Sore ini Arka diperbolehkan pulang kerumah oleh dokter. Kondisinya membaik setelah dirawat dua hari dirumah sakit.
Zeya masih menemani Arka. Mereka berdua dijemput oleh pak Yanto sekitar pukul lima sore hari. Didalam mobil Arka tampak sibuk dengan ponselnya. Dia sedang membalas beberapa email yang masuk.
Zeya pun hanya diam sambil melihat-lihat pemandangan dari kaca mobil. Lagi-lagi macet tak terhindarkan. Bukan Jakarta namanya kalau tidak ada kemacetan dimana-mana.
"Macet ya pak?" tanyanya
"Iya mbak, macet. Ini kan jam pulang kantor jadi ya gini"
"Ohhh"
Arka tetap diam dan fokus dengan ponsel ditangannya. Zeya yang merasa jenuh dengan kemacetan mengambil ponselnya dan memakai headset untuk mendengarkan musik kesukaannya.
Satu jam sudah mereka didalam mobil karena kemacetan jalan. Padahal biasanya jarak rumah sakit ke rumah Arka sekitar dua puluh lima menit.
Setelah sampai dirumahnya, mereka berdua masuk kerumah. Sementara pak Yanto pamit pulang kerumahnya. Zeya mengikuti Arka dari belakang.
"Bapak mau langsung istirahat dikamar?" tanyanya
"Saya mau cuci muka dulu"
"Saya lapar, kamu masakan sesuatu untuk saya"
"Oke pak"
Arka pun masuk ke kamarnya sementara Zeya kedapur. Dia melihat-lihat isi kulkas, ada ayam dan sayuran seperti kol dan wortel.
Baiklah aku masak menu yang simpel aja
Ayam goreng dan sop sayuran
Nggak perlu liat yutub lagi
Hehe
Zeya mulai membersihkan bahan makanan kemudian memasaknya.
Fyi: Zeya udah mulai bisa memasak sedikit-sedikit ya guys 🤭
Zeya tengah memotong-motong sayuran. Arka menghampirinya didapur.
"Buatkan saya teh hangat"
"Dan antar ke ruang kerja"
Zeya mengangguk mengiyakan. Arka pergi meninggalkannya didapur dan berjalan menuju ruang kerjanya.
Setelah teh hangat sudah dibuat, Zeya mengantarkan ke ruang kerjanya.
Tok tok tok
"Pak, ini teh hangatnya"
"Masuk aja, bawa kesini"
Zeya masuk keruang kerja. Arka duduk dikursi sambil menatap layar laptop didepannya. Dia tampak sibuk membaca-baca laporan kerja.
Pak Arka memang pekerja keras batin Zeya
Belum pulih aja, udah mikirin kerjaan dikantor
"Saya taruh disini ya pak" kata Zeya sambil meletakan secangkir teh hangat
"Hmmmm" jawabnya masih tetap fokus pada laptop
Kemudian Zeya meninggalkan Arka dan kembali kedapur untuk menyelesaikan masakannya.
Zeya berandai-andai, andai saat ini dia sedang memasak makanan untuk suaminya. Pasti bahagia rasanya, tapi sekarang dia sedang memasak untuk atasannya dikantor.
Udahlah Zey, jangan mikirin suami dulu
Kerja kumpulin uang untuk ibu dan Adit dikampung batinnya menyadarkan
Zeya menyicipi masakannya.
Hmmm tidak asin kayak dulu lagi
Setelah itu dia menata makanan kedalam mangkuk dan piring. Dia membawanya ke meja makan.
Zeya berjalan menuju ruang tengah. Dia menyalakan tv dan menonton acara tv. Perutnya mulai berbunyi kelaparan. Dia melihat kearah pintu ruang kerja Arka.
Pak Arka kok nggak keluar-keluar sih
Katanya lapar
Apa aku ketuk aja ya pintunya
Tok tok tok
Zeya membuka handle pintu dan melongok kedalam ruangan itu. Arka masih fokus didepan laptopnya
"Pak, makan yuk"
Arka mellihat kearah Zeya kemudian berdiri menghampirinya.
"Ayo, kamu sudah lapar ya Zey" ledeknya
"Iya, lapar banget"
"Kamu masak apa?" tanyanya
Mereka berdua berjalan menuju ruang makan.
"Masak sop sayuran sama goreng ayam"
"Asin nggak?" Arka masih meledeknya
"Cobain aja dulu pak, pasti ketagihan" balas Zeya
"Oke"
Mereka duduk dikursi makan. Zeya mengambilkan nasi beserta sayur dan lauk untuk Arka.
