Hari-hari berlalu semenjak kepulangan Tita dari villa bersama keluarga Ito hubungan Tita dan Ken semakin dekat. Mereka berdua pun intens berkomunikasi lewat chat atau vidio call. Setiap hari selalu mereka sempatkan untuk berkomunikasi.
Hubungan Frida dan Ken sudah berakhir sama sekali. Sepulang dari Villa Ken akhirnya menemui Frida bersama dengan Gagah dan Anton asisten pribadinya. Ken pun memberikan uang untuk Frida modal usaha di kota kelahirannya karena Frida memutuskan untuk pulang ke kota kelahirannya.
Hari pernikahan Aldi dan Jessie pun semakin dekat. Begitu pun hubungan keduanya yang semakin erat. Mega sudah mengambil cuti melahirkan karena Mega sudah beberapa merasakan kontraksi. Beruntungnya Mega yang bekerja langsung dengan direktur rumah sakit sehingga persoalan ijin dan cuti pun mendapatkan kemudahan.
Ayumi istri dokter Rehan pun telah kembali melakukan aktifitasnya seperti biasa. Keluarga kecilnya pun telah kembali ke rumah mereka. Di rumah keluarga Ito hanya menyisakan Tuan Ito, Nyonya Laura dan Ken. Tentunya dengan beberapa pelayan, tukang kebun, supir dan penjaga.
"Hai Tante." Sapa Jessie yang baru saja datang ke ruangan direktur menyapa Tita yang juga baru datang dari ruang OK.
"Selamat siang Dokter Jessie." Sapa Tita formal. Pasalnya dirinya sekarang sedang bertugas.
"Ceh, ga usah formal sih. Kemana pangerannya? Kok sekarang jarang kelihatan berdua? Lagi marahan ya? Atau bubaran?" Sindir Dokter Jessie.
"Bukankah pacaran itu tidak harus selalu bersama setiap waktu. Ada masanya kita memberikan ruang pada pasangan kita. Kita hanya perlu saling menjaga. Dan tentunya kita harus mengerti kepada pasangan kita." Ucap Tita panjang lebar hingga menyentil hati seseorang yang berada tak jauh dari Tita dan Dokter Jessie. Siapa lagi kalo bukan Dokter Aldi.
"Betul itu Suster Tita. Kita dan pasangan harus bisa saling percaya dan menjaga" Jessie.
"Kalo begitu saya permisi Dokter. Masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan." Pamit Tita.
"Silahkan suster." Jessie.
Tita pun berlalu bergitu saja di hadapan Aldi tanpa menoleh sedikit pun. Tita langsung membuka pintu ruangan Dokter Rehan dan segera masuk ke dalamnya.
"Ta, ada suster dan Bruder baru besok." Danang.
"Terus?" Tita.
"Aturannya Tita." Nala.
"Ceh, kenapa tanya Tita." Tita.
"Astaga Tita. Kamu tanyakan pada Dokter Rehan dong." Joko.
"Owh! Begitu. Mana berkasnya?" Tanya Tita mulai connect.
Danang pun memberikan berkas suster dan Bruder yang baru. Tita pun menyerahkan berkasnya pada Rehan.
"Ta, tolong atur ulang aspri ya. Bruder Joko tarik ke saya. Dokter Angga dengan Bruder Danang. Dokter Maya dengan Suster Nala. Dokter Rido dengan suster Yuli. Dan Dokter Aldi dengan Bruder Rudi yang baru." Titah Rehan.
"Suster Tina Dok?" Tanya Tita.
"Kembalikan saja ke pihak HRD tanyakan dimana tempat yang kosong." Rehan.
"Hm... Baik Dok." Tita.
Tita pun keluar dan memberikan pesan dari dokter Rehan kepada Bruder Danang.
"Astaga kenapa Bruder Joko di tarik ke Dokter Rehan?" Pekik beruder Danang.
"Atur aja pokokny Brurder." Ucap Tita sekenanya.
"Berarti kalian jadi bertiga?" Tanya Danang.
"Iya Bruder ga apa-apa. Kan biar Tita bisa bernafas dulu gitu hehehee..." Tita.
"Biar ada waktu cari jodoh ya Ta." Suster Yuli.
"Ish! Itu sih ga perlu di tanyakan lagi." Tita.
Semua pun tergelak. Bruder Danang pun kembali melakukan pekerjaannya. Begitupun dengan yang lainnya.
Ddrrrrtt... Drrrttt....
Bunyi ponsel Tita membuyarkan konsentrasi semuanya.
Tita
📱Hallo...
Anton
📱Maaf Nona, apa anda di rumah sakit?
