Zeya bangun pagi-pagi sekali. Ia segera mempersiapkan berkas-berkas yang harus dibawa untuk melengkapi data dirinya.
Hari ini ia memakai kemeja pendek berwarna mocca dan memakai celana panjang berwarna hitam. Rambut sebahu diurai menambah kesan wajahnya yang manis.
Sisi kiri poninya dipakaikan jepit kecil semakin membuatnya tampak anggun. meskipun dengan pakaian yang biasa tidak bisa dipungkiri kalau Zeya memiliki wajah yang cukup menarik.
Dia melangkahkan kakinya menuju kantor. Dimana hari ini adalah hari pertama dia bekerja. Sekitar lima belas menit ia berjalan sampailah di kantor itu.
Senyum tipis menghiasi bibirnya.
Zeya, semangat!💪 batinnya lirih
Gedung masih nampak sepi. Namun ia langsung menuju pos security hendak bertanya.
"Permisi pak"
Seorang security dengan wajah ramahnya menatap wajah Zeya.
"Iya, ada yang bisa saya bantu bu, ehh mbak" katanya sambil gugup
Mau manggil bu tapi kok masih muda, manggil mbak tapi gimana kali ya. Haha
"Pak, saya mendapat panggilan kerja hari ini"
"Atas nama siapa ya" katanya sambil mengambil buku dimejanya
"Atas nama ZEYA PUTRI" ucap Zeya dengan jelas
"Oh iya ini ada, mbak masuk aja kesitu" sambil menunjuk pintu masuk gedung tinggi itu
"Tunggu aja di lobby ya mbak, sekitar pukul setengah delapan jam kerja baru dimulai"
"Nanti akan ada team HRD yang akan menemui mbak" jelasnya
"Terima kasih"
"sama-sama mbak"
Setelah pamit Zeya pun bergegas menuju lobby sesuai arahan Security tadi.
Zeya melirik arloji yang dipakainya.
Masih dua puluh menit lagi pikirnya.
Ia duduk disofa yang ada di lobby itu. Sambil melihat-lihat sekelilingnya.
Tak berapa lama gedung mulai ramai karena karyawan sudah berdatangan. Zeya melihat penampilan orang-orang di kantor itu. Mereka tampak rapi dan terlihat berwibawa dengan pakaian yang mereka pakai.
Penampilannya sungguh tak sebanding dengan mereka.
Tak apa aku seperti ini yang penting aku akan bekerja sungguh-sungguh.
Zeya menyemangati dirinya sendiri agar tak ciut ketika bekerja bersama mereka.
****
Setelah menyelesaikan dokumen-dokumen data dirinya. Ia diantar oleh bu Rika selaku team HRD Keruangan kerja divisi yang menerimanya.
TOK TOK
Bu Rika membuka pintu ruangan besar itu. Ada beberapa orang diruangan itu.
"Permisi pak Arka"
Sosok pria bertubuh atletis tampak duduk dikursi meja kerjanya. Dia memakai stelan jas berwarna hitam. Wajahnya yang sangat maskulin membuat siapa saja yang melihatnya pasti tertarik.
Bisa dibilang wajahnya meresahkan!!!
"Silahkan masuk bu Rika"
Ia mengekor dibelakang bu Rika. Kami duduk dikursi depan meja kerjanya.
"Ini Zeya Putri pak, karyawan baru yang bapak acc menjadi team divisi disini"
"Oh iya"
Arka mengulurkan tangannya. Dengan cepat Zeya menyambut uluran tangan itu.
"Saya Zeya pak"
"Saya Arka, atasan kamu disini"
"Iya pak"
"Oya kalau begitu saya pamit dulu pak Arka, masih ada urusan lain yang harus saya kerjakan"
"Oh silahkan bu"
Bu Rika pun meninggalkan ruangan ini.
Kulihat ada sekitar tujuh orang yang menjadi bawahan pak Arka. Berarti delapan orang denganku saat ini.
"Zeya, kamu perkenalkan diri kamu dengan rekan-rekan kerjamu" kata Arka tanpa melihat wajah yang disuruhnya.
"Baik pak"
Zeya berjalan menghampiri mereka satu persatu untuk memperkenalkan diri.
Kuharap rekan-rekan kerjaku bisa bekerjasama dengan baik padaku.
"Erin kamu tunjukan meja kerja untuk Zeya"
"Baik pak"
"Zeya itu meja kerjamu"
Wanita muda yang bernama Erin itu menunjuk sebuah meja kerja yang berada diujung dekat jendela kaca.
