Mobil berhenti disebuah apartement mewah. Zeya melihat ke sekeliling apartement. Dia heran kenapa Arka membawanya kesini.
Dan entah kenapa pikirannya jadi tak karuan. Dia jadi berpikir macam-macam pada Arka. Matanya menatap tajam ke wajah Arka.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" tanya Arka heran
"Bapak ngapain ngajak saya kesini?" tanyanya menyelidik
"Kamu jangan berpikiran macam-macam"
"Trus ini kenapa berhenti di depan apartement?"
"Hmmm, saya mau menyewakan apartement untukmu?
"Hah?" mulut Zeya terbuka lebar
"Saya rasa tinggal dikontrakan itu tidak aman, apa lagi bertetanggaan sama laki-laki seperti preman itu"
"Maksud bapak?"
"Itu laki-laki yang pernah nganterin kamu pulang ke kosan"
"Oh mas Randi. Dia gak se-serem itu pak, dia baik kok"
"Emang kamu kenal dekat sama dia, bisa nyimpulin kalau dia baik"
"Ya sama kayak bapak, belum lama kenal juga" sindirnya
"Balik lagi ke permasalahan, ini apartement mewah saya nggak mau buang-buang duit" jelas Zeya
"Lagian juga gajiku nggak bakal cukup buat nyewa apartement"
"Siapa yang nyuruh kamu yang bayar"
"Trus?"
"Saya yang akan bayar sewanya"
Mata Zeya kembali membulat seperti bola.
"Dengan syarat"
Apa-apaan pak Arka
Mau nyewain apartement untukku tapi pake syarat segala
Nggak nggak nggak, udah nggak beres ini
Dikira aku wanita gampangan kali!
Maaf pak, Zeya bukan wanita seperti itu
"Sebelumnya makasih, tapi sebelum bapak nawarin, dengan rendah hati saya menolaknya!" kata Zeya tegas
"Dengar dulu"
"Ini baik buat kamu dan baik juga buat saya"
"Nggak ngerti maksud bapak apa"
"Jadi saya akan menyewakan apartement atau kalau kamu nggak suka bisa cari rumah, asal kamu mau mengurus saya"
Zeya masih tidak mengerti dengan kata-kata Arka.
"Mengurus gimana maksud bapak?"
Anak kecil kali minta diurus!!! batin Zeya kesal
"Maksudnya, kamu cukup buatkan kopi untuk saya"
"Sarapan dan makan siang pun kamu yang nyiapin"
"Gampang kan"
Oh aku tahu
Maksud pak Arka, aku disuruh jadi asisten rumah tangganya!
Oh gitu...
"Gimana?"
Zeya menatap tajam ke wajah Arka.
"Bapak tau kan, saya sudah bekerja dikantor bapak"
"Lalu kenapa bapak menawari pekerjaan lain untuk saya"
"Itu pekerjaan sampingan buatmu Zey"
"Tidak akan mengganggu pekerjaan pokokmu"
Zeya tampak sedang berpikir. Dia menimbang-nimbang tawaran Arka untuknya.
"Jangan kelamaan berpikir"
"Itung-itung kamu nggak bayar kos perbulan"
"Selain itu kamu berbuat baik pada saya"
"Coba jelasin lagi tugas saya apa aja"
Arka menarik nafas pelan
"Jadi, pertama kamu cukup membuatkan kopi pagi dan siang setelah jam istirahat"
"Kemudian yang kedua, masakan saya makanan untuk sarapan dan bekal untuk makan siang"
"Hari libur free, kecuali mendesak saya beri uang tambahan"
"Nggak sulit kan pekerjaan sampingan dari saya"
Iya juga sih nggak sulit
Hmmm gimana ya???
Zeya masih tampak berpikir lagi
"Untuk uang belanja bulanan masak dari saya"
"Kamu tinggal masak aja"
"Oh ya satu lagi, kamu bebas memilih apartement disini atau kawasan perumahan. Dan kamu juga saya fasilitasi kendaraan"
Zeya masih terdiam memikirkan kata-kata Arka.
"Saya tak ingin menunggu lama jawabanmu"
"Kalau nggak mau, ya udah saya cari orang lain aja"
"Oya uang gajimu bisa full untuk keluargamu, karena kamu juga dapat gaji dari pekerjaan sampingan itu"
Gajiku kerja dikantor cukup lumayan,
Bila menerima tawarannya aku bisa cepat mengumpulkan uang untuk membelikan rumah yang layak buat ibu dikampung
"Saya beri waktu lima menit untuk berpikir" kata Arka sambil menahan senyum
Zeya masih diam mematung.
