Kini waktunya telah tiba. Dokter-dokter bedah telah datang dan menunggu kedatangan dokter bedah baru. Semua sudah pada posisinya. Dada Tita terus bergemuruh antara senang dan marah ketika akan bertemu dengan Aldi pujaan hatinya yang tega berselingkuh di belakangnya.
"Dok, jam 9 ada operasi." Tita.
"Baiklah. Sudah kamu persiapkan?" Dokter Rehan.
"Sudah Dok." Tita.
"Setelah ini kita segera menuju OK." Dokter Rehan.
Saat Tita membuka pintu ruangan dokter Rehan betapa terkejutnya Tita melihat pria yang dia rindukan tengah berdiri menjulang di hadapannya. Satu sisi dia ingin berhambur kedalam pelukkannya dan di sisi lain rasanya ingin menamparnya.
"Se..Selamat pagi. Ada yang bisa saya bantu Pak?" Tanya Tita berpura-pura.
"Hem... Bisa bertemu dengan dokter Rehan." Aldi.
"Silahkah." Tita menggeser sedikit badannya.
Dokter Rehan melihat interaksi Tita dan Dokter Aldi.
"Assalamu'alaikum Dok." Aldi.
"Wa'alaikum salam. Selamat datang Dokter Aldi." Sapa Dokter Rehan.
"Terima Kasih Dok." Aldi.
"Suster.Tita," Rehan.
Deg
"I.. Iya Dok?" Tita.
"Perkenalkan ini dokter Rehan Pratama dokter baru yang saya maksud." Rehan.
"Perkenalkan Dok. Saya Suster Tita Martin asisten pribadi Dokter Rehan." Tita mengulurkan tangannya.
"Aldi Pratama." Aldi.
"Selamat bergabung Dokter." Tita.
"Terima kasih suster." Aldi.
Setelah berkenalan Tita keluar dari ruangan dokter Rehan dan kembali ke tempatnya. Tita menarik nafas dalam dan menundukkan kepalanya. Tak terasa air matanya menetes begitu saja. Tak ingin ada yang melihatnya Tita segera menghapus genangan air matanya.
"Suster Tita." Panggil Dokter Angga.
"Selamat Pagi Dokter." Tita.
"Pagi... Bagaimana dokter baru sudah datang? Saya mau visit dulu." Angga.
"Sudah Dok. Ada di ruangan Dokter Rehan." Tita.
"Owh! Kalo begitu kita tunggu sebentar Jok visitnya." Angga.
"Baik Dok." Bruder Joko.
"Gimana Sus? Ganteng dokter barunya?" Joko.
"Ceh, udah ada yang punya Bruder. Mau kau tawarkan untukku." Tita.
"Haha.... Lagian kau ini ingin yang seperti apa?" Joko.
Bersamaan dengan Joko bertanya pada Tita, Aldi keluar dari ruangan dokter Rehan.
"Mau yang ga nyakitin saya Bruder." Tita.
"Sesimple itu Suster?" Angga.
"Iya Dok. Percuma ganteng juga klo nyakitin." Tita.
Deg
Aldi merasa dirinya tengah di bicarakan berhenti sejenak sampai dokter Rehan menepuk bahunya.
"Mari Dokter." Ajak Rehan. Aldi pun tersenyum menundukkan kepalanya.
"Dokter.Angga, Bruder Joko, perkenalkan ini Dokter Aldi." Rehan.
"Selamat Datang Dokter selamat bergabung." Angga.
"Terima kasih Dokter. Mohon bimbingannya." Aldi.
"Selamat Datang Dokter. Saya Joko asprinya Dokter Angga." Joko.
"Terima kasoh Bruder." Aldi.
"Suster Tita, tidak berkenalan?" Angga.
"Sudah dong Dok." Tita.
"Jangan lupakan dia siapa Dok." Joko.
"Astaga! Saya lupa kalo Suster Tita aspri Dokter Rehan." Angga.
Dan semua pun tertawa bersama. Tita sekuat hati menahan perasaannya. Mengalihkan fikirannya.
"Kalo begitu saya permisi. Ada visit." Pamit Dokter Angga.
"Silahkan Dokter." Aldi.
"Tita, Dimana Dokter Maya dan Dokter Rido?" Rehan.
"Dokter Maya visit Dok. Dokter Rido masih di ruangannya." Tita.
"Baiklah. Mari Dokter Aldi saya perkenalkan dengan Dokter Rido." Rehan.
"Mari Dok." Aldi.
Setelah Rehan dan Aldi meninggalkannya Tita kembali mengatur nafasnya sesak. Rasanya Tita ingin berteriak dan menangis. Tapi, Tita begitu mampu mengendalikan hatinya. Saat ini dirinya tengah bertugas dan harus profesional.
Dokter Maya dan Bruder Danang datang setelah visit. Dan menghampiri Tita yang tengah konsentrasi pada pekerjaannya.
"Suster Tita." Maya.
"Eh, iya Dok?" Tita.
"Dokter barunya audah datang?" Maya.
"Sudah Dok. Sedang do ruangan Dokter Rido bersama Dokter Rehan." Tita.
"Owh! Baiklah. Ayo Nang, kita ke sana saja." Maya.
"Baik Dok." Bruder Danang.
Tita pun segera bersiap menuju OK bersama dengan Dokter Rehan. Setelah sesi perkenalan Dokter Aldi berpamitan dan akan kembali bertugas besok lusa.
Hari ini begitu melalahkan bagi Tita. Tita pun segera memesab ojek online menuju apartemennya. Tiba di apartemen Tita merebahkan tubuhnya di sofa. Hari ini begitu menguras tenaga dan fikirannya.
Saat Tita mencoba memejamkan matanya terdengar bunyi bel apartemennya. Dengan malas Tita menghampiri pintu dan melihat siapa tamu yang datang. Manik matanya melihat pria yang tak ingin dia temui.
Tita pun hanya diam di balik pintu tanpa ingin membuka pintu. Tubuhnya melorot ke bawah dan terduduk. Air matanya mengalir begitu saja tanpa permisi.
Aldi mencoba menghubungi Tita via telfon namun Tita hanya menbiarkan saja ponselnya tanpa ingin membukanya. Tita sengaja mengganti mode ponselnya dengan mode diam.
Tita tak ingin bertemu dengan Aldi setelah tau apa yang telah Aldi lakukan padanya. Tita tak ingin mendengar penjelasan apapun dari Aldi.
Setelah cukup lama Aldi berada di depan apartemen Tita akhirnya dirinya pun menyerah dan memilih pulang. Saat terdengar langkah kaki menjauh Tita menengok ke luar dan membuka pintunya melihat kepergian Aldi.
Sakit rasanya tapi ini yang terbaik menurutnya. Tita tak ingin menyingkap lagi masa bersama Aldi. Tita akan berusaha untuk menguburnya saja.
Setelah melihat Aldi masuk ke dalam lift Tita pun kembali masuk dan mengunci pintunya. Tita kembali merebahkan dirinya di atas sofa.
Tita
📱Halo, La.
Olla
📱 Kenapa Ta?
Tita
📱Barusan Aldi datang, gw ga bukain pintunya hiks...hiks...
Olla
📱Ta, Lu tenang ya. Mending Lu balik ke rumah aja deh jangan di apartemen.
Tita
📱Gw ga tau La. Gw ga akan bisa menghindari kehadirannya.
Olla
📱Maksud Lu? Kenapa begitu?
Tita
📱Dia kerja di rumah sakit tempat gw kerja sekarang La. Apa yang mesti gw lakuin sekarang La?
Olla
📱Astaga! Terus gimana?
Tita
📱Gw ga tau La. Rasanya ingin keluar aja La.
Olla
📱Lu tenang dulu Ta. Jangan gegabah. Gw ke sana ya.
Tita
📱Ga perlu La. Gw mau sendiri.
Setelah cukup lama panggilan pun di hentikan. Olla yang mengerti akan kesedihan sahabat sekaligus adik iparnya begitu sangat terpukul. Hanya saja Tita tetaplah Tita. Sudah sangat di pastikan Tita tak ingin di temui saat ini.
Olla pun menceritakan pada Tanio apa yang Tita ceritakan padanya. Olla pun meminta Tanio untuk membiarkan dulu Tita seperti apa yang dia mau. Dan tak perlu ikut campur dulu sampai Tita memintanya.
"Lalu kita harus bagaimana?" Tanio.
"Olla yakin Tita bisa mengatasinya Mas." Olla.
"Bagaimana kalo Tita nekat Sayang?" Tanio.
"Olla yakin Tita tak akan melakukan hal bodoh." Olla.
"Baiklah. Tapi, terus pantau dia ya sayang." Tanio.
"Sudah pasti sayang. Olla tak akan membiarkan Tita terpuruk." Olla.
Perbincangan pun terus berlangsung sampai terpaksa harus terhenti karena tangisan Cio yang meminta harus segera di hampiri. Olla pun segera menyusui Cio yang terlihat begitu lapar.
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat. 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Munira Fajar
aldi pratama
2024-07-04
0
yani suko
Aldi pratama...kok typo
2023-05-08
0
Johanah Tata
semangat Tita... kebahagiaan menantimu... jadikan Tita sebagai pribadi yang kuat
2022-05-08
0