Saat ini Icha tengah berbaring santai disofa sambil nonton Tayo Little Bass kartun paforitnya ketika ponselnya berdering yang menandakan adanya panggilan.
Rubah I calling.
"Ishhhh, malas gue ngejawab." gumamnya kembali membaringkan tubuhnya dengan nyaman begitu mengetahui siapa yang nelpon, ketika deringan panggilan berhenti, kembali terdengar deringan singkat, kali ini adalah bunyi pesan masuk.
"Pasti mama rubah itu yang kirim pesan." dengan malas-malasan Icha kembali menjangkau ponselnya yang diletakkan di meja, memang benar pesan itu dari mama tirinya mama Dea, bunyi pesannya adalah.
"Dasar anak durhaka, kebiasaan kalau orang tua nelpon dicuekin, nanti sore kami akan pulang, ketika kami sampai dirumah semuanya harus bersih dan rapi jali, kalau ada setitik debupun yang saya temukan, kamu tidak akan dapat oleh-oleh."
Bunyi pesan itu panjang kali lebar, Icha yang malas membaca hanya menangkap kalau dia disuruh membersihkan rumah karna rubah-rubah itu akan pulang karna mereka sudah puas menghambur-hamburkan uang papanya. Icha mendesah, malas banget dia, tapi mau gimana, kalau tiga rubah itu pulang dan menemukan rumah dalam keadaan berantakan bisa ngamuk mereka, bukannya Icha takut, tapi malas aja cari ribut dengan perempuan, takutnya Icha khilaf dan menonjok mereka sampai babak belur, Icha biasanya lupa berhenti jika menggebuk orang. Sejak ayahnya meninggal Dea sik mama tiri memecat pembantunya dengan alasan penghematan, sebagai gantinya, Icha deh yang dimanfaatkan secara gratis dijadikan babu dirumah sendiri.
"Dasar Diktator." umpat Icha, "Gue doain pesawat yang mereka tumpangi jatuh ke laut, biar jadi santapan ikan paus."
Masak, masak sendiri.
Cuci baju sendiri.
Ngepel, ngepel sendiri.
Sambil mengepel lantai yang selama dua minggu tidak dipel, Icha mengasah bakat menyanyinya, fikirnya siapa tahu gitu lolos audisi dangdut akademi, padahal dilihat dari sudut manapun Icha tidak memiliki bakat apapun, suara yang kayak kaleng dipukul itu kali yang dinamakan bakat.
"Anjirr, capek gue." keluhnya begitu aktifitas ngepelnya selesai.
Icha melihat daftar selanjutnya yang harus dikerjakan dan dia kembali mengeluh, "Astaga, masih seabrek, mana bisa gue kerjaain sendiri, Ini sieh gue butuh bala bantuan." Icha kemudian meraih ponselnya dan mengetik pesan diponselnya.
Lan,
Kemudian disent ke nomer Aslan, butuh waktu sepuluh menit untuk Aslan untuk membalas, padahalkan saat ini Aslan tengah duduk santai.
Lama membalas jawabannya hanya, Hmmm.
Bantuin donk beresin rumah, tiga rubah jahat itu bakalan pulang. kalimatnya penuh permohonan.
Malas.
"Ishhh." desah Icha membaca balasan sahabatnya tersebut, "Dasar sahabat abal-abal."
Dengan wajah ditekuk Icha melanjutkan aktifitasnya, kesel dia sama Aslan. Tapi gak lama kemudian, namanya dipanggil dari luar pintu, siapa lagi yang manggil kalau bukan Aslan.
"Eh, itu Aslan." wajah Icha berubah ceria. Meskipun sering bilang malas atau lagi sibuk, tapi itu hanya dibibir saja, Aslan mana tega mengabaikan Icha.
"Aslan, sahabat terbaik gue." sambut Icha dengan senyum lebar begitu membukakan pintu untuk Aslan.
Wajah Aslan datar, "Pas begini aja gue jadi sahabat sejati lo." Aslan ngedumel, pasalnya Icha telah mengganggu waktu bersantainya, dia melenggang masuk melewati Icha.
Icha langsung aja tuh mengabsen daftar yang harus dikerjain sama Aslan dalam rangka membantunya, "Pertama-tama, lo bersihin toilet, potong rumput dihalaman belakang, dan...."
"Wah, lo bener-bener manfaatin kebaikan gue dengan sangat baik Cha." Aslan protes.
Icha cengengesan, "Hehehe, bukan gitu, tapi ini kerjaan banyak banget, bantuin gue donk plis, kita bagi-bagi tugas ya."
"Hmmm, apa yang lebih dulu gue kerjain."
Icha menyerahkan seperangkat alat yang digunakan untuk membersihkan toilet, "Toilet."
"Dapat komisi gak gue bantuin lo, gak ada yang gratis di dunia ini."
"Ntar komisi lo di akhirat, lo potong aja pahala gue." ngasal.
"Emang lo punya pahala, perasaan dosa aja tuh yang lo tumpuk."
"Ih lo mah suka gitu, pahala dan dosa itukan urusan Allah, lagian masak ketika berbuat baik gue harus kasih tahu lo gitu."
Meskipun dengan wajah datar dan dibarengi dengan ngomel-ngomel terlebih dulu, toh Aslan mengambil alat bersih itu dari tangan Icha.
***********
"Heh upil, ambilin sepatu gue." itu perintah dari Loli.
"Ambilin tas gue dulu." Lola gak mau kalah.
Lola dan Loli adalah saudara tiri Icha, mereka adalah anak kembar yang sifatnya naujubillah deh, resek dan menyebalkan, pokoknya, berada dalam radius tiga meter dari mereka, bisa berpotensi membuat darah tinggi Icha naik setiap saat. Mereka baru pulang dari Jepang, biasa liburan, menghabiskan harta warisan papa Icha.
"Lo kan pada punya tangan ambil aja sendiri, gue kan bukan babu lo." tandas Icha sambil mengikat tali sepatunya.
"Gak sadar diri juga dia, lo disinikan memang babu."
"Heh, jangan sembarangan ya kalau ngomong." ngamuk deh tuh Icha, gak terima dia dengan kata-kata Lola, "Lo tuh yang parasit, gak tahu malu menghabiskan harta warisan papa gue." akhirnya fakta dibeberkan oleh Icha.
Sebenarnya Lola dan Loli, mereka adalah dua orang yang penakut, apalagi mereka mengetahui dengan sangat baik bagaimana reputasi Icha, ya tapi di rumah mereka berani sieh karna adanya mama mereka yang pasti ngebelain mereka.
"Heh, lo yang parasit, papa tersayang lo udah ngewarisin semua hartanya kepada mama dan kami, kasihan deh lo gak disayang sama papa sendiri."
Icha jadi panas mendengar hal itu hampir keluar deh tanduknya, "Sialan, lo nyari ribut dengan gue."
"Mama, sik upil ngamuk." rengek Loli melihat kemarahan Icha.
Dea sik mama tiri keluar dari kamarnya, lengkap dengan dandanan yang super menor, udah ngalah-ngalahin artis yang akan konser saja.
"Kenapa sieh jerit-jerit, gak bisa apa mama dandan dengan tenang, lihat nieh ayliner mama sampai cemong gini."
"Buset, nieh nenek-nenek, makin tua makin jadi." Icha meledek tentu saja hanya dalam hati.
"Ma, sik upil tuh, mau mukulin Lola."
"Ih, fitnah aja lo."
"Upil, jaga sikap kamu, inget kamu cuma numpang disini, kalau kamu macam-macam, saya gak segan ngusir kamu." ancam Dea.
"Ini rumah gue, lo yang seharusnya pergi." hanya dibalas dalam hati.
"Inget tuh, kalau lo macam-macam lo bakalan di usir." Loli mengulangi ucapan mamanya.
"Dasar resek."
Kini mereka duduk mengelilingi meja makan untuk sarapan, baru saja akan mendudukkan bokongnya, Loli kembali main perintah, "Ambilin selai donk pil."
Icha mendengus, dia meraih selai dan menyodorkannya dengan kasar, "Tuh."
"Lo olesin selai donk ke roti gue." sekarang Lola yang nyuruh-nyuruh Icha.
Ini masih pagi, tapi mood Icha udah memburuk, memang dua saudara itu hobi banget membuat Icha berubah jadi Hulk.
"Lo kan punya tangan, lo lakuin aja sendiri." balas Icha, dia memang tidak pernah di biarkan hidup tenang kalau mereka ada di rumah.
"Ma." rengek Lola.
Dea memberikan tatapan tajam pada Icha, "Ishh, dasar menyebalkan." Icha membatin, dengan sangat terpaksa dia melakukan apa yang diinginkan oleh Lola.
"Kalau membunuh bukan sebuah dosa, udah gue racun mereka." sambil mengoles roti itu dengan penuh dendam.
Disaat seperti itu Aslan datang, "Permisi."
"Astaga, itu Aslan." heboh kedua bersaudara itu begitu mendengar suara Aslan dan berlari ke arah pintu, gak lama kemudian, dengan di apit oleh Lola dan Loli Aslan dibawa ke meja makan.
"Ini lagi ngapain pakai datang segala seih, gak bisa apa dia nunggu di luar saja." desah Icha tanpa suara.
"Wah Aslan, ayok duduk nak, ikut sarapan." Dea bersikap manis dan ramah, pembawaanya seolah-lah dia adalah orang paling baik sedunia.
"Makasih tante."
Lola dan Loli berebutan supaya Aslan duduk disamping mereka.
"Aslan duduk disamping gue."
"Enak aja, di samping gue lah." Loli gak mau kalah.
"Anak, anak, anak." tegur sang mama, "Jaga sikap kalian, biarkan Aslan duduk dengan nyaman."
"Duduk didekat aku Aslan." pinta Lola manis.
"Di dekat aku saja Lan, Lola orangnya berisik."
"Aslan, lo duduk di dekat gue." tandas Icha.
Aslan menarik nafas lega, dia gak mau duduk di anatara Loli dan Lola.
Baik Dea, ataupun Lola dan Loli ingin sekali memyemprot Icha, tapi gak mungkin di lakukan karna Aslan ada di sana.
************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Euis Yohana
udah racun aja Mak tiri Ama sodara tiri mu nyebelin banget....,,,😤
2023-01-01
0