Keysha POV:
Semenjak kepergian David, hariku menjadi sedikit berbeda. Ada sesuatu yang hilang dalam hidupku. Namun kami tetap saling berkabar meskipun hanya melalui pesan singkat.
Aku menatap diriku di pantulan cermin. Melukis wajahku dengan make up yang sedikit tebal. Kebiasaan yang baru bagiku. Aku menangis di malam hari dan menorehkan riasan tebal di wajahku keesokan harinya.
Tak lama kemudian, notifikasi pesan dari ponselku berbunyi. Aku menarik segaris senyum dari sudut bibirku. Dengan semangat aku meraih benda pipih itu hanya berharap bahwa pesan tersebut dari dambaan hatiku.
Namun aku salah, sapaan hangat kami di pagi hari sudah tak lagi seperti dulu. Bahkan pesan singkat yang ku kirimkan semalam pun belum mendapat respon apapun.
"Dia sedang sibuk" ucapku mensugesti diriku sendiri. Namun aku sedikit serakah, tanpa sadar pada akhirnya aku lah yang banyak menorehkan luka nantinya.
Dengan mengenakan dress berwarna cream, aku melenggang keluar kamar. Menuruni anakan tangga dan melihat sekilas ke arah meja makan yang sudah kosong.
Sejak hari itu aku tak banyak bicara pada kedua orang tuaku, terutama papa. Bahkan aku tidak pernah ikut sarapan atau pun makan malam bersama mereka.
Ku langkahkan kakiku ke garasi. Ku lihat si cantik biru milikku yang sudah lama tak ku kendarai lagi. Aku pun menaiki kendaraan roda empat itu. Mengajaknya untuk berjalan kemana pun tempat yang ingin ku tuju.
Papa memberikan sedikit kebijakan untukku. Sebuah kebebasan yang sebelumnya tak ku dapatkan dan mengaktifkan kembali kartu kreditku. Menurutku itu adalah harga yang setimpal. Selain melepaskan cintaku aku juga merelakan kehidupan masa depanku yang juga untuk memenuhi ambisi papa.
Tentu saja semua tercapai sesuai keinginannya, aku akan menikahi Kevin. Dan perusahaan itu berinvestasi dengan nilai cukup besar di perusahaan papa.
Aku memarkirkan si biru yang kemudian memasuki mall yang pernah ku kunjungi bersama David. Ya beginilah caraku jika merindukan pria itu. Mengunjungi tempat yang dimana menjadi kenangan indah kami. Menikmati setiap rindu yang menggelitik kalbuku.
"Sedang apa kau disini?" ucap suara berat membuyarkan lamunanku.
Aku pun menoleh ke belakang, ternyata dia adalah pria yang selalu menatapku dengan penuh kebencian. Yang tak lain adalah tunanganku sendiri.
Setelah kepergian David, tiga hari kemudian aku bertunangan dengan pria ini dan akan melangsungkan pernikahan kami dua minggu lagi. Pria ini selalu menatapku dengan tatapan dingin. Tentu saja karena ia pikir bahwa aku ikut andil dalam rencana papa.
"Apa kau sedang memperdulikan ku?" sahutku lembut namun terkesan kasar.
Pria itu berdecih sembari membuang mukanya. Ia pun menatapku dengan tatapan meremehkan.
"Aku hanya bertanya tapi kau sepertinya mengharapkan hal yang lebih" tukas Kevin.
"Bukankah itu hal yang wajar? kita akan menikah sebentar lagi" ucapku sembari memainkan dasi pria ini. Sikapku tak tanggung-tanggung pada Kevin karena sudah terlanjur di cap wanita murahan olehnya.
"Dasar sinting" cerca pria ini sembari menepis tanganku dengan kasar. Lagi-lagi kata andalannya keluar dari mulut sadisnya itu.
Kevin melangkah pergi meninggalkanku dengan raut wajah kesal. Aku bahkan tersenyum saat mendapati diriku dikatai seperti tadi. Ya ... Kevin benar bahwa aku adalah wanita gila.
...****************...
Setelah cukup lama berkeliling, Keysha pun memilih untuk pergi ke resto. Indah melambaikan tangannya saat melihat Keysha yang baru saja tiba.
"Kenapa kau jarang sekali berkunjung kesini" Indah melipat kedua tangannya ke depan.
"Apa kakak merindukanku?"
"Tentu saja, setelah kepergian David dan melangsungkan pertunangan, kau jarang sekali datang kemari" ujar gadis itu blak-blakan.
Keysha tersenyum sembari menahan perih dihatinya. Ia bertunangan dengan Kevin namun ia masih mendambakan seorang David agar tetap disisinya.
"Key.. maaf jika perkataanku tadi membuatmu tak nyaman" ujar Indah.
"Tidak apa-apa, Kak" sahutnya sembari menggeleng pelan.
"Tiba-tiba saja aku ingin bernyanyi di resto. Kau tidak perlu membayar ku, Kak. Akan ku lakukan secara cuma-cuma" ujar Keysha yang mencoba mengalihkan pembicaraan. Gadis itu melirik ke atas panggung, melihat pria yang tengah bernyanyi disana.