"Sepuluh detik lagi" Arka mengingatkan
"Lima, empat, tiga, duuu"
"Mau pak, saya terima tawaran bapak" kata Zeya
"Jadi deal ya"
"Iya deal"
"Salaman dulu" kata Arka
"Oke sekarang kita turun lihat apartement yang akan kamu tempati"
"Saya kurang suka tinggal diapartement" jawabnya
"Hmmm"
"Aku mau tinggal diperumahan aja pak"
"Tidak perlu mewah"
Arka memencet tombol panggilan. Sepertinya dia hendak menghubungi seseorang.
"Halo"
"Saya ingin membeli rumah di perumahan bapak"
"Hmmm, ya"
"Saya mau sekarang juga melihat rumahnya"
"Oke, saya kesana"
Arka menatap Zeya yang sedang memainkan ponselnya.
"Kita lihat rumahnya sekarang, ada tiga unit yang masih kosong"
"Kamu pilih sendiri yang kamu mau"
Zeya benar-benar tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Arka akan membeli rumah dan menyuruh dia yang memilih.
Ada perasaan senang dihatinya. Namun lagi-lagi dia sadar, semua ini hanya karena Arka ingin dia mengurusnya.
Aku hanyalah asisten rumah tangga khusus untuknya pikir Zeya
"Pak Arka"
"Hmmm"
"Apakah bapak tidak buang-buang uang dengan membeli rumah untuk saya tempati"
"Kenapa kamu berpikir seperti itu, bukankah beli rumah termasuk investasi"
"Iya juga sih" kata Zeya membenarkan
Mereka berdua menuju sebuah perumahan cukup bagus. Jarak antara kantor perumahan utu sekitar empat kilo meter. Waktu yang ditempuh kira-kira lima belas menit.
Arka sengaja mencarikan rumah yang tak terlalu jauh dari kantor.
"Kamu bisa naik motor?"
"Bisa dong pak"
"Saya akan belikan motor untukmu, agar bisa kamu pake ke kantor"
"Makasih banyak pak"
"Jangan makasih aja, belajar masak lagi"
"Jangan sampai saya rugi, udah bayar kamu tapi kamu tidak bisa masak" tandasnya
Fiuhhhhhh
Udah nggak usah disahutin Zey,
Diemin aja
Anggap nggak denger apa-apa
"Kamu dengar nggak?"
"Iya pak, dengar"
"Baguslah"
Mobil berhenti didepan area masuk perumahan. Ada seorang laki-laki berbadan tambun sedang menunggu mereka.
Arka pun mengklaksonnya.
Mereka berdua tampak sudah saling kenal. Orang itu pun masuk kedalam mobilnya. Kemudian melajukan mobil dan Arka mengikutinya dari belakang.
"Ayo turun"
Arka dan Zeya turun dari mobil. Mereka berada di depan sebuah rumah dikawasan perumahan.
Mereka berdua menyalami bapak pemilik perumahan beserta satu orang asistennya.
"Gimana kabarnya pak Arka"
"Baik pak"
"Kita langsung saja lihat rumahnya" kata orang itu
"Saya tidak bisa lama-lama karena saya ada keperluan lagi"
"Terima kasih pak, udah mau menyempatkan waktunya untuk saya" jawab Arka
"Sama-sama, saya senang bisa membantu bapak"
"Saya ingin membeli rumah untuk ditempati Zeya" katanya
"Ohh"
Laki-laki itu menatap wajah Zeya sambil tersenyum.
"Jadi ada tiga unit yang masih kosong pak" laki-laki itu menunjuk rumah
"Satu dipinggir ada tanah hook, yang kedua rumah disebelahnya"
"Dan yang ketiga rumah keempat dari pinggir sebrang jalan itu"
Mereka berempat masuk untuk melihat-lihat isi dalam rumah. Rumah yang tidak terlalu besar seperti yang Zeya mau. Terdapat dua kamar tidur masing-masing memiliki kamar mandi. Ruang tamu cukup besar, ruang tengah dan dapur.
Serta teras yang di design seperti garasi untuk menaruh kendaraan.
"Kamu mau yang mana Zey" bisik Arka
"Hmmm Zeya suka yang pinggir itu pak, rumah nomor satu"
"Baiklah"
"Pak Ari, untuk segala administrasi dan pembayaran besok sekretaris saya akan urus"
"Baik pak terima kasih banyak"
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Yesi Triyanto
beh enak bngt jadi zeya
2021-12-16
1