Tak lama setelah perawat menyelesaikan tugasnya Anton dan yang lainnya masuk ke dalam ruangan Ken. Mereka semua melihat Tita yang masih menangisi Ken dan Ken mengusap lembut pipi Tita.
"Apa kamu dulu juga pernah menangisi Kakak Ta?" Batin Aldi.
"Hm... Maaf Bos." Anton.
Ken menoleh ke arah Anton dan yang lainnya dan menyunggingkan senyumnya. Sementara Tita menundukkan kepalanya.
"Tidak apa-apa Ton. Saya yang salah. Saya yang tidak sabar menunggu kemu menjemput." Ken.
"Tidak ada luka serius kan Om?" Jessie.
"Tidak ada. Supir taksi pun Alhamdulillah selamat. Dia sedang di tangani di ruangan lain." Ken.
"Bagaimana bisa terjadi Ken?" Tanya Dokter Rehan.
"Ada mobil oleng Kak. Sehingga terjadi tabrakan beruntun dan salah satunya taksi yang Ken tumpangi. Beruntung semua selamat." Ken.
"Tita siapkan ruangan dulu untuk Kakak." Pamit Tita.
"Tidak perlu. Biarkan Anton saja yang melakukannya. Kamu disini aja ya." Pinta Ken.
Tita pun hanya diam menuruti apa yang di katakan Ken.
"Kak, apa masih ada jadwal hari ini?" Ken.
"Ada. Satu jam lagi." Dokter Rehan.
"Bisakah Ken meminjam Tita?" Ken.
"Tidak bisa Kak." Ucap Tita.
"Biar saja Ta. Nanti saya minta yang lain menemani saya Ta." Dokter Rehan.
"Tapi Dokter..." Ucapan Tita terhenti.
"Pasien ini lebih menbutuhkan kamu Ta." Dokter Rehan.
"Kamu ga mau nemenin Kakak?" Goda Ken.
Muka Tita sudah memerah di buatnya.
"Kak." Ucap Tita lirih.
"Sudahlah. Kau siapkan ruangan Ton. Saya kembali ke ruangan saya. Biarkan mereka melepas kangen." Ucap Dokter Rehan pada Anton.
"Saya permisi Tuan." Pamit Anton.
Ken hanya menganggukkan kepalanya.
"Jes, kalian masih mau disini?" Tanya Ken.
"Ceh, kau mengusirku Om?" Jessie.
"Terserah kau saja. Tapi, jangan cerewet jika Om bermesraan dengan Onty mu ini." Ucap Ken dan sukses mendapatkan cubitan mesra dari Tita.
"Aw,,, kok di cubit sih sayang. Di kiss dong." Goda Ken.
"Astaga! Ayo sayang biarkan Om yang tak tau diri ini berduaan dengan kekasihnya." Jessie.
"Kami permisi Om. Semoga lekas sembuh." Pamit Aldi.
"Terima kasih Al." Ken.
Kini tinggal Ken dan Tita di ruangan tersebut. Ken terus mengusap lembut pipi Tita yang menggemaskan menurutnya. Karena Tita terus cemberut melihat keadaan Ken. Tak lama Anton pun datang bersama dengan duaborang perawat dan salah satunya perawat perempuan.
"Maaf suster. Biarkan Bruder saja yang membantu saya. Karena pacar saya juga seorang perawat. Saya rasa dia tidak akan membiarkan membiarkan saya." Ken.
"Baik Tuan." Pamit perawat perempuan tersebut.
"Kak," Rajuk Tita.
"Biar kamu saja yang memegang aku sayang." Ken.
Jangan lupakan wajah Tita yang memerah. Anton begitu senang melihat kedekatan Tuannya bersama Tita. Karena Ken berubah menjadi lebih baik setelah mengenal Tita. Lain saat Ken dekat dengan Frida.
Ken akan berbuat sesuka hatinya bahkan bisa berhari-hari tak datang kekantor hanya untuk menuruti kemauan Frida. Lain halnya sekarang. Ken lebih rajin datang ke kantor untuk mengurusi pekerjaannya. Karena Tita pun bekerja.
Anton tidak menyangka Tita yang usianya nasih muda mampu mandiri berbeda dengan Frida yang selalu bersikap kekanak-kanakan. Bahkan Tita memiliki gelar yang wow di usianya sekarang.
Ken pun tak menyangka jika Tita telah berhasil menyelesaikan S3 nya. Ken fikir Tita hanya lulusan S1 saja. Tapi Ken tidak terlalu kaget karena Tita berteman baik dengan Olla istri sahabatnya. Karena Olla memang pintar.
"Kak, Tita pamit ke ruangan sebentar ya. Ini sudah jam pulang. Tita ambil barang Tita dulu ya." Pamit Tita.
"Tidak akan lama?" Tanya Ken.
"Tidak. Kakak istirahat dulu. Sebentar Kakak akan tidur setelah meminum obatnya." Tita.
"Baiklah. Tapi janji ga lama ya sayang." Ken.
"Iya. Anton akan berada di sini sementara Tita ke ruangan ya. Sebentar lagi Ibu dan Ayah akan datang." Tita.
"Iya sayang. Hati-hati jangan lama ya." Ken.
"Iya Kak." Tita.
Saat Tita keluar dari ruangan bersamaan dengan datangnya Tuan Ito dan Nyonya Laura.
"Loh, mau kemana?" Tanya Nyonya Laura.
"Bu, Yah. Tita mau ke ruangan dulu ngambil tas Tita." Tita.
"Baiklah. Bagaimana anak nakal itu tidak apa-apa bukan?" Tanya Tuan Ito.
"Tidak Yah." Jawab Tita.
"Ya sudah Ibu dan Ayah masuk dulu. Ayu belum ke sini?" Nyonya Laura.
"Belum Bu. Kak.Ayu masih di salon." Tita.
"Astaga! Anak itu. Adiknya masuk rumah sakit dia enak-enakan di salon." Tuan Ito.
"Tidak apa-apa Yah. Kak.Ayu juga bersama Kak.Aiko." Tita.
"Sudahlah. Ayo kita masuk. Cepat kembali Ta sebelum Ken mengamuk." Nyonya Laura.
"Iya Bu." Pamit Tita.
Sampai di ruangannya Tita di sambut semua temannya.
"Tita, kamu baik-baik aja kan?" Tanya Nala.
"Baik Kak." Jawab Tita.
"Kata Suster Yuli kamu pergi gitu aja dalam keadaan panik. Bahkan dokter Rehan di ruang OK di temani Bruder Joko." Cerocos Nala.
"Adik Dokter Rehan kecelakaan Kak." Tita.
"Hm... Pantas saja." Nala.
"Pantas apa?" Tanya Bruder Danang.
"Pantas saja Tita sampai panik dan Dokter Rehan ditemani Bruder Joko di ruang OK. Ada pasien yang lebih penting rupanya." Goda Nala.
"Siapa?" Tanya Danang.
"Pujaan hati." Nala.
Ada hati yang terhenyak mendengar penuturan Nala. Siapa lagi kalo bukan dokter Aldi. Dirinya begitu kaget mendengar Tita begitu mencemaskan Ken.
"Tita permisi dulu semuanya." Pamit Tita.
"Berbahagialah Ta." Ucap Nala.
"Sip begitu ya harus cepat move on." Danang.
"Harus dong. Mengikhlaskan seseorang pergi itu akan lebih baik. Kita kehilangan orang yang baik maka akan mendapatkan seseorang yang terbaik. Karena akan ada yang terbaik diantara yang baik." Tita.
"Amin." Ucap Nala, Danang dan Yuli.
Tita tak kembali ke ruangan Ken. Melainkan melangkah menuju ke luar rumah sakit. Tita memutuskan untuk pulang terlebih dahulu ke apartemen mengganti pakaiannya.
Sementara di rumah sakit Ken sudah mulai tersadar dari tidurnya dan tak mendapati Tita di sana.
"Dimana Tita?" Tanya Ken.
"Baru saja sadar kamu sudah menanyakannya. Tita belum kembali." Nyonya Laura.
"Hah! Berapa jam waktu tempuh bolak balik ruangannya dengan ruangan ini." Kesal Ken.
"Nona Tita pamit ke apartemen terlebih dahulu Tuan." Anton.
"Untuk apa?" Ken.
"Berganti pakaian Tuan. Karena tak nyaman katanya jika harus menggunakan seragamnya." Anton.
"Tapi, ini sudah sangat lama Ton." Ken.
"Sabar. Kau fikir jalanan di sini lengang." Tuan Ito.
"Karena itu Ken cemas Yah." Ken.
"Assalamu'alaikum.." Ucap Tita memasuki ruangan tersebut.
"Wa'alaikum salam.." Jawab semuanya.
"Syukurlah kamu datang tepat waktu Nak. Pasien mu sudah sadar dan akan mengamuk mencari mu." Nyonya Laura.
"Maaf Tita mampir restoran dulu. Karena pasti Ibu dan Ayah belum makan." Jawab Tita.
"Kamu membelikan makanan untuk Ibu dan Ayah. Bukankah Aku yang sakit Sayang." Ken.
"Tita bawakan juga untuk Kak. Anton." Goda Tita.
"Sayang.." Ucap Ken.
"Untuk Kakak juga." Tita.
"Terima kasih sayang. Mana coba Aku lapar." Pinta Ken.
"Bu, Yah, Makanlah. Kak.Anton juga ya." Pinta Tita.
"Terima kasih Nak." Nyonya Laura dan Tuan Ito.
"Terima kasih Nona." Anton.
"Sama-sama." Tita.
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kok lulusan S3 cuman jadi perawat? Terus umur Tita berapa udah lulus S3 aja??🤔🤔🤔
2024-04-19
0
yani suko
S3 di usia berapa ?
2023-05-08
0
Mella Soplantila Tentua Mella
KEN BUCIIIIIN 😍😍😘😘🤣🤣
2022-11-18
0