"Dasar gadis nakal. Apa kau sedang menyinggungku dengan gaya? Aku tahu jika sekarang aku tak mampu membayar honormu. Dari dandanan mu saja sudah setara dengan artis papan atas" ketus Indah.
Keysha hanya menanggapinya dengan kekehan kecil. Ia pun melangkahkan kakinya menuju ke atas panggung saat melihat pria yang tengah bernyanyi tadi turun ke bawah untuk beristirahat sejenak.
Ia mengarahkan pandangannya pada gitar yang masih setia bersandar tak berpindah tempat. Keysha pun mengambil alat musiknya dan mencari nada yang pas untuk dinyanyikan.
Jari lentiknya mulai memetik senar yang menghasilkan melodi yang indah. Keysha menarik nafasnya dan menghembuskannya secara perlahan sebelum ia memulai nyanyiannya.
Mata indah tak dapat berpaling saat suara merdu milik Keysha telah memenuhi ruangan itu. Lagu yang Keysha bawakan adalah lagu tentang dirinya. Tentang kisah cintanya yang rumit.
Namun ternyata pada akhirnya
Tak mungkin bisa ku paksa
Restunya tak berpihak
Pada kita
Mungkinkah aku meminta
Kisah kita selamanya?
Tak terlintas dalam benakku
Bila hariku tanpamu
S'gala cara t'lah kucoba
Pertahankan cinta kita
S'lalu ku titipkan dalam doaku
Tapi ku tak mampu melawan restu
Matanya terpejam, suaranya sedikit bergetar. Gadis itu terlalu tenggelam dalam nyanyiannya, dan sukses menyeret beberapa pendengar yang ada disana ikut merasakan kesedihan dalam lagu itu.
Setitik bening membasahi pipinya. Keysha tak dapat menyudahi nyanyiannya, bahu gadis itu naik turun sembari menunduk terisak.
Indah langsung berlari ke atas panggung, menutupi wajah sahabatnya itu dengan syal yang dipakainya. Ia pun menuntun Keysha untuk turun dari panggung dan membawa gadis itu ke ruangannya.
"Jika kau ingin menangis, menangis lah. Aku akan selalu meminjamkan bahuku untuk kau bersandar padaku" ujar Indah yang juga menitikkan air mata.
Tangis Keysha semakin menjadi saat Indah membawanya masuk ke dalam pelukannya. Sangat sulit untuk terlihat baik-baik saja. Semua tentang David tersimpan jelas di memori gadis itu.
Atensi keduanya teralihkan saat ponsel Keysha berdering. Dilihatnya sebuah panggilan video masuk yang tak lain adalah dari seseorang yang dirindukannya.
Keysha menghapus air matanya, memoles wajahnya lagi dengan bedak untuk menyembunyikan jejak air mata serta matanya yang sembab. Gadis itu pun sedikit berdeham untuk menormalkan suaranya. Saat Indah sudah mengacungkan ibu jarinya, memberi kode bahwa gadis itu sudah terlihat baik-baik saja. Keysha langsung mengusap layar ponselnya untuk mengangkat panggilan tersebut.
Terpampang jelas di layar ponselnya. Wajah tampan milik pria berambut gondrong itu serta senyumnya yang khas.
"Maafkan aku baru menghubungimu" ujar suara dari seberang telepon.
Keysha hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum.
"Oh ya, aku memiliki sesuatu yang ingin ku tunjukkan padamu" David pun mulai meraba sakunya. Namun tak lama kemudian jari tangannya membentuk hati.
Keysha sontak tertawa keras melihat tingkah konyol namun romantis dari David. Gadis itu ikut melipat kedua jarinya berbentuk hati.
"I love you" ucap David berbisik.
"I love you more than you think" sahut Keysha. Bukan hanya sebuah ucapan belaka, cintanya memang begitu besar untuk David.
David tersenyum mendengar ucapan Keysha, pria itu pun memberikan sebuah kecupan dari jauh untuk kekasihnya.
Setelah cukup lama berbincang, keduanya pun mengakhiri panggilan video tersebut. Indah hanya duduk disudut ruangan sembari memperhatikan dua sejoli yang tengah bercengkrama secara virtual.
"Ini adalah hari terakhir, setelah ini kami tidak akan saling berhubungan lagi" ucap Keysha dengan berat hati sembari melayangkan pandangannya pada Indah.
.
.
.
Bersambung...
Jangan lupa untuk selalu meninggalkan jejaknya berupa like, komen, serta votenya ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Ikoh Irmawan
jd nyesek nih dada,,,, kuhirup oksigen banyak2 tp tetep nyesek aja😭😭😭😭
2021-10-25
2
Gaedies Anaek Seymathawayank
mewekkkk... 😭😭😭
2021-10-24
2
Rikka Damayanti
sukses baca dari awal sampe part ini mengalir deras air mata..... semangat thor...
2021-10-24
1