Seperti perintah Nyonya Laura Tita pun pergi ke rumah sakit di antarkan oleh Ken. Dengan tetap menundukkan kepalanya Tita masuk kedalam mobil Ken. Tita mengalihkan pandangannya ke arah jendela samping kirinya sementara Ken konsentrasi mengemudi.
"Hm... Sudah lama bekerja di rumah sakit?" Tanya Ken memecah suasana.
"M.. Belum ada setahun Pak." Tita.
"Kalo berteman dengan istri Tanio sudah lama?" Ken.
"Hah! Tanio? Olla maksudnya?" Tita.
"Iya. Siapa lagi? Memang Tanio punya istri lebih dari satu?" Ken.
"Eh, tidak. Tapi, darimana Bapak Tau saya berteman dengan Olla?" Tita.
"Ceh, kau lupa kita bertemu tadi malam?" Ken.
"Tadi malam?" Tita.
"Kamu lupa atau pura-pura lupa?" Ken.
"Maaf, saya rasa tadi malam saya.... Owh! Bapak yang datang terlambat itu ya?" Tanya Tita mengingat kejadian semalam.
"Hm.." Ken.
"Maaf Pak. Saya kurang memperhatikannya." Tita.
"Jadi, sudah lama kalian berteman?" Tanya Ken lagi.
"Sudah sejak putih abu-abu Pak." Tita.
"Bisa sedekat itu? Bukannya Istrinya Nio itu axel ya?" Tanya Ken.
"Iya Pak. Kebetulan kita satu kelas yang sama. Makanya kita bertiga dekat karena kami sama-sama dari kelas axel." Tita.
"Owh! Berarti Istri Nio sama Abi juga perawat kaya kamu?" Ken.
"Tidak Pak. Olla mengambil management Bisnis dan Melan design interior." Tita.
"Owh! Kamu ga ngambil S2 juga seperti dua teman kamu?" Ken.
Tita hanya tersenyum menjawab pertanyaan Ken. Tak terasa mobil Ken sudah memasuki halaman rumah sakit. Ken menghentikan mobilnya tepat di pintu masuk rumah sakit.
"Terima Kasih Pak." Ucap Tita tulus.
Tapi, saat Tita akan membuka pintu mobil Ken manggilnya.
"Tita.." Panggil Ken.
"Ya. Tita membalikkan tubuhnya.
"Bisa jangan memanggil saya Bapak?" Ken.
"Hah! Eh, maksudnya?" Tita.
"Abi dan Nio kamu panggil apa?" Ken.
"Ka..kak." Jawab Tita terbata.
"Lakukan hal yang sama kepada saya." Ken.
"Hmm.. Baiklah. Terima kasih Kak." Ucap Tita kemudian turun dari mobil tanpa menunggu jawaban Ken.
Ken menghela nafasnya ketika Tita sudah keluar dari mobilnya. Ken melajukan kembali mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumahnya. Ken tidak ingin bertemu dengan Frida. Karena bisa saja dirinya masih terus berusaha datang ke kantornya.
Di Perusahaan ITO grup.
"Maaf Nona ada yang bisa di bantu?" Tanya Resepsionis pada Frida yang datang dengan penampilan yang berbeda.
"Saya mau bertemu CEO perusahaan ini." Frida.
"Maaf Nona. Tapi, tuan Ito tidak berada di tempat." Resepsionis.
"Tidak apa-apa saya akan bertemu dengan Tuan Ken." Frida.
"Maaf Nona. Tapi, Tuan Ken juga sedang tidak ada." Resepsionis.
"Kamu jangan berbohong ya sama saya. Saya hubungi pacar saya di pecat kamu." Ancam Frida kesal.
"Maaf Nona. Karena memang begitu. Silahkan Anda hubungi saja." Resepsionis.
"Huh!" Kesal Frida kemudian berjalan ke luar dari gedung perusahaan itu. Frida memesan taksi online untuk mengantarkannya pulang ke kontrakan yang tak layak menurutnya tapi mau tak mau dirinya harus bisa tinggal di sama sementara waktu.
Tak hilang akal. Frida pun kembali ke rumah Ken untuk menemuinya setidaknya jika Ken tak ada dia bisa menanyakan pada ormag tuanya kemana Ken pergi. Bersamaa dengan mobil ken masuk taksi online yang di sewa Frida berhenti di depan rumah Ken.
Frida segera blturun dan berlari mengejar mobil Ken yang naru saja masuk.
"Ken, sayang." Panggil Frida.
"Maaf Nona. Anda memanggil siapa?" Penjaga.
"Kau tidak melihat atau pura-pura. Itu Ken kan?" Frida.
"Maaf Nona. Itu memang mobil Tuan Ken. Tapi Ujang yang membawanya." Mang.Dadang.