"Terima kasih mbak"
"Panggil aja aku Erin, mungkin usia kita hanya terpaut selisih satu atau dua tahun" kata Erin sambil tersenyum
"Iya Erin" jawabku singkat
"Erin, kamu ajari Zeya kerjaan apa saja yang harus dia handle"
"Baik pak"
Rekan-rekan kerja lainnya sedang fokus dengan kerjaan masing-masing.
Zeya duduk dikursinya sementara Erin menjelaskan pekerjaan yang harus dia pahami. Arka menyuruh Erin untuk mengajarinya selama satu bulan kedepan.
***
Saat itu..
Arka menatap layar monitor didepannya. Ia membaca cv lamaran kerja yang diajukan oleh beberapa pengirim email.
Arka membaca satu persatu cv mereka. Mata Arka tertuju pada pasphoto sosok gadis berparas manis.
ZEYA PUTRI nama yang indah batinnya.
Arka membaca-baca secara detail semua cv lamaran kerja dari gadis itu. Gadis itu baru lulus kuliah dan termasuk lulusan terbaik dikampusnya.
Parasnya sungguh manis batinnya sambil tersenyum kecil.
Entah kenapa hati Arka terdorong untuk menerima Zeya menjadi anak buahnya.
"Erinnnn" suara Arka memanggil Erin
"Iya pak, ada yang bisa saya bantu"
"Tolong kamu urus panggilan kerja atas nama Zeya Putri ke bagian HRD"
"Emmmm, maksudnya langsung kerja, tidak melalui tahap seleksi dulu pak???" tanya Erin ragu-ragu
"Kamu denger kan yang saya ucapkan barusan"
"Kamu segera urus agar senin depan dia bisa kerja disini"
"Ehh iya pak, saya akan urus" jawab Erin gugup
Dalam benak Erin bertanya-tanya kenapa bossnya bisa langsung menerima seseorang untuk bekerja disini. Biasanya ia paling selektif dalam mencari karyawan untuk dijadikan bawahannya.
Arka mengibaskan tangannya mengisyaratkan agar Erin segera kembali ke meja kerjanya.
Memang Arka tipe atasan yang bisa dibilang tegas dan berwibawa. Tak heran bila anak buahnya merasa takut kalau ia sudah mengencangkan suaranya.
Arka adalah seorang pria muda yang mapan. Diusianya yang baru menginjak dua puluh tujuh tahun, dia sudah menjabat sebagai manager bagian marketing.
***
Senin pagi ketika Arka menuju ruang kerjanya ia melewati lobby. Matanya tak sengaja tertuju pada sosok gadis itu. Ya sosok gadis di pasphoto itu. Ia sedang menunduk melihat arloji ditangannya.
Penampilannya sederhana tapi wajahnya menarik.
Menarik perhatianku batin Arka
Ketika gadis itu mendongakan wajahnya buru-buru Arka mengalihkan pandangannya.
Bibirnya menyunggingkan senyum manis. Arka pun bergegas melangkahkan kakinya lagi menuju ruang kerjanya.
***
Didalam ruangan Arka mencuri-curi pandang ke arah Zeya. Wajah gadis itu tampak polos, ia terlihat tenang mendengarkan penjelasan dari Erin.
*Ada apa sebenarnya dengan Zeya???
Kenapa dia menarik dimataku
Apakah dia punya sumber magnet? batin*nya kemana-mana.
Padahal sebelumya ia sempat mempunyai hubungan dengan Dela, anak dari pemilik perusahaan ini. Orang yang sangat berjasa dihidupnya.
Pak Tama orang yang begitu baik telah menolong hidupnya. Dan pak Tama sudah menganggap Arka seperti keluarganya sendiri. Bahkan seperti anaknya.
Arka dan Dela menjalin hubungan hanya sekitar dua bulan. Dan itu pun Dela yang menyatakan cinta. Awalnya Arka ragu karena pada dasarnya ia tidak mempunyai perasaan pada Dela.
Namun karena Arka belum pernah merasakan jatuh cinta pada seorang gadis. Apa salahnya bila ia mencoba menjalin hubungan dengan Dela. Siapa tau ia bisa mencintainya.
Tapi ternyata hubungan itu tak bertahan lama karena Dela tipikal gadis yang suka dengan dunia malam.
Tak jarang dia pulang malam dan mabuk bersama teman-temannya. Itu salah satu hal yang membuat Arka tidak bisa mencintainya. Dela terbiasa hidup diluar negeri, punya gaya hidup bebas.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments