Setelah menunjukan bukti nyata jika Aldi berselingkuh belakang Tita Tanio mengantarkan Tita kedalam kamarnya. Setelah itu Tanio bergegas masuk ke dalam kamarnya walaupun hatinya begitu marah terhadap Aldi mampu dia tahan.
"Yang, besok bicaralah dengan Tita." Tanio.
"Iya. Sekarang biarkan saja dulu seperti ini. Ayo bobo." Olla.
Pagi hari Tita sudah mengenakan seragam kebanggaannya bersiap untuk praktek pagi. Tita menyapa semua yang ada di meja makan.
"Kamu yakin kerja hari ini?" Olla.
"Yakin Kak." Tita.
"Kalo ada apa-apa bicaralah. Kami selalu ada untuk mu Dek." Tanio.
"Iya Bang. Tita ngerti." Tita.
"Lalu?" Olla.
"Tita anggap hubungan Tita dengan Aldi telah usai sejak Aldi menyematkan cincin di jari dokfer Jessie. Dan Tita akan berpura-pura tak tau dan akan bersikap sebiasa mungkin pada Aldi." Tita.
"Sayang,,, Kakak yakin kamu bisa melewatinya and trust me you'll get someone better from her." Olla.
"Thank you Sister." Tita.
Olla memeluk erak Tita dari samping. Dan mereka pun sarapan dengan hati lebih lega terutama Tanio meskipun dirinya tau jika Tita tidak sedang baik-baik saja. Tita memang pandai menyembunyikan sesuatu namun Tanio selalu dapat menangkapnya.
"Kamu ingin Abang melakukan sesuatu padanya?" Tanio.
"No. Biarkan saja Bang. Trust me Bang. I'll be fine."Tita.
"Oke." Tanio.
Tita dan Tanio pun berpamitan pada Olla untuk pergi bekerja. Tanio hari ini tak ada jadwal mengajar dirinya hanya akan ke restoran tempatnya mencari nafkah untuk anak dan istrinya. Sementara Tita menuju rumah sakit keluarga.
Karena arah mereka berlawanan maka, Tita memilih menggunakan taksi online. Tanio mulai menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumahnya dengan kecepatan sedang. Tita pun segera menuju taksi online yang sudah dia pesan melalui aplikasi.
Sampai di rumah sakit Tita segera menuju ke ruangan tempat dirinya bertugas. Sepanjang koridor tak hentinya Tita menyapa setiap karyawan rumah sakit.
"Assalamu'alaikum Kak.Mega." Tita.
"Wa'alaikum salam.. Eh, sini." Mega.
"Ada apa?" Tita.
"Katanya mau ada dokter bedah baru masuk." Mega.
"Terus kenapa? Bagus dong." Tita.
"Masih muda loh." Mega.
"Iya terus kenapa Kak?" Tita.
"Katanya sih calon suaminya dokter Jessie." Mega.
Deg
Deg
"Hah," Tita menghembuskan nafasnya kasar.
"Kenapa?" Mega.
"Ceritanya nanti aja sekarang kita kerja dulu." Tita.
"Ais... Kau ini." Mega.
Mereka pun melakukan aktivitas seperti biasanya. Dokter Rehan pun menyampaikan akan ada dokter baru mulai bulan depan jadi Tita harus mengatur jadwal baru untuk dokter baru tersebut.
Tita yang mendapatkan perintah langsung dari dokter Rehan pun hanya mengiyakan saja. Sementara Suster Mega sudah begitu penasaran dengan perubahan Tita semenjak dirinya memberitahukan jika akan ada dokter baru.
Saat jam kerja usai Mega pun segera menghampiri Tita demi menghilangkan rasa penasarannya.
"Ta, kenapa?" Mega.
"Ga kenapa-kenapa." Tita.
"Kayanya Kamu ga suka ada dokter baru datang?" Mega.
"Hah! Memang aku terlihat seperti itu Kak?" Tita.
"Iya." Mega.
"Kakak sudah pernah lihat dokter barunya?" Tita.
"Sudah. Beberapa hari yang lalu Kakak ketemu sama dia pas Kakak ke rumah dokter Rehan." Mega.
"Ini orangnya?" Tita menunjukkan ponselnya yang terdapat foto Aldi dan dirinya.
"Hah! Kok..." Mega terkejut melihatnya.
"Dia pacar Tita Kak. Up's! Salah. Mantan pacar setelah dia memutuskan bertunangan dengan yang lain." Tita.
"Maksud mu?" Mega.
Tita pun menceritakan yang sebenarnya secara rinci pada Mega. Karena Tita merasa nyaman saat bercerita dengan Mega sejak awal pertemuannya. Tita selalu bercerita apapun tentang dirinya pada Mega begitupun Mega.
Setelah mendengar cerita Tita Mega merasa bersalah dan bersedih karena telah membuka luka Tita yang masih begitu basah dan mungkin akan sulit di obati.
"Maafin Kakak ya Ta." Peluk Mega.
"Kakak ga salah. Tapi, maaf jika nanti Tita akan selalu melibatkan Kakak." Tita.
"Tak apa. Disini juga bukan hanya ada Kakak Ta. Ada Suster Mala, Bruder Danang dan Bruder Joko. Jadi, kami akan siap membantu mu." Mega.
"Ada apa ini? Kok nama ku di bawa-bawa?" Bruder Joko.
"Ceh, nyaut aja Lu." Mega.
"Eh, kenapa Suster?" Tanya Joko pada Tita.
"Suster Mega nih Bruder nakal. Jadi akunya nangis deh." Tita.
"Yaelah kalian ini. Sudah sana lanjutkan saya mau pulang." Joko.
"Issh... Sudah sana pulang." Usir Mega.
Mereka semua pun akhirnya pulang bersama berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Mereka bercanda ria seperti biasanya. Tita menjadi suster paling Muda diantara yang lainnya. Walaupun suster Mala belum menikah tapi usianya sudah matang tidak seperti Tita yang masih berusia 23 tahun.
Sampai di halaman rumah sakit mereka semua berpisah menuju kendaraan masing-masing. Tita sudah memesan ojek online untuk mengantarkan dirinya menuju apartemen miliknya.
Tita memutuskan untuk pulang ke apartemen karena ingin menenangkan dirinya tanpa gangguan siapapun. Sampai di apartemen Tita membersihkan dirinya lalu berjalan menuju dapur untuk memasak sesuath demi mengganjal perutnya yang lapar.
Drrrrttt.... Drrrtttt.....
Bunyi ponselnya membuyarkan lamunan Tita.
Tita
📱Halo..
Rehan
📱Suster Tita. Maaf mengganggu istirahatnya.
Tita
📱Eh, tidak Dok. Ada apa ya Dok?
Rehan
📱Besok akan ada perkenalan dokter barunya nanti tolong di bantu ya dengan yang lainnya. Jadi, semoga besok kalian bisa datang lebih pagi.
Deg..
Deg..
Rehan
📱Suster Tita... Apa masih disitu?
Tita
📱I...Iya dokter. Nanti saya sampaikan pada semuanya.
Rehan
📱Baiklah. Terima kasih Suster Tita.
Panggilan pun terputus. Tita masih diam termenung mendengar berita dari dokter Rehan. Tak lama Tita pun segera mengirim pesan pada grup teman-temannya satu devisi untuk memberikan kabar yang dokter Rehan sampaikan.
Pagi hari Tita terasa berat melangkahkan kakinya di koridor Rumah Sakit. Fikirannya entah kemana. Dan semuanya tak luput dari perhatian Bruder Danang.
"Ta,, Tita." Panggil Danang.
Tita hanya diam asik dengan lamunannya. Langkahnya semakin melemah.
"Tita." Tepuk Danang pada bahu Tita.
"Astagfirullah.. Bruder. Ngagetin aja deh." Tita.
"Kamu mikirin apa sih. Di panggil dari tadi ga nengok-nengok." Danang.
"Tita masih ngantuk Bruder." Tita.
"Dari mana kamu sepagi ini masih teler begitu." Danang.
"Ga dari mana-mana." Tita.
"Ch... Ya sudah ayok cepet jalannya." Danang.
Mereka berdua pun berjalan lebih cepat demi sampai di ruangan mereka dan menyelesaikan tugas mereka. Sampai di ruangan sudah terdaoat Mega, Joko dan Maria.
"Astaga! Kalian dari mana kenapa baru nyampe." Mega.
"Maaf Kak. Tita kesiangan. Ini masih ngantuk." Tita.
"Klo saya nungguin Tita tadi di depan." Danang.
"Ceh,,, kau ini. Sudah ayo selesaikan tugas kita sebelum para dokter datang." Mega.
Mega merupakan kepala perawat di ruangan dokter bedah. Semua menyelesaikan tugasnya masing-masing sesuai yang telah di bicarakan di grup sebelumnya.
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat.
🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Subagiyo bs
terasa sesak
2024-04-19
0
Qaisaa Nazarudin
Apa karna Aldi mengira Titanirang biasa ya,itu alesannya dia memilih Jessi??
2024-04-19
0
Mella Soplantila Tentua Mella
😘😘
2024-02-10
0