"Kamu jangan bohong. Awas saya mau masuk." Frida menerobos.
"Maaf Nona. Di rumah sedang tidak ada orang. Silahkan Nona kembali lagi nanti." Mang.Dadang.
Dengan geram Frida pun pergi meninggalkan rumah Ken. Ken yang melihat dari dalam mobil menghela nafasnya kasar. Setelah memastikan Frida keluar dari gerbang rumahnya Ken aegera turun dan masuk kedalam rumah.
Seperti biasa Ken mengerjakan tugas kantornya di rumah. Bosan di ruang kerjanya Ken membawa pekerjaannya ke halaman belakang rumahnya. Sambil bekerja Ken bisa menyaksikan kedua orang tuanya berkebun di kebun yang sengaja di buat oleh Rehan di belakang rumahnya.
Keluarga Rehan dan Ayumi memang tinggal terpisah dengan Nyonya Laura dan Tuan Ito. Hanya saja sekarang Ayumi tengah sakit dan Dokter Rehan tak ingin istrinya kesepian jadilah untuk sementara mereka tinggal di rumah Nyonya Laura dan Tuan Ito.
"Ken, bagaimana kerja kamu?" Tuan Ito.
"Alhamdulillah lancar Yah." Ken.
"Syukurlah." Tuan Ito.
"Ayah dan Ibu beristirahatlah. Sejak tadi Ken lihat kalian berdua berlum istirahat." Titah Ken.
"Ya, kau juga jangan lupa istirahat." Tuan Ito.
"Iya Yah. Saat makan siang nanti Ken panggil Ayah dan Ibu." Ken.
Frida bertemu dengan Anton saat Anton telah melakukan meeting bersama klien di restoran. Frida tak menyia-nyiakan kesempatan segera mendekati Anton.
"Anton." Panggil Frida.
Anton menoleh saat nama dirinya merasa di panggil. Dan memasang muka malas ketika tau siapa yang memanggilnya.
"Ada apa Nona?" Tanya Anton.
"Dimana Ken?" Tanya Frida tanpa basa-basi.
"Maaf Nona. Ada apa anda menanyakan Tuan Ken?" Anton.
"Ceh, jangan pura-pura kamu ya Ton. Cepat katakan dimana dia." Frida.
"Maaf Nona. Jika ada pesan disampaikan saja pada saya." Anton.
"Aku mau bertemu dengan Ken bukan dengan Mu." Frida mulai kesal.
"Kalo begitu kenapa anda memanggil saya Nona?" Anton.
"Ah, cepat katakan dimana dia?" Frida.
"Maaf Nona saya masih banyak pekerjaan. Permisi." Anton.
"Arrrggghh...." Frida.
Anton meninggalkan Frida begitu saja dengan kekesalannya. Anton segera kembali ke kontor dengan setumpuk laporan yang harus dia bawa ke rumah Ken.
Sementara di rumah sakit. Tita dan Dokter Rehan terus hilir mudik ruangannya dan ruang OK. Karena jadwal operasi yang cukup padat. Mega yang tengah mengandung anak ke dua sudah sangat kerepotan dengan perutnya yang semakin membesar.
"Kak, tidak cuti melahirkan?" Tita.
"Tidak Ta. Biarkan saja. Jika lahir toh aku kerja di rumah sakit." Jawab Mega cengengesan.
"Astaga Kakak. Jangan begitu." Tita.
"Saat anak pertama lahir pun aku cuti setelah melahirkan Ta. Aku melahirkan setelah menemani Dokter Rehan di ruang OK." Mega.
"Serius?" Tita.
"Ya, saat di ruang OK perutku sudah sangat mulas hanya saja saya tahan. Saat itu kan belum ada yang membantu Ta. Sesekali Joko tapi kalu itu Joko pun berada di ruang OK. Setelah keluar dari OK saya segera menelfon suami untuk segera ke ruang VK." Kenang Mega saat kelahitan Putri pertamanya.
"Astaga! Dan Kakak berjalan sendiri dari ruang OK ke ruang VK." Tita.
"Iya. Tapi, setelah dekat ruangan Suster VK segera menghampiri membawa kursi roda karena saya sudah menelfon dokter Mayang sebelumnya." Mega.
"Super women."
🌻🌻🌻
Jangan lupa like dan komennya ya sahabat 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
Anna Irhamna Bona
knp ken menghidar kaya cowok banci aja ...harus nya kan d hadapi s firda biar enga berlarut2 masalah nya ...
2021-12-28
1
Mauli_datun
maraton,,,,, bagus kok ceritanya
2021-10-15
1
Jumi Saddah
semoga bisa lbih banyak up,,,kereeeeeen sih ceritax,,😊😊😊
2021-10-08
2