****
Meskipun makanan yang Zeya masak asin, mereka berdua tetap memakannya. Arka melarang makanan itu dibuang. Sayang katanya. Diluar sana masih banyak yang membutuhkan makanan.
Mereka menambahkan kecap manis untuk mengurangi asinnya.
"Tidak terlalu asin pak kalau ditambahin kecap, cobain deh"
Zeya menuangkan sedikit kecap di atas lauk yang ada dipiringnya.
"Iya Zey, lumayan berkurang asinnya"
"Emang kamu nggak pernah masak sebelumnya?"
"Hmmmmm, nggak pernah pak. Bisanya cuma masak mie sama goreng telur"
"Bahahaaaaaa, tadi kenapa kamu bilang bisa"
Baru kali ini Zeya melihat Arka tertawa puas seperti itu. Dia mengerucutkan bibirnya.
Setelah selesai makan mereka membersihkan peralatan makannya.
"Zey, kamu ikut saya ya"
"Kemana lagi pak?"
"Udah ikut aja"
"Oke pak, oh ya kenapa bapak tidak mempunyai asisten rumah tangga?"
"Saya punya asisten rumah tangga, setiap pagi dan sore dia datang kesini untuk membersihkan rumah. Bi Ida namanya"
"Tapi saya tidak mengijikannya masak, saya lebih suka masak sendri"
Zeya mengangguk-angguk kecil.
****
Pukul dua siang mereka siap-siap untuk pergi lagi. Arka sudah mandi dan tampak lebih segar. Dia memakai baju putih, celana jeans panjang. Dia juga memakai topi berwarna hitam.
Lagi-lagi Zeya mencuri-curi pandang. Dia terkagum-kagum melihat ketampanan bosnya itu.
Si es batu dari kutub utara
Tapi sebenarnya dia tak sedingin ketika dikantor
Dia juga punya sisi hangat, buktinya dirumah dia tersenyum dan tertawa batin Zeya menganalisa atasannya
"Kamu kenapa bengong" suara Arka mengagetkannya
"Ayo siap-siap"
"Saya sudah cuci muka kok pak, udah rada segar"
Arka mengamatinya kemudian berlalu.
"Ayo kita berangkat"
Mau kemana lagi ini batin Zeya
Mobil melaju ke jalanan yang tampak ramai. Hari ini hari sabtu malam minggu. Jadi wajar kalau banyak orang hendak liburan.
Zeya melihat pemandangan gedung-gedung menjulang tinggi.
Jakarta..
kota metropolitan
Kota besar pusat pemerintahan dan perekonomian
Banyak gedung-gedung pencakar langit
Benar-benar menakjubkan
Didalam mobil mereka berdua sedikit bicara. Zeya sibuk melihat pemandangan kota Jakarta sedangkan Arka fokus menyetir mobil. Wajah Arka nampak sedikit muram seperti ada kesedihan didalamnya.
Mobil berhenti dipelataran sebuah panti asuhan. Zeya menatap wajah Arka yang terlihat murung. Mereka berdua turun dari mobil. Beberapa anak berlarian kearah Arka. Zeya sedikit terkejut.
Nampaknya pak Arka sering kesini sehingga anak-anak begitu akrab denganya.
"Mas Arkaaaaaaa" mereka memanggilnya sambil berlari-lari kecil
Arka berjongkok sambil merentangkan tangannya. Beberapa anak itu dipeluknya.
"Mas, kenapa lama sekali tidak datang kemali" tanya anak sekitar berusia empat tahun yang cadel, bertubuh gembul dan menggemaskan
"Maafkan mas Arka ya, mas sibuk dikantor" kata Arka sambil mengusap-ngusap pipi cabinya
"Kita semua menunggu mas Arka" kata anak lain lagi yang kira-kira berumur sembilan atau sepuluh tahun
"Maafkan mas Arka"
"Itu siapa mas? Kakak manis itu" bisik anak perempuan
Arka menengok kearah Zeya yang berdiri tegak dibelakangnya
"Itu teman mas, namanya kakak Zeya"
"Teman atau pacar" ledek anak yang satunya lagi
"Shhhhhh" kata Arka tersenyum sambil mendekatkan jari telunjuk ke bibirnya sendiri
"Ayo kita masuk kedalam" ajak Arka ke anak-anak
"Zey ayo kita masuk kedalam"
"Iya pak"
Mereka disambut hangat oleh pengurus panti asuhan. Arka begitu akrab dengan semua pengurus panti. Zeya hanya memperhatikannya.
"Bu indah kenalin, ini temen saya Zeya namanya"
Zeya tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada bu Indah.