Arka menyendokan sop kemulutnya.
"Gimana pak, enak nggak?"
"Biasa aja"
Zeya mengerucutkan bibirnya.
"Ayo kita makan, jangan banyak bicara" katanya
Mereka berdua makan dengan lahap. Apalagi Arka dia sampai minta nambah nasi lagi.
"Uhhhh Zey, kenyang" katanya sambil memegang perutnya
"Katanya rasanya biasa aja"
"Kok sampai nambah-nambah sih" Zeya menyindirnya
"Adanya ini, mau gimana lagi"
"Udah deh pak, jujur aja masakan ku udah mulai enak kan? Haha" Zeya tertawa
Arka mendekatkan wajahnya ke wajah Zeya. Jarak wajah mereka dekat hanya sekitar lima belas senti.
"Biasa aja" katanya penuh penekanan
Zeya mengernyitkan hidungnya, bibirnya pun kembali mengerucut.
Susah baginya untuk menyenangkan hati orang lain!
Dasar es batu dari kutub utara!
"Saya, ke ruang kerja lagi. Kalau ada perlu masuk aja" katanya
Zeya hanya diam tak menyahutinya. Dia mengambil peralatan makan yang kotor dan mencucinya di westafel dapur. Sementara Arka kembali lagi keruang kerjanya.
Setelah selesai mencuci piring dan membersihkan meja dapur, Zeya kembali keruang tv. Dia tengah asyik menonton drama kesukaannya.
Waktu pun berlalu tak terasa jam menunjukan pukul delapan malam.
Zeya menguap beberapa kali. Tubuhnya lelah dia butuh istirahat. Dia melihat kearah jam dinding.
Jam delapan malam
Aku harus pulang, besok pagi aku harus masuk kantor
Zeya mengambil tasnya di sofa ruang tamu. Kemudian dia mengetuk pintu ruang kerja Arka.
Tok tok tok
"Pak, saya mau pamit"
Arka mendongak dan menatap wajah Zeya.
"Kamu mau pulang sekarang?" tanyanya
"Iya pak, ini sudah jam delapan malam"
"Besok saya harus ke kantor"
"Lalu siapa yang merawatku disini?"
"Bapak kan sudah sehat"
"Kata siapa? saya yang ngerasain kok kamu yang tahu"
"Ini kepalaku sedikit pusing, tubuhku juga sedikit lemah" katanya
"Trus saya harus menginap disini?"
"Ya kalau kamu punya rasa kasihan sama saya"
"Kalau nggak punya rasa kasihan ya udah, pulang aja nggak apa-apa" Arka pura-pura mengiba
Apa sih maksudnya pak Arka
"Ya udah kalau gitu, tapi subuh saya pulang. Soalnya saya nggak bawa baju buat kerja"
Arka menahan senyumnya.
Yes berhasil batinnya
"Kamu tidur duluan aja di kamar sebelah kamar ku Zey"
Zeya membalikan badannya hendak pergi meninggalkan Arka.
"Selamat malam Zeya" kata Arka tersenyum tipis
Zeya tak menghiraukan ucapan Arka, dia keluar ruangan dan masuk ke kamar yang Arka maksud. Matanya benar-benar ngantuk, dia butuh istirahat.
Dibukannya pintu kamar itu, kamar dengan dekorasi yang simpel tapi justru membuat suasana menjadi nyaman. Zeya berbaring diatas ranjang empuk itu.
Badannya benar-benar lelah hingga tak sadar dia tertidur dengan pulas.
Sekitar pukul sepuluh malam Arka mengetuk pintu kamar Zeya. Tak ada sahutan dari dalam. Dia pun memutuskan untuk masuk. Dia melihat Zeya terlelap dalam tidurnya.
Ditatapnya wajah polos Zeya, wajah yang sering cemberut karena dia sering membuatnya kesal. Wajah seorang gadis yang polos dan baik.
Terima kasih sudah mau merawatku kata Arka pelan terdengar seperti gumaman
Selamat malam Zeya, Have a nice dream..
Arka lalu menyelimuti tubuh Zeya dan meninggalkan kamar itu.
Tak tahu kenapa dia ingin selalu dekat dengan gadis itu. Itu alasannya kenapa dia tak memperbolehkannya untuk pulang ke kosan.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Yesi Triyanto
arka modus, jgn ketus2 ngapa arka
2021-12-16
3