Tita
📱Hm.. Iya. Ada apa?
Anton
📱Maaf Nona. Tuan Ken kecelakaan dan mungkin sekarang sudah berada di IGD rumah sakit keluarga.
Tita
📱Hah! Mungkin? Dimana Kamu?
Anton
📱Maaf Nona Tuan menolak saya jemput dari bandara dan Tuan menggunakan taksi.
Tita memutuskan panggilan sebelum menjawab pembicaraan Anton aspri dari Ken. Bersamaan dengan panggilan terputus dokter Rehan keluar dari ruangannya setelah mendengar kabar dari IGD jika sang adik berada di sana kecelakaan.
Tita menatap Dokter Rehan kemudian tanpa bicara Tita langsung berlari keluar menuju IGD mengabaikan Dokter Rehan. Dokter Rehan pun mengerti sepertinya Tita telah mendapatkan kabar tentang Ken.
"Ada apa Dok?" Yuli.
"Adik saya kecelakaan." Jawab Rehan sambil berjalan cepat menuju IGD.
"Hah! Adiknya kecelakaan. Terus Tita kenapa?" Yuli.
"Adiknya Dokter Rehan dekat dengan Suster Tita." Danang.
"Owh! Apa? Wow keren banget Suster Tita bisa dapetin adiknya Dokter Rehan." Yuli.
Tak berselang Dokter Jessie dan Dokter Aldi pun jeluar dari ruangan Dokter Aldi dengan tergesa.
Tita berlari menyusuri lorong rumah sakit mengabaikan setiap orang yang menyapa dirinya. Membuat semua terheran ada apa dengan Tita. Sampai di IGD Tita mencari keberadaan Ken.
"Dimana pasien atas nama Ken?" Tanya Tita pada perawat IGD.
"Di ruangan itu Suster." Tunjuknya pada satu ruangan.
Tanpa menjawab lagi Tita segera menuju ruangan tersebut. Tita membuka tirai yang menutupinya. Tita berdiri terpaku menatap Ken yang berlumuran darah di pelipisnya serta tangan dan Kakinya. Tak terasa bulit bening dari matanya pun keluar begitu saja.
"Tita." Panggil Ken di sela kesakitannya.
"Kenapa tidak di bawa ke ruang khusus?" Tanya Tita pada perawat di sana.
"Maaf Suster. Kami akan membersihkan lukanya dulu." Perawat.
"Bawa ke ruang khusus." Titah Tita tegas.
"Maaf suster. Kami melakukan sesuai prosedur." Perawat.
"Bawa ke ruang khusus." Ucap Tita lagi.
"Sayang, biar mereka melakukan tugasnya ssshhh..." Ken.
"Sayang! Aduh gawat." Batin perawat tersebut.
"Bruder!" Tita.
"Baik Suster." Tanpa banyak bicara dua orang perawat itu pun segera membawa Ken kedalam ruangan khusus.
Tita mengikutinya dan menggenggam tangan Ken yang tak terluka dengan air mata yang terus mengalir. Setelah dibawa ke ruang khusus Ken pun segera di tangani. Tita hanya diam menatap manik mata Ken yang juga terus menatapnya.
"Don't worry baby. I'm okay." Ucap Ken mengusap air mata Tita dengan tangannya yang tanpa luka.
"Don't say anything, look at your body so many wounds. How can I not worry?" Ucap Tita Lirih.
"Semua akan kembali seperti semula sayang." Ken.
Bukan lebih tenang Tita malah kembali terisak menundukkan kepalanya.
"Ssttt... Jangan nangis dong." Ken.
"I'm scared." Ucap Tita di sela tangisnya.
"No, sayang. Lihatlah, Lukanga sudah di obati. Dan akan kembali membaik." Ken.
Tita hanya diam melihat dua oramg perawat laki-laki melakukan tugasnya mengobati luka Ken. Jangan tanya kenapa perawatnya laki-laki. Karena Ken tak ingin terjadi kesalahfahaman dan meminta perawat laki-laki yang menanganinya.
Disaat sakit seperti itu pun Ken begitu menghargai Tita. Ken begitu menjaga perasaan Tita walaupun diantara keduanya belum ada yang meyatakan rasa cintanya tapi keduanya menunjukkan dari semua sikap dan perhatian yang saling mereka berikan.
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Weiihh Tita yg dipanggil baby,aku yg Salting .😜😜🥰🥰😍😍😍
2024-04-19
0
Qaisaa Nazarudin
Ken adeknya dokter Rehan,Ku pikir adek iparnya Dokter Rehan..
2024-04-19
0
Mella Soplantila Tentua Mella
soo sweet 😍😍😍😍
2022-11-18
0