"Senang bertemu denganmu mbak Zeya" katanya ramah
"Terima kasih bu"
Arka juga mengenalkan Zeya kepada beberapa pengurus panti lainnya.
"Zeya, saya mau main dulu sama anak-anak"
"Kamu disini saja bantu ibu-ibu mempersiapkan makanan untuk anak-anak"
Zeya mengacungkan dua jempolnya pada Arka. Dia pun ikut bergabung bersama ibu-ibu pengurus panti untuk menyiapkan makanan.
"Mbak Zeya, makasih ya udah mau repot-repot bantuin kami" kata salah satu ibu pengurus panti
"Iya bu sama-sama, saya juga senang bisa bantu-bantu disini"
"Oh ya bu kalau boleh tahu, apa pak ehh mas Arka sering datang kemari?"
"Biasanya mas Arka datang kemari dalam satu bulan dua atau tiga kali"
"Mas Arka orangnya baik mbak, dia selalu menyumbangkan rezekinya untuk anak-anak disini"
"Kami sangat bersyukur bisa bertemu dengan mas Arka" jelasnya lagi
"Dia juga menyayangi anak-anak, makanya anak-anak begitu dekat dengannya"
Zeya hanya mengangguk-angguk mendengarkan cerita ibu itu.
Ternyata pak Arka orang yang mau membantu kesulitan orang lain
Dibalik sikapnya yang dingin ternyata masih ada sisi baik darinya
Senja pun tiba, anak-anak berkumpul untuk mengambil makanan yang telah disiapkan oleh pengurus panti. Arka dan Zeya membantu membagikan makanan pada mereka semua.
Zeya terenyuh melihat anak-anak itu. Mereka masih kecil tapi sudah berpisah dari orang tuanya. Beruntung Zeya masih memiliki ibu yang menyayanginya dan mengurusnya hingga ia dewasa.
"Mas Arka, mbak Zeya ayo kita ikut makan bersama mereka"
"Baik bu"
Arka dan Zeya pun memakan makanan panti bersama-sama.
Sungguh bahagia rasanya melihat kebersamaan ini batin Arka
Arka duduk bersama anak-anak. Dia tampak menikmati kebersamaannya. Senyum selalu tersungging dibibirnya. Beda seratus delapan puluh derajat saat di kantor.
Setelah selesai makan Zeya membantu membereskan bekas makanan tadi. Arka masih bermain dengan anak-anak.
Zeya melihat seorang gadis kecil duduk sendiri didekat taman. Dia mendekatinya dan duduk disampingnya.
"Sayang kamu kenapa disini sendirian?"
Gadis kecil itu menoleh kearahnya, dia hanya terdiam. Dari wajahnya bisa dilihat kalau dia sedang bersedih.
"Sayang, cerita sama kakak biar perasaanmu sedikit lega" bujuknya
Tiba-tiba dia memeluk Zeya.
"Dinda ingin bertemu dengan orang tua Dinda kak" tangisnya pun pecah
Kasian sekali gadis kecil ini
Dia merindukan orang tuanya, dia ingin bertemu dengan mereka
Zeya menghela nafas kemudian mengusap-usap rambutnya.
"Dinda, kalau kamu ingin bertemu sama mama papamu. Dinda cukup melakukan satu hal"
"Apa itu kak?" tanyanya pelan
"Dinda cukup berdoa, doakan orang tuamu sehat dan panjang umur supaya suatu saat nanti Dinda bisa bertemu mereka"
Si gadis kecil terdiam sejenak.
"Apa mungkin kak bisa bertemu. Mereka aja menaruhku dipanti asuhan ini, apa mereka tidak sayang sama Dinda"
"Dinda nggak boleh ngomong gitu, mereka pasti punya alasan tertentu. Dan itu bukan karena mereka tidak sayang sama kamu"
"Kamu harus percaya, mereka itu sayang sama kamu"
"Dan tidak ada yang mustahil sayang, kalau Tuhan sudah berkehendak kamu juga bisa bertemu mereka"
"Disini semua menyayangi Dinda, disini keluarga kamu juga"
"Dinda paham kan, jadi jangan sedih lagi ya"
Gadis kecil itu mengangguk-angguk sambil tersenyum.
"Sekarang kita masuk yuk"
Zeya menuntun gadis kecil itu untuk masuk kedalam kamarnya.
Dari jauh Arka memperhatikan mereka berdua. Senyum tipis menghiasi bibir Arka.
*****
Aku butuh komen dan like kalian hikssss 😥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ratnasihite
anugrah terindah yg msh mempunyai orang tua😘
2024-11-02
0
Yesi Triyanto
kaya nya bagus nih cerita nya semangat y thor
2021-12-16
1