lo kayaknya."
"Bisa jadi."
"Hei Lan." sapa Icha dan Laskar begitu Aslan berada didekat mereka.
"Hmmmm." hanya itu balasan yang keluar dari bibir Aslan, wajah datar seperti biasa.
Melihat wajah tidak bersahabat Aslan icha membatin, "Nieh anak, roman-romannya lagi kesel nieh, tapi ngapain dia pakai nyamperin gue, gak mungkinkan untuk melampiaskan kekesalannya."
"Lan, lo mau gak, Laskar yang traktir lho." Icha menawarkan mengabaikan raut wajah datar yang di tampilkan Aslan.
"Gak, makasih." ujar Aslan dingin.
"Ini enak lho Lan, beneran lo gak mau nyobain."
"Iya bro, ayok duduk saja dulu, gabung dengan kita." sokong Laskar.
"Makasih tawaran lo, tapi gue ada perlu sama Icha." Aslan tambah dingin ketika Laskar menyapanya, "Cha, lo bisa ikut gue kan." ini bukan permintaan tapi perintah.
"Tapi gue lagi makan Lan."
Awalnya Icha akan membantah Aslan, namun tatapan tajam Aslan membuat Icha mengurungkan niatnya, "Oke deh." Icha menaruh makanannya yang belum habis dengan tidak rela.
Aslan berjalan lebih dulu tanpa basa-basi sama Laskar.
"Buset sahabat lo itu ya, sopan banget, pergi aja gak ada basi-basinya." sindir Laskar, "Gue heran sama lo Cha, kok lo betah gitu sahabatan dengan cowok model begituan."
Icha terkekeh mendengar apa yang di ucapkan oleh Laskar, dia membalas, "Kalau lo bersahabat dengan seseorang sejak dalam kandungan, lo juga bakalan terbiasa, lagian, gitu-gitu dia baik lho." Icha membela.
Karna tidak menemukan Icha berjalan disampingnya, Aslan memutar lehernya untuk mencari keberadaan Icha, "Iya, iya, bentar." teriak Icha melihat sorot tajam Aslan yang kalau diartikan artinya adalah, "Cepetan."
"Gue pergi dulu Laskar, sekali lagi makasih ya traktirannya, traktiran yang kemarin juga, sering-sering aja sedekah kayak gini ke gue biar lo dapat banyak pahala." gumamnya dan setelah itu dia berlari menyusul Aslan.
Laskar hanya menggeleng, "Dasar gadis tengil."
*********
"Ada apa sieh Lan, penting banget ya sampai lo gangguin acara makan gue." cecar Icha, mereka kini berada didekat perpustakaan, tempat yang lumayan sepi dan kondusif untuk melakukan pembicaraan empat mata.
"Makan aja yang ada difikiran lo."
"Kalau gak makan mati donk Lan."
Aslan mendengus kesal, pasalnya Icha tidak pernah kehabisan kata-kata untuk menjawabnya.
"Lan, apa sieh sebenarnya yang ingin lo bicarain, sampai milih tempat sepi begini."
"Cha, gue gak suka lihat lo jadi cewek nakal kayak gini." Aslan langsung pada intinya.
"Apa sieh Lan, gue cewek baik-baik kali." Icha tahu sieh maksud Aslan sebenarnya, tapi dia pura-pura begok.
"Cha, lo tahu maksud gue." Aslan menekan kalimatnya.
"Iya, iya sorry."
"Kita baru dua hari masuk, dan lo udah melanggar aturan, kemarin tidur dikelas, sekarang gak bikin PR, kamu beneran niat sekolah gak sieh."
"Gak." Icha punya kesadaran untuk menjawab dalam hati, karna kalau dia menjawab "Gak." secara terang-terangan, bisa mencak-mencak Aslan.
Aslan melanjutkan, "Kalau lmarhum om Dewa dan tante masih hidup, pasti mereka sedih melihat lo yang kayak gini."
Ini nieh yang tidak Icha suka kalau sekelas dengan Aslan, selain suka ngatur dan tukang kekang, Aslan juga sering menceramahinya, pakai bawa-bawa almarhum kedua orang tuanya lagi, bikin Icha jadi merasa bersalah aja, "Iya gue salah, gue janji gak bakalan ngulangin hal ini lagi." gak janji sieh, tapi ini dilakukan supaya Aslan tidak memperpanjang ceramahnya saja.
"Dari dulu janji-janji melulu, tapi selalu diulangin."
"Kali ini beneran deh Lan, ya, guekan juga gak mau lihat almarhum kedua orang tua gue sedih di alam sana."
"Baguslah kalau sadar, gue harap sieh lo bener-bener menepati janji lo."
"Insaallah." balas Icha hanya menggerakkan bibirnya.
"Satu lagi Cha, jauhi cowok bernama Laskar itu."
"Kenapa mesti dijauhi, dia asyik kok anaknya."
"Asyik saja gak cukup untuk dijadikan sebagai teman Cha, anak itu sepertinya badung dan gak baik untuk dijadikan teman." Aslan mengambil kesimpulan begitu karna baru saja masuk Laskar udah melanggar aturan,"Bisa-bisa dia membawa pengaruh buruk untuk lo." tambah Aslan.
"Lo kan baru kenal sama dia Lan, jangan langsung asal nilai lah, lagian lo gak sadar kalau lo temenan sama siapa." yang di maksud Icha adalah dirinya, dia kan juga badung, tapi Aslan mau tuh berteman dengan dia.
"Lo kan beda Cha, gue kenal lo dari sejak masih bayi, intinya Cha, jangan terlalu akrab dengan Laskar."
"Hmmm." karna malas berdebat Ich hanya menjawab dengan hmmm doank.
*********
Dikantin, Athena, Kiara dan Andin dari tadi memanjangkan lehernya untuk mencari keberadaan Laskar, iyalah, Laskarkan udah janji bakalan nraktir mereka bertiga sebagai permintaan maaf, bukan masalah traktirnya, mereka adalah anak-anak orang kaya yang mampu membeli seisi kantin bahkan dengan penjualnya sekalian, tapi mereka ingin ngobrol banyak dengan Laskar.
"Mana sieh dia, jam istirahat mau berakhir belum nongol juga dia." Athena ngomel, "Belum jadi pacar gini saja udah ingkar janji." Athena berkata seolah-olah Laskar suka saja sama dia.
"Kayaknya Laskar lupa deh." simpul Andin.
"Padahal gue ingin ngobrol sama dia."
Marhan tiba-tiba menghampiri mereka dan menaruh tiga mangkuk mi ayam beserta tiga jus jeruk dimeja tiga gadis yang tengah menunggu kedatangan Laskar tersebut.
Marhan celingak-celinguk sebelum menyapa ketiga gadis cantik itu, "Halo cantik." sambil mengedipkan matanya.
"Iuhhh, najis." lirih Athena.
"Hoek, mau muntah gue." Ujar Kiara.
"Elahhh, sok banget sieh lo pada, besok-besok lo yang pada ngejar-ngejar gue."
"Sampai dunia kiamat gak mungkin terjadi." tandas Andin.
"Lihat aja ntar."
"Ini lagi, buat apa lo bawa makanan ke meja kami, emang lo jadi pelayan dikantin."
"Enak aja lo kalau ngomong, ini titipan Laskar, katanya dia lagi sibuk makanya minta tolong sama gue buat nganterin ini ke elo." Laskar memang mengirim pesan padanya, memintanya untuk membawa makanan untuk Athena, Kiara dan Andin karna dia sudah berjanji mentraktir mereka.
"Kenapa bukan dia sendiri yang datang." Athena bertanya.
Marhan mengangkat bahunya dan menjawab santai, "Mana ktehek."
"Ihhh, sok jual mahal banget sieh tuh cowok." geram Athena.
***********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments