Cukup lama Tita, Olla dan Melan mengobrol bersama begitu juga dengan Ken, Tanio dan Abimana. Tita memesan ojek online kembali untuk mengantarkannya pulang. Karena dirinya tak ingin merepotkan Kakaknya juga Melan dan Abimana.
"La, Mel. Gw balik duluan ya. Yang jemput gw udah di depan." Pamit Tita.
"Hah! Siapa? Aldi?" Olla.
"Ceh, dia udah gw buang ke afrika." Tita tertawa mengakhiri kalimatnya.
"Gil* tu anak." Olla.
Tanio, Abimana dan Ken tak menyadari kepergian Tita. Karena mereka tengah asik membicarakan bisnis. Begitulah para pria jika sudah bertemu. Bisnis dan hobi menjadi bahan pembicaraan.
"Loh, Tita mana?" Tanio.
"Sudah pulang tadi baru aja." Olla.
"Sama siapa?" Tanio.
"Katanya ada yang jemput." Melan.
"Siapa? Aldi" Abimana.
"Ceh, udah dia buang ke Afrika katanya." Melan.
"Hus, Kamu ini Yang." Abimana.
"Itu Tita yang bilang Kak." Olla.
Mereka berlima melanjutkan pembicaraan mereka tanpa Tita. Karena waktu sudah cukup malam mereka pun harus berpisah. Dan sangat di sayangkan Melan dan Abimana harus kembali ke LN besok pagi karena Abimana sudah meninggalkan pekerjaannya hampir satu minggu.
Sampai di apartemen Tita segera mencuci wajahnya dan memutuskan untuk tidur. Tita menyimpan ponselnya di atas nakas dan bersiap untuk tidur.
Pagi hari ponsel Tita berbunyi. Tita mengerjapkan matanya menyesuaikan pandangannya. Di ambilnya ponsel miliknya dan melihat id pemanggilnya yakni Dokter Rehan.
Tita
📱Selamat pagi Dok. Ada yang bisa di bantu?
Rehan
📱Kamu bisa datang ke rumah sebelum ke rumah sakit Ta?
Tita
📱Hah! Bisa Dok. Ada apa?
Rehan
📱Istri saya terjatuh kemarin sore dan terdapat beberapa luka di kening dan tangannya. Jadi, saya minta tolong kamu untuk merawat lukanya. Karena saya tidak tega melakukannya.
Tita
📱Baiklah Dok. Apa ada sesuatu yang perlu saya bawa Dok?
Rehan
📱Tidak ada. Kamu cukup membawa diri kamu saja.
Panggilan pun terputus. Tita bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Tak butuh waktu lama untuk Tita mandi dan menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Setelah itu dirinya bergegas pergi ke rumah Dokter Rehan.
Sampai di depan rumah Dokter Rehan Tita menyapa penjaga di depan. Mang.Dadang yang sudah mengenali Tita pun mempersilahkan Tita untuk masuk. Tita berjalan menuju pintu utama.
"Assalamu'alaikum..." Sapa Tita.
"Wa'alaikum salam." Jawab Seseorang dari dalam.
"Eh, Neng.Tita. Silahkan masuk Neng. Sebentar Bibi panggilkan Bapak dulu." Bibi.
"Terima kasih Bi." Tita.
Tita duduk di ruang tamu menunggu Dokter Rehan. Tak lama Dokter Rehan pun keluar menemui Tita.
"Ya ampun Ta, sepagi ini?" Dokter Rehan.
"Eh, Iya Dok. Biar ga terlalu kesiangan ke rumah sakit." Tita.
"Tita, kamu kan nanti bisa pergi dengan saya." Dokter Rehan.
"Ga usah Dokter saya ga enak sama yang lain kalo datang sama dokter." Tita.
"Ya ampun Tita ngapain sih mikirin kata orang lain. Ayo sini istri saya ada di kamar bersama Ibu." Dokter Rehan.
Tita pun mengikuti langkah Dokter Rehan. Sampai di depan kamar Dokter Rehan Tita melihat Ken melintas di dekat pintu samping tak menggunkaan pakaian hanya menggunakan celana training.
"Astagfirullah." Ucap Tita.
"Kenapa Ta?" Dokter Rehan.
"Hm... Eh, ngga apa-apa Dok." Tita.
Mereka pun masuk. Ayumi dan Nyonya Laura menyambut hangat Tita. Tita duduk di kursi sebelah tempat tidur Ayumi. Dirinya bersiap untuk membersihkan luka Ayumi.
"Maaf ya Bu. Tita mulai membersihkan lukanya dan ini akan sangat sakit." Ucap Tita permisi.
"Iya Ta. Lakukanlah." Ayumi.
Dokter Rehan naik ke atas ranjang dan duduk di samping Ayumi. Memeluknya memberikan kekuatan dan ketenangan pada Ayumi selama Tita membersihkan lukanya. Luka di tangannya cukup lebar dan dalam yang membuat Ayumi meringis menangis.
"Sudah Bu. Nanti jangan terlalu banyak menggerakkan tangannya ya Bu." Tita.
"Terima kasih Tita." Ucap Ayumi tulus.
"Sama-sama Ibu." Tita.
"Kalo begitu Tita permisi dulu Dok, Bu, Nyonya. Tita mau ke rumah sakit." Pamit Tita.
"Loh, sarapan dulu yuk." Ajak Nyonya Laura.
"Terima kasih Nyonya, Tita kebetulan sudah sarapan tadi di rumah." Tolak Tita halus.
"Bener? Ya sudah tunggu dulu di sini. Nanti berangkat bersama dengan suami saya." Ayumi.
"Tidak usah Bu. Saya ga enak sama teman-teman di rumah sakit kalo saya datang bersama Dokter." Tita.
"Astaga Tita ngapain mikirin kata orang sih." Ayumi.
"Karena Dokter Rehan pimpinan di Rumah sakit Bu." Tita.
"Loh, memangnya kenapa?" Nyonya Laura.
"Jangan sampai citranya turun hanya karena gosip murahan." Tita.
Dokter Rehan, Nyonya Laura dan Ayumi mengangguk.
"Tita, boleh saya memeluk kamu?" Ayumi.
"Tentu." Jawab Tita mantap.
Tita dan Ayumi pun saling berpelukkan.
"Terima kasih sudah menjaga suami saya Ta." Ayumi.
"Tuhan yang menjaganya Bu bukan Tita." Tita.
Ayumi pun melepaskan pelukkannya kemudian mendaratkan ciuman di pipi Tita. Tita tak kuasa menahan haru matanya pun berkaca-kaca. Tita menyunggingkan senyuman manisnya.
"Tunggu Nak. Kamu datang ke sini menggunakan ojeg bukan. Sebentar kamu tunggulah disini temani Ayumi sarapan. Nanti kamu ke rumah sakit di antar pokoknya." Titah Nyonya Laura.
"Tapi, Nyonya..." Ucap Tita tercekal.
"Tidak ada penolakan. Kamu temani Ayumi sarapan. Kamu Re sarapan bersama kita." Nyonya Laura.
"Baiklah Bu." Dokter Rehan.
"Titip istri saya Ya Ta." Dokter Rehan.
"Siap Dokter." Ucap Tita memberi hormat.
Dokter Rehan dan Ayumi pun tertawa bersama melihat tingkah Tita. Tita menyuapi Ayumi makan sementara yang lain sarapan di meja makan.
"Ken, kamu masih belum ke kantor hari ini?" Nyonya Laura.
"Tidak Bu. Anton yang akan ke sini siang nanti." Ken.
"Ibu bisa minta tolong?" Nyonya Laura.
"Apa Bu?" Ken.
"Tolong antarkan Tita ke rumah sakit." Nyonya Laura.
Uhuk... Uhuk...
"Kenapa Ken? Bukannya Kak.Re mau ke rumah sakit. Kenapa ga sekalian saja." Ken.
"Kamu mau dengar gosip murahan tentang Rehan dan Tita?" Nyonya Laura.
"Bu,," Ken merajuk.
"Kenapa? Kamu takut super model Kamu marah?" Nyonya Laura.
" Tidak." Jawab Ken tegas.
"Klo begitu antarkan Tita ke rumah sakit." Nyonya Laura.
"Baiklah." Ken.
Setelah menyelesaikan sarapannya Ken pun naik ke atas untuk bersiap mengantarkan Tita. Ken turun menggunakan celana santai selutut dan kaos polos warna merah marun yang kontras dengan warna kulitnya.
"Hm... Ayo." Ucap Ken di ambang pintu kamar Ayumi. Semua yang berada di dalam kamar.
"Bicara dengan siapa kamu?" Tanya Ayumi.
"Tadi Ibu menyuruhku." Ken.
"Ibu? Menyuruh apa?" Nyonya Laura.
"Bu, ayolah." Ken.
Nyonya Laura, Ayumi dan Dokter Rehan menahan senyumnya. Hanya Tita yang nenunduk tidak enak.
"Tita, di antar Ken ya ke rumah sakitnya." Nyonya Laura.
"Tapi Bu," Ucap Tita terputus.
"Tidak ada penolakan kali ini." Nyonya Laura.
"Baik Bu." Tita.
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Mella Soplantila Tentua Mella
😘😍😘😍
2022-11-18
0
rusidah siti
Padahal kan Rehan juga dokter knp harus Tita yg jahit lukanya?
2022-10-05
0
Pencinta novel🤭
Apa cuma saya yang baca novel ini masih gagal paham?
2022-06-12
0